1Universitas Udayana, Indonesia
2Universitas Udayana, Denpasar 80225
BibTex Citation Data :
@article{JIL17582, author = {I Gede Rai Temaja and GN Alit Wirya and Ni Puspawati and Muhammad Nulzaen}, title = {Pengendalian Penyakit Layu Stewart Pada Tanaman Jagung yang Ramah Lingkungan dengan Rizobakteri}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {16}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {jagung; Pantoea; rizobakteri; perendaman kecambah; keamanan lingkungan}, abstract = { ABSTRA K Penyakit layu stewart telah menimbulkan masalah besar bagi negara produsen jagung. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pantoea stewartii subsp. s tewartii ini pertama kali dilaporkan keberadaannya pada tanaman jagung di Bali yaitu pada tahun 2017. Kejadian penyakit baru pada komoditas penting seperti jagung, sangat urgen untuk dicarikan solusi pengendaliannya. Menyusun strategi pengendalian penyakit, harus mengacu pada pertanian berkelanjutan dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keamanan lingkungan, kesehatan petani dan konsumen. Alternatif pengendalian yang yang merupakan tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan rhizobakteria sebagai penginduksi ketahanan tanaman terhadap penyakit layu stewart. Penelitian rumah kaca dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial dilakukan untuk menguji potensi rizobakteri sebagai agens penginduksi ketahanan tanaman jagung. Penelitian menggunakan dua faktor yaitu isolat rizobakteri (isolat TLKC, isolat CgBd dan tanpa isolat rizobakteri yaitu menggunakan air steril sebagai kontrol) dan cara apilkasinya (perendaman kecambah, perendaman akar bibit, dan penyiraman bibit). Variabel yang diamati adalah keparahan penyakit, pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun), hasil (panjang dan berat tongkol per tanaman), total fenol dan kandungan asam salisilat. Perlakuan isolat rizobakteri CgBd yang diaplikasikan melalui perendaman kecambah merupakan perlakuan terbaik, karena memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak, dan produksi yaitu panjang dan berat tongkol yang tertinggi; dan keparahan penyakit terendah. Rendahnya keparahan penyakit karena tanaman jagung memiliki ketahanan yang meningkat terhadap penyakit layu stewart. Indikator peningkatan ketahanan jagung terhadap penyakit layu stewart adalah peningkatan kandungan total fenol dan asam salisilat. Penelitian menyimpulkan bahwa rizobakteri isolat CgBd dan TLKC mampu berperan sebagai agens penginduksi ketahanan sistemik dan sekaligus sebagai pemacu pertumbuhan tanaman; dan cara aplikasi rizobakteri yang terbaik adalah melalui perendaman kecambah jagung pada suspensi rizobakteri. Kata kunci : jagung, Pantoea, rizobakteri, perendaman kecambah, keamanan lingkungan ABSTRA CT Stewart wilt disease has caused major problems for corn producing countries. Disease caused by Pantoea stewartii subsp. stewartii was first reported its existence on corn plants in Bali, in 2017. The incidence of new diseases on essential commodities such as corn, it is very urgent to look for its control solutions. Devise strategies for disease control, it should refer to sustainable agriculture by considering the balance and the environmental security, the health of farmers and consumers. An alternative control which is the purpose of this research is the utilization of rhizobakteria as inducers of plant resistance to stewart wilt disease. Greenhouse studies was designed using a randomized block design (RBD) with factorial pattern was conducted to test the potential rhizobakteria as inducer agents of plant resistance. The study was used two factors, namely: rizobakteri isolates (TLKC isolate, CgBd isolate and without rizobakteri isolates i.e. using sterile water as a control) and the way applications (soaking of sprouts, soaking of seedling root and watering the seeds). The variables measured were disease severity, plant growth (plant height and number of leaves), productions (length and weight of cobs per plant), phenols total and salicylic acid contents. Treatment of CgBd isolate applied trough sprouts soaking was the best treatment. It was giving the effects on plant growth, namely: the highest plant height and leaves number; production that were the highest of length and weight of cobs per plant; and the lowest disease severity. The low level of disease severity because the corn plants had increased resistance to stewart wilt disease. The indicator of increased corn resistance to stewart wilt disease was an increase in total content of phenols and salicylic acid. The study concluded that CgBd and TLKC rizobakteri isolates able to act as inducer agent of systemic resistance as well as plant growth promoters; and the best way of rizobakteri isolates application was through sprouts soaking on rizobakteri suspension. Keywords : corn, Pantoea, rhizobakteria, sprouts soaking, environmental security Citation : Temaja, I G. R.M., Wirya, G.N.A.S., Puspawati, N.M. dan Nulzaen. M.I. (2018). Pengendalian Penyakit Layu Stewart Pada Tanaman Jagung yang Ramah Lingkungan dengan Rizobakteri. