skip to main content

Analisis Aspek Ekologi Penatakelolaan Minawisata Bahari di Kepulauan Spermonde Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI, Jl. Urip Sumoharjo Kampus II Km.06 , Makassar 90231 Telp (0411) 446940, Email: muh_kasnir@yahoo.co.id

Received: 12 Feb 2012; Published: 12 Feb 2012.

Citation Format:
Abstract

Pemanfaatan berbagai kegiatan di perairan Kepulauan  Spermonde menyebabkan   kerusakan ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek ekologi penatakelolaan pengembangan minawisata bahari. Penelitian dilaksanakan Maret-Agustus 2010 di Kepulauan Spermonde, yaitu pada Pulau Sapuli, P. Satando, P. Saugi, P. Cambang-cambang, P. Salemo, P. Sakoala, P. Sabangko, P.   Sagara, P. Sabutung, dan Gusung Torajae.  Penentuan stasiun didasarkan atas hasil citra satelit, jenis data yaitu;  kualitas air terdiri dari Suhu, salinitas, pH, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, dan substrat, DO, Fosfat dan nitrat. Kondisi penutupan karang menggunakan metode line intercept transect.  Hubungan antara karakteristik lingkungan perairan dengan ekosistem menggunakan Correspondence Analysis. Hasil diperoleh bahwa kondisi tutupan karang hidup dalam kategori rusak buruk hingga baik, kondisi kualitas air masih memungkinkan dilakukan untuk berbagai pemanfaatan, sedangkan hubungan karakteristik lingkungan peraira dengan kondisi terumbu karang ditemukan dua ciri kelompok, Luasan  peruntukan minawisata bahari diperoleh luasan yaitu wisata pantai 29,39 ha, wisata bahari 742,47 ha, karamba jaring apung 2.438,27 ha, budidaya rumput 136,98 ha dan perikanan karang di bagian luar perairan P. Sapuli, dan Gusung Torajae.

Kata kunci: Ekologi, penatakelolaan dan minawisata bahari

 

Diverse activities in Spermonde Islands cause serious damage on coral reef and seagrass ecosystems.  This research was aimed to study several aspects of marine ecology Marine fishery tourism development. The research was conducted from March to August 2010 at Spermonde Islands i.e. Sapuli, Satando, Saugi, Cambang-cambang, Salemo, Sakoala, Sabangko, Sagara, Sabutung and Gusung Torajae. The research stations were determined based on results of satellite images.  Data types were namely the quality of water temperature, salinity, pH, brightness, depth, flow velocity, and substrate, DO, phosphate and nitrate. The condition of coral            cover was determined by using line intercept transect. The relationship between characteristic ecosystems of aquatic environment was studied by using Correspondence Analysis. Results showed that the condition of live coral cover in the category of damaged bad to good, condition of water quality is still possible to do for various uses, while the relationship of environmental characteristics with the condition of coral reefs  found two features of the group, acquired the marine area of allocation Marine fishery tourism, tourist beach area of 29.39 ha, 742.47 ha of marine tourism, floating nets 2438.27 ha, 136.98 ha of grass cultivation and fisheries on the outer reef waters P. Sapuli, and Gusung Torajae

Key words: Ecology, governance, marine fishery tourism

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-18 07:29:57

No citation recorded.