1Mayor Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. , Indonesia
2Jl. Agatis No. 1, Bogor, Indonesia. 16680, Indonesia
3Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. , Indonesia
4 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
5 Jl. Agatis No. 1, Bogor, Indonesia. 16680
BibTex Citation Data :
@article{IK.IJMS7170, author = {Acta Withamana and Indra Jaya and Totok Hestirianoto}, title = {Rancang Bangun Instrumen Sistem Buoy Menggunakan A-Wsn Protokol Zigbee Untuk Pengamatan Ekosistem Pesisir (Development of Buoy System Instrument using A-WSN ZigBee Protocol for Coastal Ecosystem Monitoring)}, journal = {ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences}, volume = {18}, number = {4}, year = {2013}, keywords = {}, abstract = { Luasnya perairan dan lingkungan laut yang tidak bersahabat menimbulkan tantangan tersendiri untuk diobservasi. Aktivitas o bservasi secara konvensional di laut , yang menggunakan kapal sebagai wahana bergerak, membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien untuk memperoleh resolusi spasial dan temporal yang diinginkan. Buoy tertambat telah lama digunakan sebagai salah satu pilihan untuk aktivitas observasi laut. Namun ukuran yang besar dari rancangan buoy yang ada pada umumnya tidak cocok untuk pengamatan ekosistem pesisir. Perkembangan teknologi semikonduktor yang pesat melahirkan konsep wireless sensor network (WSN). Komunikasi protokol ZigBee memiliki kelebihan penggunaan energi yang efisien dan kemudahan pemasangan. Riset ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen buoy tertambat dan menguji apakah WSN dapat diaplikasikan di wilayah pesisir. Buoy tertambat yang dikembangkan memiliki kinerja yang baik dan stabil sebagai wahana instrumen. Kinerja jaringan ZigBee menunjukan tingkat keberhasilan pengiriman data sebesar 100% pada uji coba statis. Menggunakan empat buah baterai NiMH, instrumen ini dapat bekerja selama kurang lebih 39 jam untuk coordinator dan router, serta 89 jam untuk end device. Pengujian di lapangan menunjukan hasil terburuk sebesar 84.94% keberhasilan pengiriman data pada E1, dan hasil terbaik sebesar 100% keberhasilan pengiriman data pada R1 dan E3. Data suhu permukaan laut yang diterima juga dapat menggambarkan sebaran suhu permukaan di Pulau Panggang. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa Instrumen Sistem Buoy Menggunakan A-Wsn Protokol Zigbee sangat berpotensi untuk digunakan dalam pengamatan ekosistem pesisir. Kata kunci: instrumen, buoy tertambat, ZigBee, suhu permukaan laut , observasi pesisir Ocean observation has become a challenge due to its vast and rough condition. The conventional observation, for example using ship as a mobile platform, is very expensive and inefficient to obtain desired spatial and temporal resolution of sampling. Mooring buoy has been used as one of the options to carry out the task. However the big dimension in the existing buoy system is not suitable for coastal ecosystem monitoring. Rapid development in semiconductor technology has brought wireless sensor network (WSN). ZigBee communication protocol has the advantage of energy efficient and ease of implementation. This research was conducted to developing mooring buoy platform as well as analyzes the possibility of WSN to be implemented in coastal environment. The test on performance of developed mooring buoy was good and stable as the platform of instrument. The network performance of ZigBee radio gave 100% data transmitting and receiving success ratio in the static test. Using four Ni-MH batteries, the instrument can be operated for roughly 39 hours for coordinator and router, and 89 hours for end device. The sea field test shows that the worst is 84.94% success ratio on E1 and the greatest is 100% success ratio on R1 and E3. The received temperature data also accurate to describe the distribution of sea surface temperature at Panggang Island. Results of this study suggest that application of Buoy System instrument using ZigBee-WSN protocol has the potential to be used in the observation activities of coastal ecosystems. Keywords : m ooring buoy, instrument, WSN, ZigBee , coastal observation }, issn = {2406-7598}, pages = {179--185} doi = {10.14710/ik.ijms.18.4.179-185}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijms/article/view/7170} }
Refworks Citation Data :
