skip to main content

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA NILA SALIN (Oreochromis niloticus) DI PERTAMBAKAN KECAMATAN TAYU (Analysis On Land Suitability Cultivation Of Saline Tilapia (Oreochromis niloticus) at The Pond in Tayu District)

*Sri Nurchayati  -  -Managemen Sumberdaya Pantai, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Haeruddin Haeruddin scopus  -  Departemen Sumberdaya Akuatik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Fajar Basuki scopus  -  Departemen Akuakultur, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sarjito Sarjito scopus  -  Departemen Akuakultur, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Nila salin (Oreochromis niloticus) adalah ikan nila yang dibudidayakan pada perairan payau dengan memanfaatkan sifat euryhaline (dapat mentoleransi perubahan salinitas dengan rentang yang lebar). Ikan ini mampu tumbuh dan berkembangbiak pada salinitas 0 – 20 ppt dan masih dapat hidup pada salinitas 35 ppt. Keunggulan ikan nila adalah pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Pembudidaya ikan di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati mulai mencoba budidaya nila salin karena kegagalan dalam budidaya udang. Lahan yang digunakan untuk budidaya nila salin di Kecamatan Tayu pada tahun 2015 seluas 2 Ha dan meningkat menjadi 582 Ha pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan budidaya nila salin di Pertambakan Kecamatan Tayu. Metode yang digunakan adalah metode survei. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan metode matcing untuk mendapatkan kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan tambak ikan nila di lokasi penelitian digolongkan pada tingkat kesesuaian kelas S3 (sesuai marginal) dengan nilai rata-rata 72,6 %. Faktor pembatas yang perlu menjadi perhatian serius adalah fluktuasi Oksigen terlarut, potensial redoks dan TSS.

 

Saline tilapia (Oreochromis niloticus) is a tilapia fish that is cultivated in brackish waters by utilizing its euryhaline properties (it can tolerate a wide range of changes in salinity). This fish is able to grow and reproduce at a salinity of 0 – 20 ppt and can still live at a salinity of 35 ppt.. The advantages of tilapia are fast growth, easy to breed, and easy to adapt to the environment. Fish cultivators in Tayu District, Pati Regency, started trying saline tilapia cultivation due to failures in shrimp cultivation. The land used for saline tilapia cultivation in Tayu District in 2015 was 2 hectares and increased to 582 hectares in 2018. This study aims to analyze the suitability of saline tilapia cultivation land in Tambakan, Tayu District. The method used is a case study survey method. Land suitability analysis was carried out using the matching method to obtain land suitability classes. The results of the suitability analysis of tilapia ponds in the research location were classified at the level of suitability for S3 class (marginally appropriate) with an average value of 72.6%. Limiting factors that need serious attention are fluctuations in dissolved oxygen, redox potential and TSS.

Fulltext View|Download
Keywords: Kesesuaian lahan; nila salin; Kecamatan Tayu

Article Metrics:

  1. Aliyas, Ndobe, S., Ya’la, Z.R., (2016) Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup ikan Nila (Oreocromis sp) yang dipelihara pada media bersalinitas. Jurnal Sain dan Teknologi Tadulako, 5(1), 19-27
  2. Anggoro, S. (2003). Evaluasi Penggunaan Plastik Sebagai Kontruksi Dasar Tambak Terhadap Peningkatan Produksi Udang Windu (Peneaus monodon) (Studi Kasus PT. Wachyuni Mandira). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang, 75 hlm
  3. Athirah, A., Mustafa, A., dan Rimmer, M.A. (2013). Perubahan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Nila (Oreocromis niloticus) di Tambak Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding Forum Inovasi Tekhnologi Akuakultur. 1065 – 1074
  4. Astuti, M.Y., Damai, A.A., dan Supono. (2017). Evaluasi Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Ikan Nila (Oreocromis niloticus) di Kawasan Pesisir Desa Kandang Besi Kecamtan Kota Agung Barat Kabupaten Tanggamus. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 5(2). 621-630
  5. Andhikari. (2003). Fertilization siol and water quality management in small scale ponds; Fertilization requirement and soil properties. J. Aquaculture Asia, 8 (4):1-8. https://doi=10.1.1.522.1148&rep=rep1&type=pdf
  6. Boyd, CE. (1990). Water quality in ponds for aquaculture. Auburn University. Alabama. 482p
  7. Boyd, CE. (2008). Pond bottom soil analyses. Global Aquaculture Advocate. US. 92P
  8. Nababan, E., Putra, I., Rusliadi. (2015). Pemeliharaan Udang Vaname (Litopeneaus vannamei) dengan Persentase
  9. Pemberian Pakan yang Berbeda. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan. 1(1) : 1-9
  10. Harsono. 2008. Hubungan sistem aliran air pada jaringan tata air dalam mendukung produktivitas lahan daerah rawa pasang surut. Jurnal Sumber Daya Air (2):125-138
  11. Hasanah, U., Haeruddin, dan Widyorini. 2018. Pengaruh Pemberian Enzim dengan Konsentrasi Berbeda Pada Ikan Nila (Oreocromis niloticus) Terhadap konsentrasi Amoniak, Nitrit, dan Sulfida dalam Media Pemeliharaan. Journal Of Maquares . 6(4), 530 – 535. https://doi.org/10.14710/marj.v6i4.21345
  12. Hendrajat, E.A., Ratnawati, E., dan Mustofa, A. (2018). Penentuan Pengaruh Kualitas Tanah dan Air Terhadap Produksi Total Tambak Polikultur Udang Vaname dan Ikan Bandeng di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur Melalui Aplikasi Analisis Jalur . Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 1 (1), 179 – 195. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i1.21675
  13. Istiqomah, D.A., Suminto dan Hermanto, D. (2018). Efek Pergantian Air Dengan Persentase Berbeda Terhadap Kelulushidupan, Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Benih Monosex Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal of Aquaculture Management and Technology., 7(1): 46 – 54
  14. Lestari, N.A.A., Diantari, R., Efendi, E. (2015) Penurunan Fosfat Pada Sistem Resirkulasi dengan Penambahan Filter yang Berbeda. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(2), 367-374
  15. Patty, S.I., Arfah, H., Abdul, M.S., (2015). Zat Hara (Fosfat, nitrat), Oksigen Terlarut dan pH Kaitannya dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1(1), 43-50. https://doi.org/10.35800/jplt.3.1.2015.9575
  16. Prabukusuma, AS. (2016). Pengujian Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan. Laporan Kajian Teknis Budidaya Perikanan Untuk Rehabilitasi Tambak Kabupaten Pati. Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. 15 hlm
  17. Supono. (2015). Manajemen Lingkungan untuk Akuakultur. Plantaxia. Yogyakarta. 114 hlm
  18. Suwoyo, H.S., Undu, M.C., Makmur. (2014). Laju Sedimentasidan Karakteristik Sedimen Tambak Super Intensif Udang Vanname (Litopenaeus vannamei). Prosising Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Vol 1 327-338
  19. Tarigan, M.S., Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Jurnal Makara, Sains 7(3), 109-119. https://doi.org/10.7454/mss.v7i3.362
  20. Yuliati, P., Kadarini, T., Rusmaedi, nFN, & Subandiyah, S. (2017). Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) di Kolam. Jurnal Iktiologi Indonesia, 3(2), 63-66. https://doi.org/10.32491/jii.v3i2.259

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-24 19:44:17

No citation recorded.