skip to main content

Analisis Wacana Kritis: Pesan Belasungkawa sebagai Wacana Politik Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

*Hadi Hidayat  -  Department of Japanese Literature, Hasanuddin University, Indonesia
Kasmawati Kasmawati orcid publons  -  Department of Japanese Literature, Hasanuddin University, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2022 HUMANIKA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini menganalisis skematik wacana dan diksi pada pesan belasungkawa Perdana Menteri Jepang yang ditujukan kepada Presiden Republik Kenya, Perancis dan Republik Indonesia. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan skematik wacana dan diksi pada pesan belasungkawa Perdana Menteri Jepang yang ditujukan kepada Presiden Republik Kenya, Perancis, dan Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan analisis wacana kritis model Teun van Dijk yang mencakup struktur mikro khususnya skematik dan diksi. Temuan penelitian ini adalah pertama, penghasil teks melalui skematik wacana, menunjukkan bahwa pesan belasungkawa yang ditujukan kepada Presiden Republik Kenya memiliki isi pesan yang lebih banyak berkenaan dengan aksi teror yang terjadi, dibanding pesan yang ditujukan kepada Presiden Perancis dan Presiden Republik Indonesia, dan kedua, diksi yang dipilih oleh penghasil teks memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini sangat berkaitan dengan konteks situasi dan hubungan sosial-politik penghasil teks dengan ketiga negara tersebut.

Fulltext View|Download
Keywords: skematik; diksi; pesan belasungkawa; analisis wacana kritis

Article Metrics:

  1. Al-Manduriy, Shahibul Muttaqien. (2021). Condolence Strategy Used by Facebook User to Respond Obituary News. Rainbow. Vol. 10, No. 1
  2. Birch, D. (1996). Critical Linguistics as Cultural Process. Dalam Anang Santoso (Ed.), Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa. Bandung: CV Mandar Maju
  3. Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
  4. Chino, Naoko. (1991). Partikel Penting Bahasa Jepang. Terjemahan oleh Nasir Ramli. 2006. Bekasi Timur: Kesaint Blanc
  5. Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya
  6. Eriyanto. (2012). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis
  7. Hidayat, Hadi. (2014). Pemanfaatan Fitur Metafora dalam Teks Pidato Politik Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri Jepang Ke-96: Analisis Wacana Kritis. Metalingua. Vol. 12, No. 2
  8. Mahsun, M.S. (2001). Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Press
  9. Matsuura, Kenji. (2005). Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  10. Martin, James. 2015. Situating Speech: A Rhetorical Approach to Political Strategy. Sage Journals of Political Studies, 63(1), 25-42. https://doi.org/10.1111/1467-9248.12039
  11. Muzakkir, Hadi Hidayat. (2014). Analisis Wacana Kritis Pada Pidato Politik Shinzo Abe Sebagai Perdana Menteri Ke-96. Tesis. Universitas Padjadjaran: Fakultas Ilmu Budaya
  12. Nelson, Andrew N. (1962). The Modern Reader’s Japanese-English Character Dictionary. Terjemahan oleh Tim Redaksi Kesaint Blanc. 2011. Jakarta: Kesaint Blanc
  13. Rosliana, Lina dan Mahardika I, Fajar P. (2020). Micro Structure in Shinzo Abe’s Policy Speech at the 195th Assembly Meeting (Critical Discourse of Teun A. van Dijk). Izumi. Vol. 9, No. 1
  14. Santoso, Anang. 2012. Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa. Bandung: CV Mandar Maju
  15. van Dijk, Teun A. (1997). “Discourse as Interaction in Society”. Dalam Teun A. van Dijk (ed.), Discourse as Social Interaction: Discourse Studies A Multidisciplinary Introduction, Vol.2. Penyadur Eriyanto Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS
  16. Wareing, Shan. 1999. Language and Politics. Dalam Linda Thomas dan Shan Wareing (Ed.). 1999. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan. Penerjemah Sunoto., Susanto, Gatot., Suyitno, Imam., Suwarna., Sudjalil., Suroso, Eko., Halidjah, Siti., Darmanto, dan Nuria. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-23 16:34:47

No citation recorded.