1Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Jl. Imam Bardjo SH. No.5. Semarang, 50238, Indonesia
2Jurusan Ilmu Kelautan UNDIP Semarang, Indonesia
3PSIL Undip Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL2089, author = {Tri Yuni Atmojo and Tony Bachtiar and Ocky Karna Radjasa and Agus Sabdono}, title = {EKSISTENSI KOPROSTANOL DAN BAKTERI COLIFORM PADA LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI, MUARA, DAN PANTAI DI JEPARA PADA MONSUN TIMUR}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {9}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {}, abstract = { Limbah domestik merupakan salah satu sumber utama pencemaran di perairan pantai pada negara yang sedang berkembang, namun kurang mendapatkan perhatian serius dibandingkan dengan pencemaran oleh industri. Dengan terus meningkatnya aktivitas manusia di wilayah pesisir dan kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih bagi kesehatan, estetika dan alasan ekologis lainnya, deteksi tentang kontaminasi limbah menjadi penting untuk diketahui secara lebih baik. Selama ini indikator kontaminasi limbah domestik ditentukan berdasarkan jumlah mikroorganisme intestinal khususnya kelompok bakteri coliform. Koprostanol diusulkan sebagai alternatif indikator limbah domestik, sehingga diperlukan kajian eksistensi koprostanol untuk persyaratan kelayakannya sebagai indikator, serta bakteri coliform sebagai pembanding.Penelitian dilakukan lingkungan sungai, muara dan pantai di sungai Ciliwung Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa koprostanol dapat terdeteksi pada sedimen dan tidak terdeteksi pada kolom air. Eksistensi koprostanol didapatkan nilai tertinggi pada lingkungan perairan sungai (5,81μg/g) dibandingkan muara (5,63μg/g), dan pantai (2,93μg/g). Bakteri total coliform terdeteksi pada kolom air maupun sedimen pada lingkungan perairan sungai (2,8 x 10 4 - 4,3 x 10 4 ) sel/100 ml, muara (0 - 4 x 10 3 ) sel/100 ml, dan tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai, sementara fecal coliform terdeteksi di lingkungan perairan sungai (2 x 10 4 - 4,3 x 10 4 ) sel/100 ml, dan muara (0 - 4 x 10 4 sel/100 ml), namun tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai. }, pages = {10--17} doi = {10.14710/jil.9.1.10-17}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/2089} }
Refworks Citation Data :
Limbah domestik merupakan salah satu sumber utama pencemaran di perairan pantai pada negara yang sedang berkembang, namun kurang mendapatkan perhatian serius dibandingkan dengan pencemaran oleh industri. Dengan terus meningkatnya aktivitas manusia di wilayah pesisir dan kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih bagi kesehatan, estetika dan alasan ekologis lainnya, deteksi tentang kontaminasi limbah menjadi penting untuk diketahui secara lebih baik. Selama ini indikator kontaminasi limbah domestik ditentukan berdasarkan jumlah mikroorganisme intestinal khususnya kelompok bakteri coliform. Koprostanol diusulkan sebagai alternatif indikator limbah domestik, sehingga diperlukan kajian eksistensi koprostanol untuk persyaratan kelayakannya sebagai indikator, serta bakteri coliform sebagai pembanding.Penelitian dilakukan lingkungan sungai, muara dan pantai di sungai Ciliwung Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa koprostanol dapat terdeteksi pada sedimen dan tidak terdeteksi pada kolom air. Eksistensi koprostanol didapatkan nilai tertinggi pada lingkungan perairan sungai (5,81μg/g) dibandingkan muara (5,63μg/g), dan pantai (2,93μg/g). Bakteri total coliform terdeteksi pada kolom air maupun sedimen pada lingkungan perairan sungai (2,8 x 104 - 4,3 x 104) sel/100 ml, muara (0 - 4 x 103) sel/100 ml, dan tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai, sementara fecal coliform terdeteksi di lingkungan perairan sungai (2 x 104 - 4,3 x 104 ) sel/100 ml, dan muara (0 - 4 x 104 sel/100 ml), namun tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-05 01:08:08
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.