skip to main content

Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima)pasta Kepadatan Berbeda

1Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

2Autore Pearl Culture, Lombok NTB, Indonesia

Received: 19 Nov 2010; Published: 22 Nov 2010.

Citation Format:
Abstract

Tiram mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu sumber daya laut yang berpotensi ekonomi tinggi tetapi persediaannya dad alam tidak sebanding dengan pesatnya kebutuhan pasar untuk produk ini, sehingga populasi tiram mutiara makin menipis dan harganya pun terus meningkat. Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan usaha budidaya dan padat penebaran adalah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan usaha budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tiram mutiara pada kepadatan yang berbeda serta lokasi budidaya yang paling baik. Penelitian ini diiaksanakan pada Agustus - Oktober 2005 di Teluk Sopenihi, Kabupaten Dompu, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Rancangan Acak Lengkap pola faktorial diterapkan pada penelitian ini. Perlakuan yang diberikan adalah A, kepadatan pada keranjang pemeliharan (Al:  8 ind/keranjang, A2 : 16 ind/keranjang; A3 .- 24 ind/keranjang) dan perlakuan B, lokasi pemeliharaan (stasiun) (Bl .- di luar teluk, B2 : di mulut teluk dan B3 : di dalam teluk). Materiyangdigunakan adalah tiram mutiara P. maxima dengan ukuran ± Won. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perlakuan kepadatan 8 ind/keranjang pada stasiun 3 memberikan hasil yang paling tinggi, dengan nilai laju pertumbuhan spesifik sebesar 0.291 % per had dan pertambahan panjang sebesar 0.93 cm. Sedangkan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan kepadatan 24 pada stasiun 2 dengan nilai laju pertumbuhan spesifik sebesar 0.128 % per had dan pertambahan panjang sebesar 0.42 cm. Kepadatan individu pada keranjang pemeliharaan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik (SGR) tiram mutiara (p = 0.002) sedangkan stasiun dan interaksi keduanya tidak memiliki pengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik tiram mutiara (P.maxima) (p - 0.492). 

Kata kunci: Kerang mutiara, Pinctada maxima, kepadatan, pertumbuhan spesifik (SCR)

The Silver-lip pearl oyster Pinctada maxima has a high economic value. Wild stock of the pearl oyster is very
rare resulted in severe losses of productivity due to mortality and growth reductions in many pearl farming
sites, even among the successful. The study aims to know the growth of Silver-lip pearl oyster P. maxima at
different stocking densities and the most suitable site for pearl farming. This research is conducted at Sopenihi
Bay, Dompu, Sumbawa, NTB on August - October 2005. The method used in this research was the experimental
method using completely randomized design with pattern factorial. Growths of silver-lip pearl oysters, P.
maxima, were examined at three stocking densities (A1: 8 ind/pocket; A2: 16 ind/pocket and A3: 24 ind/
pocket) and site location (of B1: outside the bay, B2: entrance of the bay and B3: inside the bay). Best
growth measured as shell length (DVM) was shown at a stocking density of 8 ind/pocket inside the bay
(treatment A1B3) with 0.93 cm for 29 days and best specific growth rate (SGR) was recorded at a stocking
density of 8 ind/pocket inside the bay (treatment A1B3) with 0.291 % each day, which was significantly
higher than the other densities tested. The lowest growth measured and specific growth rate was shown at a
stocking density of 24 ind/pocket at the entrance of the bay (treatment A3B2) with 0.42 cm for 29 days and
0.128 % each day. The growth of silver-lip pearl oyster was influenced by stocking density (P = 0.002). There
was no influence of site location and both interaction to specific growth rate (SGR) of P. maxima (p = 0.492).

Key words: Pearl Oyster, Pinctada maxima, stocking density, specific growth rate (SGR)

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-18 03:18:17

No citation recorded.