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 44-48, doi:10.14710/jil.16.1.44-48}, pages = {44--48} doi = {10.14710/jil.16.1.44-48}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/17582} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Penyakit layu stewart telah menimbulkan masalah besar bagi negara produsen jagung. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pantoea stewartii subsp. stewartii ini pertama kali dilaporkan keberadaannya pada tanaman jagung di Bali yaitu pada tahun 2017. Kejadian penyakit baru pada komoditas penting seperti jagung, sangat urgen untuk dicarikan solusi pengendaliannya. Menyusun strategi pengendalian penyakit, harus mengacu pada pertanian berkelanjutan dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keamanan lingkungan, kesehatan petani dan konsumen. Alternatif pengendalian yang yang merupakan tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan rhizobakteria sebagai penginduksi ketahanan tanaman terhadap penyakit layu stewart. Penelitian rumah kaca dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial dilakukan untuk menguji potensi rizobakteri sebagai agens penginduksi ketahanan tanaman jagung. Penelitian menggunakan dua faktor yaitu isolat rizobakteri (isolat TLKC, isolat CgBd dan tanpa isolat rizobakteri yaitu menggunakan air steril sebagai kontrol) dan cara apilkasinya (perendaman kecambah, perendaman akar bibit, dan penyiraman bibit). Variabel yang diamati adalah keparahan penyakit, pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun), hasil (panjang dan berat tongkol per tanaman), total fenol dan kandungan asam salisilat. Perlakuan isolat rizobakteri CgBd yang diaplikasikan melalui perendaman kecambah merupakan perlakuan terbaik, karena memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak, dan produksi yaitu panjang dan berat tongkol yang tertinggi; dan keparahan penyakit terendah. Rendahnya keparahan penyakit karena tanaman jagung memiliki ketahanan yang meningkat terhadap penyakit layu stewart. Indikator peningkatan ketahanan jagung terhadap penyakit layu stewart adalah peningkatan kandungan total fenol dan asam salisilat. Penelitian menyimpulkan bahwa rizobakteri isolat CgBd dan TLKC mampu berperan sebagai agens penginduksi ketahanan sistemik dan sekaligus sebagai pemacu pertumbuhan tanaman; dan cara aplikasi rizobakteri yang terbaik adalah melalui perendaman kecambah jagung pada suspensi rizobakteri.
Kata kunci: jagung, Pantoea, rizobakteri, perendaman kecambah, keamanan lingkungan
ABSTRACT
Stewart wilt disease has caused major problems for corn producing countries. Disease caused by Pantoea stewartii subsp. stewartii was first reported its existence on corn plants in Bali, in 2017. The incidence of new diseases on essential commodities such as corn, it is very urgent to look for its control solutions. Devise strategies for disease control, it should refer to sustainable agriculture by considering the balance and the environmental security, the health of farmers and consumers. An alternative control which is the purpose of this research is the utilization of rhizobakteria as inducers of plant resistance to stewart wilt disease. Greenhouse studies was designed using a randomized block design (RBD) with factorial pattern was conducted to test the potential rhizobakteria as inducer agents of plant resistance. The study was used two factors, namely: rizobakteri isolates (TLKC isolate, CgBd isolate and without rizobakteri isolates i.e. using sterile water as a control) and the way applications (soaking of sprouts, soaking of seedling root and watering the seeds). The variables measured were disease severity, plant growth (plant height and number of leaves), productions (length and weight of cobs per plant), phenols total and salicylic acid contents. Treatment of CgBd isolate applied trough sprouts soaking was the best treatment. It was giving the effects on plant growth, namely: the highest plant height and leaves number; production that were the highest of length and weight of cobs per plant; and the lowest disease severity. The low level of disease severity because the corn plants had increased resistance to stewart wilt disease. The indicator of increased corn resistance to stewart wilt disease was an increase in total content of phenols and salicylic acid. The study concluded that CgBd and TLKC rizobakteri isolates able to act as inducer agent of systemic resistance as well as plant growth promoters; and the best way of rizobakteri isolates application was through sprouts soaking on rizobakteri suspension.
Keywords: corn, Pantoea, rhizobakteria, sprouts soaking, environmental security
Article Metrics:
Last update:
Effectiveness of endo-rhizobacteria as growth promoters and biological control of moler disease in shallots (Allium ascalonicum L.)
Last update: 2024-11-04 08:07:05
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.