Department of Sosial Anthropology, Diponegoro University, Jl. Prof. SOedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{SABDA62996, author = {Nathaniel Kurniawan and Vania Pramudita Hanjani}, title = {Pudarnya Eksistensi dan Pegeseran Nilai Jajanan Tradisional: Studi Kasus Es Gempol Pleret di Semarang}, journal = {Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan}, volume = {18}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {es gempol pleret, eksistensi, globalisasi, pergeseran nilai}, abstract = { Globalisasi telah merambah kepada semua aspek masyarakat, tidak terkecuali pada perubahan preferensi masyarakat pada sektor kuliner. Kuliner terutama pada jajanan tradisional mengalami pelunturan eksistensi yang disebabkan oleh berubahnya selera mayoritas masyarakat di suatu daerah. Hal tersebut terjadi pada es gempol pleret, sebuah jajanan pasar yang awalnya memiliki identitas budaya sebagai simbol jajanan tradisional khas Kota Semarang. Pada masa kini eksistensi es gempol pleret mulai luntur di tengah popularitas jajanan lain yang masuk ke Kota Semarang. Es gempol pleret, yang dulu populer sebagai jajanan yang menyegarkan, kini harus redup di era modern. Hal itu secara sederhana dibuktikan dengan sedikitnya pedagang es gempol pleret yang ditemui, kurang dikenalnya jajanan ini oleh para generasi muda, dan ekspansi dari jajanan ini yang tidak terlihat. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa simbolisme dalam jajanan es gempol pleret memudar, dan mengapa keberadaan jajanan ini sulit bertahan di tengah kehidupan modern di Kota Semarang. Studi ini menggunakan pendekatan interpretivisme simbolik yang dipopulerkan oleh Clifford Geertz, dengan asumsi bahwa pemahaman manusia terhadap sesuatu akan sejalan dengan makna dan nilai yang melekat pada hal tersebut. Studi ini akan didukung oleh data dari berbagai artikel dan hasil wawancara dengan beberapa penjual es gempol di Kota Semarang. }, issn = {2549-1628}, pages = {14--28} doi = {10.14710/sabda.18.2.14-28}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/view/62996} }
Refworks Citation Data :
Globalisasi telah merambah kepada semua aspek masyarakat, tidak terkecuali pada perubahan preferensi masyarakat pada sektor kuliner. Kuliner terutama pada jajanan tradisional mengalami pelunturan eksistensi yang disebabkan oleh berubahnya selera mayoritas masyarakat di suatu daerah. Hal tersebut terjadi pada es gempol pleret, sebuah jajanan pasar yang awalnya memiliki identitas budaya sebagai simbol jajanan tradisional khas Kota Semarang. Pada masa kini eksistensi es gempol pleret mulai luntur di tengah popularitas jajanan lain yang masuk ke Kota Semarang. Es gempol pleret, yang dulu populer sebagai jajanan yang menyegarkan, kini harus redup di era modern. Hal itu secara sederhana dibuktikan dengan sedikitnya pedagang es gempol pleret yang ditemui, kurang dikenalnya jajanan ini oleh para generasi muda, dan ekspansi dari jajanan ini yang tidak terlihat. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa simbolisme dalam jajanan es gempol pleret memudar, dan mengapa keberadaan jajanan ini sulit bertahan di tengah kehidupan modern di Kota Semarang. Studi ini menggunakan pendekatan interpretivisme simbolik yang dipopulerkan oleh Clifford Geertz, dengan asumsi bahwa pemahaman manusia terhadap sesuatu akan sejalan dengan makna dan nilai yang melekat pada hal tersebut. Studi ini akan didukung oleh data dari berbagai artikel dan hasil wawancara dengan beberapa penjual es gempol di Kota Semarang.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-22 02:41:05
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to SABDA: Jurnal Kajian Kebudayaan and Faculty of Humanities Diponegoro University as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc. , will be allowed only with a written permission from SABDA: Jurnal Kajian Kebudayaan and Faculty of Humanities Diponegoro University.
SABDA: Jurnal Kajian Kebudayaan and Faculty of Humanities Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JTSiskom journal are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats