skip to main content

Kesesuaian Jangkauan Pelayanan Puskesmas Terhadap Prediksi Kawasan Permukiman Kota Semarang Melalui Pemodelan Land Use/Land Cover (LULC)

*Tia Adelia Suryani orcid scopus  -  Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Indonesia
Nabilla Dina Adharina  -  Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pentingnya keterjangkauan puskesmas saat ini maupun dimasa mendatang membutuhkan analisis prediksi sekaligus evaluasi pada tahun berakhirnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar dapat digunakan sebagai masukan bagi perencanaan jangka panjang selanjutnya dalam merencanakan ketersediaan puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian jangkauan puskesmas terhadap prediksi kawasan permukiman Kota Semarang tahun 2031. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data melalui survey sekunder dari website penyedia data spasial dasar (Google Earth). Data yang digunakan adalah Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) tahun 2022 diinterpretasi untuk menghasilkan peta guna lahan. Peta Guna Lahan tahun 2022 digunakan sebagai basemap dalam uji akurasi. Lahan konservasi, jaringan jalan, dan jaringan sungai sebagai faktor penghambat serta kawasan permukiman tahun 2022 dan jaringan jalan sebagai faktor pendorong dalam pemodelan. Pemodelan menggunakan tools Molusce dalam aplikasi QGIS. Analisis kesesuaian jangkauan pelayanan puskesmas dilakukan dengan overlay peta jangkauan pelayanan puskesmas 2022 dengan peta prediksi kawasan permukiman 2031. Hasil dari penelitian menunjukkan Kota Semarang mengalami perubahan guna lahan yang beragam pada tahun 2022 hingga 2031. Kawasan permukiman yang belum terlayani oleh puskesmas terletak di Kecamatan Tugu, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Genuk, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Barat, dan Kecamatan Tembalang. Hasil penelitian menunjukkan ketidaksesuaian jangkauan pelayanan puskesmas di Kota Semarang terhadap permukiman sekitarnya tahun 2031. Penelitian ini memperkaya temuan studi sebelumnya mengenai ketidaksesuaian jangkauan pelayanan puseksmas yang tidak hanya terjadi di pusat Kota Semarang namun juga permukiman di pinggiran Kota Semarang pada tahun 2031 akibat distribusi lokasi puskesmas yang belum merata. Dengan demikian pemerintah perlu melakukan kajian mengenai alokasi lokasi puskesmas dan perbaikan kualitas puskesmas yang ada untuk rencana tata ruang tahun 2031 dengan memperhatikan tren perkembangan permukiman dibanding melakukan pembangunan Puskesmas baru. 
Fulltext View|Download
Keywords: Prediksi, Permukiman, Kesesuaian
Funding: Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung

Article Metrics:

  1. Achour, N., & Price, A. D. f. (2010). Resilience strategies of Healthcare Facilities: Present and Future. International Journal of Disaster Resilience in the Built Environment, 1(3), 264–276. https://doi.org/10.1108/17595901011080869
  2. Aguspriyanti, C. D., Nimita, F., & Deviana, D. (2020). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kekumuhan di Permukiman Pesisir Kampung Tua Tanjung Riau. Journal of Architectural Design and Development, 1(2), 176. https://doi.org/10.37253/jad.v1i2.1501
  3. Al-Hader, M., & Rodzi, A. (2009). The Smart City Infrastructure Development & Monitoring. Theoretical and Empirical Researches in Urban Management, 4(2), 87–94. https://doi.org/10.2307/24872423
  4. Anderson, J. R., Hardy, E. E., Roach, J. T., & Witmer, R. E. (1976). A Land Use and Land Cover Classification System for Use with Remote Sensor Data. Alexandria: United States Department of the Interior
  5. Attri, P., Chaudhry, S., & Sharma, S. (2015). International Journal of Current Engineering and Technology Remote Sensing & GIS Based Approaches for LULC Change Detection-A Review. International Journal of Current Engineering and Technology, 5(5), 12. Retrieved from http://inpressco.com/category/ijcet
  6. Badan Pusat Statistik Kota Semarang. (2022). Kota Semarang dalam Angka 2022
  7. Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. 58
  8. Olivia, D., Setioko, B., Pandelaki, E. E., & Korespondensi, P. (2018). Analisa Faktor Pembentuk Karakteristik Sebaran Sarana dan Prasararana Permukiman Di Wilayah Perbatasan (Studi Kasus: Kelurahan Sendang Mulyo Kota Semarang). Jurnal Teknik, 39(2), 106-113
  9. Evans, D. B., Hsu, J., & Boerma, T. (2013). Universal health coverage and universal access. Bulletin of the World Health Organization, 91(8). https://doi.org/10.2471/BLT.13.125450
  10. Gaur, S., & Singh, R. (2023). A Comprehensive Review on Land Use/Land Cover (LULC) Change Modeling for Urban Development: Current Status and Future Prospects. Sustainability, 15(2), 903. https://doi.org/10.3390/su15020903
  11. Hall, P., Hall, P., & Tewdwr-Jones, M. (2010). Urban and Regional Planning. Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203861424
  12. Peng, Q., & Afshari, H. (2014). Challenges and solutions for location of healthcare facilities. Ind Eng Manag, 3(2), 1-12
  13. Neuman, M., & Smith, S. (2010). City planning and Infrastructure: Once and Future Partners. Journal of Planning History, 9(1), 21–42. https://doi.org/10.1177/1538513209355373
  14. Ningsih, T. R. (2017). Pengaruh Keberadaan Kampus Terhadap Perubahan Fisik Kawasan di Sekitarnya (Studi Kasus: Kawasan Babarsari, Kecamatan Depok, Yogyakarta). Jurnal Pengembangan Kota, 5(2), 159-165
  15. Noor, A. M., Alegana, V. A., Gething, P. W., & Snow, R. W. (2009). A Spatial National Health Facility Database for Public Health Sector Planning in Kenya in 2008. International Journal of Health Geographics, 8(1), 13. https://doi.org/10.1186/1476-072X-8-13
  16. Nouri, M. N., Wicaksono, A. D., & Rachmawati, T. A. (2020). Dampak Pembangunan Jalan Tol Jombang-Mojokerto terhadap Alih Fungsi Lahan dan Kemandirian Pangan Jombang. Planning for Urban Region and Environment Journal (PURE), 9(3), 59-70
  17. Pemerintah Kota Semarang. (2020). siagacorona.semarangkota.go.id
  18. Pidora, D., & Pigawati, B. (2014). Keterkaitan Perkembangan Permukiman dan Perubahan Harga Lahan di Kawasan Tembalang. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 2(1), 1. https://doi.org/10.14710/jwl.2.1.1-10
  19. Pigawati, B., Yuliastuti, N., & Mardiansjah, F. H. (2019). Settlements growth and development in Semarang city centre area, Indonesia. Journal of Settlements and Spatial Planning, 10(2), 99–109. https://doi.org/10.24193/JSSP.2019.2.03
  20. Pratomoatmojo, N. A. (2014). LanduseSim Sebagai Aplikasi Pemodelan dan Simulasi Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis dalam Konteks Perencanaan Wilayah dan Kota. Seminar Nasional Cities, 69–80
  21. Rahman, S. U., & Smith, D. K. (1999). Deployment of Rural Health Facilities in a Developing Country. Journal of the Operational Research Society, 50(9), 892–902. https://doi.org/10.1057/palgrave.jors.2600795
  22. Sejati, A. W., Buchori, I., & Rudiarto, I. (2019). The Spatio-Temporal Trends of Urban Growth and Surface Urban Heat Islands Over Two Decades in the Semarang Metropolitan Region. Sustainable Cities and Society, 46, 101432. https://doi.org/10.1016/j.scs.2019.101432
  23. UU No.1. (2011). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Republik Indonesia, 136
  24. Widayanti, H. (2022). Keterjangkauan Spasial Puskesmas di Pusat Kota Semarang Menggunakan Isochrone. Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, 6(1), 54–67. https://doi.org/10.32630/sukowati.v6i1.323
  25. Yan, H., Wang, Z., & Li, J. (2014). An Integrated Model for Quantitative and Qualitative Description of Spatial Direction Relations. Journal of Spatial Science, 59(2), 191–203. https://doi.org/10.1080/14498596.2014.886533

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-30 05:36:22

No citation recorded.