skip to main content

PELATIHAN DAN PENGENALAN ORIGAMI JEPANG PADA ANAK-ANAK TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN AL MADINATUL HADI PONDOK MAJAPAHIT 2 MRANGGEN

*Nur Hastuti  -  Japanese Language and Culture Departement, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia
Budi Mulyadi  -  Japanese Language and Culture Departement, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

 

Jepang merupakan negara yang kaya akan budaya tradisioalnya. Masyarakat Jepang tetap melestarikan budayanya meskipun kehidupannya sudah modern. Salah satu budaya Jepang yang masih dilestarikan dan masih ada sampai sekarang adalah origami. Origami adalah seni melipat kertas. Origami berasal dari bahasa Jepang "ori" yang memiliki arti lipatan dan "kami" yang berati kertas. Origami diperkenalkan di Tiongkok pada abad pertama yaitu tahun 105 oleh orang Tiongkok yang bernama Ts’ai Lun. Adapun Pada tahun 610 Masehi, seorang biksu Buddha bernama Donch (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang untuk memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Dalam perkembangannya origami telah menjadi begitu identik dengan budaya Jepang yang diwariskan secara turun-temurun dari masa ke masa.  Origami  terutama berkembang dengan menggunakan kertas asli Jepang yang disebut  washi. Saat ini origami  telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari budaya orang Jepang. Terutama dalam upacara adat keagamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.

 

Kata kunci :  Jepang, origami, Shinto, washi

 

ABSTRACT

 

 

Japan is a country rich in traditional culture. Japanese people still preserve their culture even though their lives are modern. One of the Japanese culture that is still preserved and still exists today is origami. Origami is the art of paper folding. Origami comes from the Japanese "ori" which means fold and "kami" which means paper. Origami was introduced in China in the first century, namely in 105 by a Chinese named Ts'ai Lun. Meanwhile, in 610 AD, a Buddhist monk named Donch (Dokyo) who came from Goguryeo (Korean peninsula) came to Japan to introduce how to make paper and ink. In its development, origami has become synonymous with Japanese culture which has been passed down from generation to generation from time to time. Origami is mainly developed using the original Japanese paper called washi. Nowadays origami has become something that cannot be separated from Japanese culture. Especially in traditional Shinto religious ceremonies which are still maintained until now.

 

Keywords: Japan, origami, Shinto, washi

 



Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (13MB)    Indexing metadata
 Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (13MB)    Indexing metadata

Article Metrics:

  1. Afifah R, Fia. 2021. 7 Manfaat Origami, Yuk Ajarkan kepada Anak Kecil. Diunduhdari https://www.orami.co.id/magazine/origami ( 4 November 2022)
  2. Hanna, Yomi.2017. Asal Usul Origami, Seni Melipat Kertas. Diunduhdari https://bobo.grid.id/read/08675206/asal-usul-origami-seni-melipat-kertas (5November 2022)
  3. Surya,Gempita.2021. Sejarah Origami, Seni melipat Kertas Dari Jepang. Diunduhdari https://www.kompas.tv/article/165586/sejarah-origami-seni-melipat-kertas-dari-jepang (30 Oktober 2022)
  4. https://www.e-urnal.com/2014/03/sejarah-origami.html

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-23 14:59:06

No citation recorded.