skip to main content

PENENTUAN WAKTU AWAL PEMBERIAN ZOOPLANKTON KOPEPODA UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus Lacepède, 1802)

*Regina Melianawati  -  , Indonesia
Daniar Kusumawati  -  Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Indonesia
Ni Ketut Maha Setiawati  -  Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) merupakan komoditas perikanan laut bernilai ekonomis tinggi, sehingga kegiatan pembenihannya penting untuk dilakukan. Salah satu aspek penting dalam pembenihan adalah pemberian pakan alami berupa zooplankton. Salah satu jenis zooplankton yang diketahui berpengaruh positif dalam pembenihan ikan kerapu sunu adalah kopepoda. Namun demikian, waktu awal pemberian kopepoda yang tepat hingga saat ini belum diketahui. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu awal pemberian kopepoda yang tepat bagi larva ikan kerapu sunu. Perlakuan yang diujikan adalah pemberian kopepoda stadia naupli mulai larva umur 3 hari (A), 5 hari (B), 7 hari (C) dan pada umur 4 hari saja (D). Setiap perlakuan diulang 3 kali ulangan waktu. Penelitian dilakukan hingga sebagian besar larva telah menjadi juvenil pada umur 45 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva yang diberi pakan kopepoda lebih awal, yaitu pada umur 3 dan 5 hari cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada larva yang diberi kopepoda mulai umur 7 hari maupun yang hanya diberi pada umur 4 hari saja. Larva yang diberi kopepoda secara kontinyu juga dapat mencapai fase metamorfosis lebih cepat. Jadi, waktu awal pemberian kopepoda cenderung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu sunu meskipun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini maka pemberian kopepoda dalam pemeliharaan larva ikan kerapu sunu sebaiknya dilakukan secara kontinyu mulai larva umur 3 hari.

 

Coral trout (Plectropomus leopardus) is a marine fish which has highly economical value as prestigious seafood.  So, the cultivation of this species in hatchery should be conducted. One of the important factors in marine fish hatchery is the kind of zooplankton as the live feed during the larval stage. Previuos study indicated that copepods play a significant role in larvae rearing of coral trout. However, the right initial time to feed the larvae by copepods is still unknown. Therefore, this research was conducted  to determine the initial time of feeding copepods to coral trout larvae. The treatment tested was different initial time of feeding naupli stage copepods to larvae, that was started at 3 (A), 5 (B), 7 (C)  days after hatching, respectively and at 4 days old larvae only (D). Each treatment was performed with 3 time replications.  This study was done until mostly all of the larvae become juveniles at 45 days after hatching. The results showed that larvae on treatment (A) and (B) tended to have better growth and higher survival rate compared to larvae from treatment (C) and (D). Larvae which were fed copepods continuously also reached metamorphosis stage faster compared than the only once fed. Thus, the initial feeding time of copepods tended to influence the growth and survival rate of coral trout larvae event hough they were not statistically significant different (P> 0.05). Based on the result of  this research, feeding copepods to coral trout larvae in hatchery should be carried out continuously starting at 3 days old larvae.

Fulltext View|Download
Keywords: kopepoda; larva; ikan kerapu sunu; pertumbuhan; kelangsungan hidup; waktu awal pemberian

Article Metrics:

  1. Barroso, M.V., C.V.A. de Carvalho, R. Antoniassi, dan V.R. Cerqueira. 2013. Use of the copepod Acartia tonsa as the first live food for larvae of the fat snook Centropomus parallelus. Aquaculture. 388-391: 153-158. http://dx.doi.org/10.1016/j.aquaculture.2013.01.022
  2. Ching, F.F., Y. Nakagawa, K. Kato, dan S. Miyashita. 2016. Effects of delayed first feeding on nutritional condition of tiger grouper, Epinephelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775) larvae. Aquaculture Reports. 3: 225-228. https://doi.org/10.1016/j.aqrep.2016.04.001
  3. Effendie, M.I. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 p
  4. Febyanti, F. dan A. Syahailatua. 2008. Kebiasaan makan ikan terbang, Hirundicthys oxycephalus dan Cheilopogon cyanopterus, di perairan Selat Makassar Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 14(1): 115-122. https://doi.org/10.15578/jppi.14.1.2008.123-131
  5. Fukuhara, O. dan T. Fushimi. 1988. Fin differentiation and squamation of artificial reared grouper Epinephelus akaara. Aquaculture. 69: 379-386. https://doi.org/10.1016/0044-8486(88)90344-4
  6. Ismi, S., Wardoyo, K.M. Setiawati, J.H. Hutapea dan T. Aslianti. 2000. Penggunaan copepod Acartia sp. sebagai makanan pada pemeliharaan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 6(1): 19-23. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.6.1.2000.19-23
  7. Lópes-Alvarado, J. dan A. Kanazawa. 1994. Effect of dietary arginine levels on growth of red sea bream larvae fed diets supplemented with crystalline amino acids. Fisheries Science. 60(4): 435-439. https://doi.org/10.2331/fishsci.60.435
  8. Lubzen, E., A. Tandler dan G. Minkoff. 1989. Rotifer as food in aquaculture. Hydrobiologia. 186/187: 399-400. https://doi.org/10.1007/BF00048937
  9. Ma, Z., H. Guo, N. Zhang dan Z. Bai. 2013. State of art for larval rearing of grouper. Internl. J. of Aquacult. 3(13): 63-72. https://doi.org/10.5376/ija.2013.03.0013
  10. Mamauag, S.S., T.J. Donaldson, V.R. Pratt, dan B. McCullough. 2000. Age and size structure of the leopard coral grouper Plectropomus leopardus (Serranidae: Epinephelinae), in the live reef fish trade of the Philippines. “Proceedings 9th International Coral Reef Symposium 2”. 649-656 pp
  11. Melianawati, R., N.W.W. Astuti, dan K. Suwirya. 2012. Produksi benih kerapu sunu Plectropomus leopardus di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut. Prosiding Indoaqaua-Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 139-148
  12. Melianawati, R., N.W.W. Astuti dan K. Suwirya. 2013.The use of copepods to improve juveniles production of coral trout Plectropomus leopardus (Lacepède, 1802). Middle-East J. Sci. Res. 16(2): 237-244. https://doi.org/10.5829/idosi.mejsr.2013.16.02.11676
  13. Melianawati, R. dan N.W.W. Astuti. 2019. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva Plectropomus leopardus Lacepède, 1802 (Actinopterygii:Serranidae) dengan waktu awal pemberian pakan buatan berbeda. Jurnal Kelautan Tropis. 22(2): 181-190. https://doi.org/10.14710/jkt.v22i2.4782
  14. Olivotto, L., I. Buttino, M. Borroni, C.C. Piccinetti, M.G. Malzone, dan O. Carnevali. 2008. The use of the Mediterranean calanoid copepod Centropages typicus in Yellowtail clownfish (Amphiprion clarkii) larviculture. Aquaculture. 284: 211-216. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2008.07.057
  15. Pangkey. 2011. Kebutuhan asam lemak esensial pada ikan laut. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. 7(2): 93-102. https://doi.org/10.35800/jpkt.7.2.2011.185
  16. Park, J-M., S-J. Cho, H-I. Jo, dan K-H. Han. 2019. Morphological development of egg, larvae and juvenile in Korean shinner, Coreoleuciscus splendidus from the Ungcheon-Stream of Korea. Dev. Reprod. 23(2): 161-170. https://doi.org/10.12717/DR.2019.23.2.161
  17. Perumal, P., M. Rajkumar, dan P. Santhanam. 2009. Biochemical composition of wild copepods, Acartia spinicauda and Oithona similis, from Parangipettai coastal waters in relation to environmental parameters. Journal of Environmental Biology. 30(6): 995-1005
  18. Rønnestad, I., A. Thorsen dan R.N. Finn. 1999. Fish larval nutrition: a review of recent advances in the roles of amino acids. Aquaculture. 177: 201-216
  19. Setiawati, K.M., R. Melianawati, N.W.W. Astuti, R. Andamari, dan B. Slamet. 2016a. Pengelolaan air pada pemeliharaan larva ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Prosiding Seminar Nasional Kelautan XI. Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah, Surabaya. pp. D1-30-38
  20. Setiawati , K.M., B. Selamet, N.W.W. Astuti dan R.P. Astuti. 2016b. Pemberian kepadatan kopepoda yang berbeda pada pemeliharaan larva kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. pp. 10-13
  21. Setiawati, K.M., N.W.W. Astuti dan R. Melianawati. 2016c. Awal pemberian kopepoda sebagai pakan alami pada pemeliharaan larva kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Kumpulan makalah Seminar Nasional Biodiversitas V, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. pp. 381-389
  22. Sørensen, T.F., G. Drillet, K. Engell-Sørensen, B.W. Hansen dan H. RamLøv. 2007. Production and biochemical composition of eggs from neritic calanoid copepods reared in large outdoor tanks (Limfjord, Denmark). Aquaculture. 263: 84-96. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2006.12.001
  23. Støttrup, J.G. dan N.H. Norsker. 1997. Production and use of copepods in marine fish larviculture. Aquaculture 155: 231-247. https://doi.org/10.1016/S0044-8486(97)00120-8
  24. Subiyanto, Herimawan M.F., dan S . Rudiyanti. 2008. Analisis kebiasaan makan (food habits) larva Hypoatherina sp.di Pelawangan Timur Segara Anakan Cilacap. Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology. 3(2): 82-86. https://doi.org/10.14710/ijfst.3.2.82-86
  25. Sugama, K. dan B. Priono. 2003. Pengembangan budidaya ikan kerapu di Indonesia. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. 9(3): 20-22
  26. Sumiarsa, G.S., B. Susanto, M. Suastika dan P.T. Imanto. 2005. Pertumbuhan dan sintasan fase awal larva ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus dengan pakan alami naupli kopepoda Harpacticoid Tisbe holothuriae dan rotifer. Prosiding “Konferensi Akuakultur Indonesia, Masyarakat Akuakultur Indonesia”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. pp. 7-11
  27. Suwirya, K. 2005. Spawning and larval rearing of coral trout at Gondol. SPC Live Reef Fish Information Bull. 13: 45
  28. Suwirya, K., A. Prijono, A. Hanafi, R. Andamari, R. Melianawati, M. Marzuqi, K. Sugama, dan N.A. Giri. 2006. Pedoman teknis pembenihan ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Pusat Riset Perikanan Budidaya. 18 p
  29. Van der Meeren, T., R.E. Olsen, K. Hamre, dan H.J. Fyhn. 2008. Biochemical composition of copepods for evaluation of feed quality in production of juvenile marine fish. Aquaculture. 274: 375-397. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2007.11.041
  30. Watanabe, T. 2007. Importance of docosahexaenoic acid in marine larval fish. Journal of the World Aquaculture Society. 24(2): 152-161. https://doi.org/10.1111/j.1749-7345.1993.tb00004.x

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 04:21:21

No citation recorded.