skip to main content

Pudarnya Eksistensi dan Pegeseran Nilai Jajanan Tradisional: Studi Kasus Es Gempol Pleret di Semarang

*Nathaniel Kurniawan  -  Department of Sosial Anthropology, Diponegoro University, Jl. Prof. SOedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Vania Pramudita Hanjani  -  Department of Sosial Anthropology, Diponegoro University, Jl. Prof. SOedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Globalisasi telah merambah kepada semua aspek masyarakat, tidak terkecuali pada perubahan preferensi masyarakat pada sektor kuliner. Kuliner terutama pada jajanan tradisional mengalami pelunturan eksistensi yang disebabkan oleh berubahnya selera mayoritas masyarakat di suatu daerah. Hal tersebut terjadi pada es gempol pleret, sebuah jajanan pasar yang awalnya memiliki identitas budaya sebagai simbol jajanan tradisional khas Kota Semarang. Pada masa kini eksistensi es gempol pleret mulai luntur di tengah popularitas jajanan lain yang masuk ke Kota Semarang. Es gempol pleret, yang dulu populer sebagai jajanan yang menyegarkan, kini harus redup di era modern. Hal itu secara sederhana dibuktikan dengan sedikitnya pedagang es gempol pleret yang ditemui, kurang dikenalnya jajanan ini oleh para generasi muda, dan ekspansi dari jajanan ini yang tidak terlihat. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa simbolisme dalam jajanan es gempol pleret memudar, dan mengapa keberadaan jajanan ini sulit bertahan di tengah kehidupan modern di Kota Semarang. Studi ini menggunakan pendekatan interpretivisme simbolik yang dipopulerkan oleh Clifford Geertz, dengan asumsi bahwa pemahaman manusia terhadap sesuatu akan sejalan dengan makna dan nilai yang melekat pada hal tersebut. Studi ini akan didukung oleh data dari berbagai artikel dan hasil wawancara dengan beberapa penjual es gempol di Kota Semarang.

Fulltext View|Download
Keywords: es gempol pleret, eksistensi, globalisasi, pergeseran nilai

Article Metrics:

  1. Putri, R. E. (2023). Tudung Manto dalam Kajian Psikologi Lintas Budaya Simbol dan Makna Tudung Manto dalam Masyarakat Melayu Lingga dalam Kajian Psikologi Lintas Budaya. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 16480–16487. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8988
  2. Ramadani, Y., & Yelnim. (2022). AJIENG: DALAM ACARA KEMATIAN PADA MASYARAKAT HIANG, KABUPATEN KERINCI. Jurnal Pendidikan Dasar Dan Sosial Humaniora, 1(3), 465–470. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8988
  3. Sharma, K., & Kumar, R. (2020). “Saying Something of Something”: The Symbolic Anthropology of Clifford Geertz. School of Social Sciences. Jawaharlal Nehru University MA Sociology, SS 455N: Anthropological Theories
  4. Sri, U. (2018). Kuliner Sebagai Identitas Budaya: Perspektif Komunikasi Lintas Budaya. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 8(2), 36–44
  5. Taqwani, M. D. (2012). Analisis Kebudayaan Gastronomi dan Tindak Tutur dalam Kajian Pragmatik pada Film Ratatoulie. A-research. upi. edu, 55

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-05-06 10:28:33

No citation recorded.