Luasnya perairan dan lingkungan laut yang tidak bersahabat menimbulkan tantangan tersendiri untuk diobservasi. Aktivitas observasi secara konvensional di laut, yang menggunakan kapal sebagai wahana bergerak, membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien untuk memperoleh resolusi spasial dan temporal yang diinginkan. Buoy tertambat telah lama digunakan sebagai salah satu pilihan untuk aktivitas observasi laut. Namun ukuran yang besar dari rancangan buoy yang ada pada umumnya tidak cocok untuk pengamatan ekosistem pesisir. Perkembangan teknologi semikonduktor yang pesat melahirkan konsep wireless sensor network (WSN). Komunikasi protokol ZigBee memiliki kelebihan penggunaan energi yang efisien dan kemudahan pemasangan. Riset ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen buoy tertambat dan menguji apakah WSN dapat diaplikasikan di wilayah pesisir. Buoy tertambat yang dikembangkan memiliki kinerja yang baik dan stabil sebagai wahana instrumen. Kinerja jaringan ZigBee menunjukan tingkat keberhasilan pengiriman data sebesar 100% pada uji coba statis. Menggunakan empat buah baterai NiMH, instrumen ini dapat bekerja selama kurang lebih 39 jam untuk coordinator dan router, serta 89 jam untuk end device. Pengujian di lapangan menunjukan hasil terburuk sebesar 84.94% keberhasilan pengiriman data pada E1, dan hasil terbaik sebesar 100% keberhasilan pengiriman data pada R1 dan E3. Data suhu permukaan laut yang diterima juga dapat menggambarkan sebaran suhu permukaan di Pulau Panggang. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa Instrumen Sistem Buoy Menggunakan A-Wsn Protokol Zigbee sangat berpotensi untuk digunakan dalam pengamatan ekosistem pesisir.
Kata kunci: instrumen, buoy tertambat, ZigBee, suhu permukaan laut, observasi pesisir
Ocean observation has become a challenge due to its vast and rough condition. The conventional observation, for example using ship as a mobile platform, is very expensive and inefficient to obtain desired spatial and temporal resolution of sampling. Mooring buoy has been used as one of the options to carry out the task. However the big dimension in the existing buoy system is not suitable for coastal ecosystem monitoring. Rapid development in semiconductor technology has brought wireless sensor network (WSN). ZigBee communication protocol has the advantage of energy efficient and ease of implementation. This research was conducted to developing mooring buoy platform as well as analyzes the possibility of WSN to be implemented in coastal environment. The test on performance of developed mooring buoy was good and stable as the platform of instrument. The network performance of ZigBee radio gave 100% data transmitting and receiving success ratio in the static test. Using four Ni-MH batteries, the instrument can be operated for roughly 39 hours for coordinator and router, and 89 hours for end device. The sea field test shows that the worst is 84.94% success ratio on E1 and the greatest is 100% success ratio on R1 and E3. The received temperature data also accurate to describe the distribution of sea surface temperature at Panggang Island. Results of this study suggest that application of Buoy System instrument using ZigBee-WSN protocol has the potential to be used in the observation activities of coastal ecosystems.
Keywords: mooring buoy, instrument, WSN, ZigBee, coastal observation
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 06:06:32
Copy this form and after filling it, please send it to ijms@live.undip.ac.id:
COPYRIGHT TRANSFER STATEMENT
When this article is accepted for publication, its copyright is transferred to ILMU KELAUTAN Indonesian Journal of Marine Sciences, UNDIP. The copyright transfer covers the non exclusive right to reproduce and distribute the article, including reprints, translations, photographic reproductions, microform, electronic form (offline, online) or any other reproductions of similar nature.
The author warrants that this article is original and that the author has full power to publish. The author signs for and accepts responsibility for releasing this material on behalf of any and all co-authors. In regard to all kind of plagiarism in this manuscript, if any, only the author(s) will take full responsibility. If the article is based on or part of student’s skripsi, thesis or dissertation, the student needs to sign as his/her agreement that his/her works is going to be published.
Title of article :...........................................................................................................................Name of Author(s) :...........................................................................................................................Author’s signature :...........................................................................................................................Date :...........................................................................................................................
View My Stats