skip to main content

STUDI KUALITAS AIR UNTUK PERIKANAN TANGKAP DI MUARA – MUARA SUNGAI DI TELUK BANTEN

*Sugiarti Sugiarti orcid  -  Research Center for Limnology Indonesian Institute of Sciences, Indonesia
Denalis Rohaningsih  -  Research Center for Limnology and Water Resources, Indonesia
Agus Waluyo  -  Research Center for Limnology and Water Resources, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Muara - muara sungai di Teluk Banten merupakan daerah penangkapan ikan diantaranya adalah muara sungai Cibanten, Wadas, Cengkok dan Pamong. Aktivitas manusia yang padat di muara - muara sungai tersebut dapat mengancam kondisi perairan dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas perairan di muara  - muara sungai di Teluk Banten apakah sesuai dengan kondisi ideal untuk kehidupan biota ikan. Penelitian dilakukan di muara sungai Cibanten, Wadas, Cengkok dan Pamong. Pengukuran kualitas air dilakukan  pada bulan April 2021 dan hasilnya dibandingkan dengan hasil penelitian di bulan Mei, Juli dan Oktober tahun 2013. Contoh air diambil secara komposit dari permukaan, kedalaman sechi dan dasar perairan. Analisis kualitas air yang dilakukan adalah parameter suhu air, pH, oksigen terlarut, kapasitas oksidasi reduksi, kekeruhan, Total Padatan Terlarut, Total Padatan Tersuspensi, Salinitas, N-NO2, N-NO3, N-NH4, P-PO4, Total N, Total P, Logam Fe, Cr dan Pb serta klorofil -a. Hasil analisis yang didapat dibandingkan dengan baku mutu air laut.  Hasil analisis umumnya masih memenuhi baku mutu kecuali beberapa parameter seperti TSS dan kondisinya sama seperti tahun 2013. Hal ini harus menjadi perhatian serius untuk diatasi agar perikanan tangkap di muara – muara sungai di Teluk Banten tetap lestari.

Fulltext
Keywords: kualitas air; perikanan; muara sungai; Teluk Banten
Funding: COREMAP-CTI-2021-2022 under contract 17/A/DK/2021

Article Metrics:

  1. Alkhatib M, Jennerjahn TC dan Samiaji J. (2007). Biogeochemistry of the Dumai River Estuary, Sumatra, Indonesia, a Tropical Blackwater River. Limnol. Oceanogr., 52(6): 2410-2417
  2. Albaret J, Simmier M, Darboe FS, Ecoutin J,, Rafray J, dan Morais LT. (2004). Fish Diversity and Distribution in the Gambia Estuary, West Africa., in Relation to Environmental Variables. Aquat. Living Resour. 17: 35-46
  3. American Public Health Association (APHA). (2012). Standard Methods for Examination of Water and Waste Water 22nd edition. Washington DC (US): American Public Health Association (APHA) ) - American Water Works Association (AWWA) – Water Environment Federation (WEF)
  4. Akoma OC. (2008). Phytoplankton and Nutrient Dynamics of a Tropical Estuarine System, Imo River Estuary, Nigeria. African Research Review. 2(2):253-264
  5. Baran E. (2000). Biodiversity of Estuarine Fish Faunas in West Africa.Naga, The ICLARM Quarterly. 23(4): 4-9
  6. Bergan BA, Barlett M dan Paul US. (2002). Structure and Seasonal Dynamics of Larval Fish in the Caete´ River Estuary in North Brazil. Estuarine, Coastal and Shelf Science. (54):193–206
  7. Boyd CE. (1988). Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Alabama [US]. Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station
  8. Farkan, M.,D. Djokosetiyanto, R. S. Widjaja, Kholil dan Widiatmaka. (2017). Kesesuaian Lahan Tambak Budi Daya Udang Dengan Faktor Pembatas Kualitas Air, Tanah Dan Infrastruktur Di Teluk Banten Indonesia. J. Segara Vol.13 No.1: 1-8
  9. Gumilar AD. (2012). Kajian Stok Dan Analisis Ketidakpastian Sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus furcosis Valenciennos 1830) Di Perairan Teluk Banten yang Didaratkan Di PPN Karangantu[skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
  10. Kementrian Negara Lingkungan Hidup. (2003). Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
  11. Kementrian Negara Lingkungan Hidup. (2004). Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
  12. Khalifa MA, Kamal MM, Adiwilaga EM dan Sunuddin A. (2014). Preliminary Study on the Distribution of Irrawaddy Dolphin, Orcaella brevirostris, in Banten Bay. Open Journal of Marine Sciences. 04(04): 338 – 343. doi: 10.4236/ojms.2014.44030
  13. Purbani D, Sukrisno B, Mustikasari E, Kusumah G, Solihuddin. (2010). Optimalisasi Data Fisik Perairan untuk Kajian kelimpahan dan Jenis Ikan di Teluk Banten. Jakarta [ID]: Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan
  14. Sari F.N.I. (2012). Analisis Bioekonomi Untuk Pemanfaatan Sumber Daya Rajungan (Portunus pelagicus) di Teluk Banten Kabupaten Serang, Provinsi Banten. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
  15. Suwandana E, Kawamura K, Soeyanto E. (2011). Assesment of the Heavy Metals and Nutrients Status in the Seawater, Sediment and Seagrass in Banten Bay, Indonesia and Their Distributional Patterns. Journal of Fisheries International. 6(1):18-25
  16. Tarigan, M.S. dan Edward. (2003). Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid ) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains. 7(3): 109-119
  17. Tobing ISL. (2009). Kondisi Perairan Pantai Sekitar Merak, Banten Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis Benthos. VIS VITALIS. 2(2):31-40
  18. Yusniah, A. dan A. Munandar. (2017). Potensi Pesisir Utara Banten Sebagai Penghasil Garam. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah.Volume 1 Nomor 1: 71 – 86

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-10-12 04:08:41

No citation recorded.