skip to main content

PEMBAHARUAN HUKUM MELALUI PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG PAYUNG OTONOMI DAERAH UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

*Kadek Cahya Susila Wibawa orcid scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Perubahan Pasal 18 UUDNRI 1945 membawa konsekuensi perubahan paradigma penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia. Secara tersirat amanat UUDNRI 1945 Indonesia menganut otonomi asimetris. Dalam perjalanan ketatanegaraan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai dasar hukum penyelenggaraan otonomi dinilai masih belum memenuhi nafas otonomi dalam UUDNRI 1945. Persoalan lain yang muncul terkait belum terakomodasinya undang-undang payung sebagai dasar hukum utama di bawah UUDNRI 1945 terkait kebijakan otonomi asimetris. Pembaharuan hukum otonomi daerah melalui pembentukan undang-undang payung otonomi daerah merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjamin kesejahteraan sosial. Konstruksi ideal undang-undang payung otonomi daerah, bahwa pengaturannya bersifat umum (lex generalis); menganut prinsip-prinsip yang sejalan dengan Pasal 18 UUDNRI 1945; titik berat otonomi sebaiknya bersifat dinamis dan konstruktif; serta pembentukan Badan Otonomi Daerah yang bertugas untuk membantu Presiden di bidang penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Fulltext View|Download
Keywords: Pembaharuan Hukum; Otonomi Daerah; Undang-Undang Payung; Kesejahteraan Sosial

Article Metrics:

  1. Aziz, Nyimas Latifah Letty. “Otonomi Desa Dan Efektivitas Dana Desa.” Jurnal Penelitian Politik 13, no. 2 (2016): 193–211. doi: 10.14203/JPP.V13I2.575
  2. Fatmawati, Nur Ika. “Desentralisasi Asimetris, Alternatif Bagi Masa Depan Pembagian Kewenangan Di Indonesia.” Madani Jurnal Politik Dan Sosial 10, no. 3 (2018): 73–85
  3. Hidayat, Arif, and Zaenal Arifin. “Politik Hukum Legislasi Sebagai Socio-Equilibrium Di Indonesia.” Jurnal Ius Constituendum 4, no. 2 (2019): 147–59. doi: 10.26623/jic.v4i2.1654
  4. Latif, Abdul, and Hasbi Ali. Politik Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013
  5. Madubun, Jusuf, and Haedar Akib. “The Prototype Model of Asymmetric Decentralization in Providing Public Services to the Island Areas.” Mediterranean Journal of Social Sciences 8, no. 2 (2017): 209–17. doi: 10.5901/mjss.2017.v8n2p209
  6. Mahfuz, Abdul Latif. “Faktor Yang Mempengaruhi Politik Hukum Dalam Suatu Pembentukan Undang-Undang.” Jurnal Kepastian Hukum Dan Keadilan 1, no. 1 (2019): 43–57
  7. Mahi, B. Raksaka. “Indonesian Decentralization: Evaluation, Recent Movement and Future Perspectives.” Journal of Indonesian Economy and Business 31, no. 1 (2016): 119. doi: 10.22146/jieb.23567
  8. Moisiu, Aleksander. “Decentralization and the Increased Autonomy in Local Governments.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 109 (2014): 459–63. doi: 10.1016/j.sbspro.2013.12.490
  9. Mulyosudarmo, Soewoto. Pembaharuan Ketatanegaraan Melalui Perubahan Konstitusi. Malang: Penerbit Asosiasi Pengajar HTN dan HAN Jawa Timur bekerja sama dengan In-TRANS, 2012
  10. Pratama, Andhika Yudha. “Pelaksanaan Desentralisasi Asimetris Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah Di Era Demokrasi.” Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Volume 10 (2015): 6–7
  11. Ramesh, M. “Decentralization in Asia: Survey.” Policy and Society 32, no. 1 (2013): 1–5. doi: 10.1016/j.polsoc.2013.02.004
  12. Roy, Subir Kumar. “The Principle Of Sustainable Development, Human Rights And Good Governance.” Brawijaya Law Journal 3, no. 2 (2017): 200–220
  13. Sukmana, Oman. “Konsep Dan Desain Negara Kesejahteraan (Welfare State).” Jurnal Sosial Politik 2, no. 1 (2017): 103. doi: 10.22219/sospol.v2i1.4759
  14. Surkati, Ahmad. “Otonomi Daerah Sebagai Instrumen Pertumbuhan Kesejahteraan Dan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah.” Mimbar XXVIII, no. 1 (2012): 39–46
  15. Tauda, Gunawan A. “Desain Desentralisasi Asimetris Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.” Administrative Law & Governance Journal 1, no. November (2018): 413–35
  16. Titik Tri Wulantutik. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara. Cetakan II. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012
  17. Wibawa, Kadek Cahya Susila. “Penegasan Politik Hukum Desentralisasi Asimetris Dalam Rangka Menata Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah Di Indonesia.” Administrative Law and Governance Journal 2, no. 3 (2019): 400–412. doi: 10.14710/alj.v2i3.400-412
  18. ———. “Urgensi Keterbukaan Informasi Dalam Pelayanan Publik Sebagai Upaya Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.” Administrative Law & Governance Journal 2, no. 2 (2019): 218–34. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/view/5080/2694
  19. Wijayanti, W. “Eksistensi Undang-Undang Sebagai Produk Hukum Dalam Pemenuhan Keadilan Bagi Rakyat (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/Puu-X/2012).” Jurnal Konstitusi 10, no. 1 (2013): 179–204. doi: 10.31078/jk

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-21 17:13:30

No citation recorded.