Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - LIPI, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL33145, author = {Marsya Rugebregt and Caleb Matuanakotta and Mr. Syafrizal}, title = {Keanekaragaman Jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Perairan Teluk Ambon}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {18}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {Lamun, Keanekaragaman, Tutupan lamun, Kualitas air, Teluk Ambon}, abstract = { Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologi sebagai habitat, tempat pemijahan, pengasuhan, pembesaran, dan mencari makanan dari berbagai biota. Berkembangnya kegiatan manusia di wilayah pesisir khususnya di perairan Teluk Ambon seperti pariwisata, pemukiman, dan aktivitas lainnya berpengaruh terhadap ekosistem lamun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan persentase tutupan, serta kualitas air di ekosistem lamun Teluk Ambon. Penelitian dilakukan pada bulan September 2019 di Teluk Ambon pada tujuh stasiun yaitu Tanjung Tiram, Halong, Galala, Lateri, Passo, Waiheru, dan Tawiri. Data diperoleh menggunakan teknik transek dengan mengadopsi protocol dari UNESCO pada ekositem lamun yang kontinu atau koleksi bebas pada vegetasi lamun. Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika (suhu dan salinitas) dan parameter kimia (pH, DO, nitrat, silikat dan fosfat. Suhu, salinitas, pH, dan Do diukur secara in situ dengan menggunakan Water Quality Checker WTW 3430 Set F. Sampel air dianalisa pada laboratorium Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Ambon menggunakan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh terdapat enam jenis lamun yang ditemukan di Teluk Ambon yaitu Enhalus acroides , Thalassia hemprichii , Halophila ovalis , Halophila minor , Cymonocea rotundata , dan Halodule pinifolia. Persentase tutupan lamun stasiun Galala : E. acroides (34,41%), T. hemprichii (28,37%), H. ovalis (1,40 %) dan H . pinifolia (35.81%); Halong : E. acroides (29,42%), T. hemprichii (7,95%), H. ovalis (1,77 %), C. rotundata (10.58%) dan H. pinifolia (35.81%); Tj. Tiram : E. acroides (41.51%), T. hemprichii (52,72%), H. ovalis (0,61 %) dan H. pinifolia (5.16%); Lateri : E. acroides (76.25%) dan T. hemprichii (52,72%); Passo : H. minor (100%); Waiheru : E. acroides (100%); Tawiri H. ovalis (46,45%) dan H. pinifolia (53.55%). Suhu perairan lebih rendah dari suhu optimum. Salinitas perairan dan DO masih dalam bakumutu yang diperolehkan. Berdasarkan nilai pH maka perairan Teluk Ambon tergolong perairan tidak produktif. Kadar fosfat dan nitrat lebih tinggi dari baku mutu berdasarkan KMNLH 2004. ABSTRA CT The seagrass ecosystem has ecological function as a habitat, spawning, nurturing, growing, and foraging for food from various biota. Developing activities in the coastal area in the Ambon Bay waters, such as activities, settlements, and other activities that affect the seagrass ecosystem. The research objective was to determine the diversity of types and proportions of cover, and water quality in the Ambon Bay seagrass ecosystem. The research was conducted in September 2019 in Ambon Bay at seven stations namely Tanjung Tiram, Halong, Galala, Lateri, Passo, Waiheru, and Tawiri. Data were obtained using the transect technique with UNESCO protocol on continuous seagrass ecosystem or free collection of seagrass vegetation. Water quality parameters measured include physical parameters (temperature and salinity) and chemical parameters (pH, DO, nitrates, silicates, and phosphates. Temperature, salinity, pH, and measured in situ using Water Quality Checker WTW 3430 Set F. Air analysis The results obtained were six types of seagrass found in Ambon Bay, namely Enhalus acroides , Thalassia hemprichii , Halophila ovalis , Halophila minor , Cymonocea rotundata , and Halodule pinifolia . Percentage of seagrass station coverage of Galala : E. acroides (34,41%), T. hemprichii (28,37%), H. ovalis (1,40%) and H. pinifolia (35,81%); Halong: E. acroides (29,42 %)), T. hemprichii (7,95%), H. ovalis (1,77%), C. rotundata (10,58%), and H. pinifolia (35,81%); Tj. Oysters: E. acroides (41,51%), T. hemprichii (52,72%), H. ovalis (0,61%) and H. pinifolia (5,16%); Lateri: E. acroides (76,25%) and T. hemprichii (52,72%); Passo: H. minor (100%); Waiheru: E. acroides (100%); Tawiri; H. ovalis (46,45%) and H. pinifolia (53,55%). The water temperature is lower than the optimal temperature. The salinity of the waters and DO are still in the quality obtained. Based on the pH value, the waters of Ambon Bay are classified as non-productive waters. Phosphate and nitrate levels were higher than the quality standard based on KMNLH 2004. }, pages = {589--594} doi = {10.14710/jil.18.3.589-594}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/33145} }
Refworks Citation Data :
Ekosistem lamun memiliki fungsi ekologi sebagai habitat, tempat pemijahan, pengasuhan, pembesaran, dan mencari makanan dari berbagai biota. Berkembangnya kegiatan manusia di wilayah pesisir khususnya di perairan Teluk Ambon seperti pariwisata, pemukiman, dan aktivitas lainnya berpengaruh terhadap ekosistem lamun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan persentase tutupan, serta kualitas air di ekosistem lamun Teluk Ambon. Penelitian dilakukan pada bulan September 2019 di Teluk Ambon pada tujuh stasiun yaitu Tanjung Tiram, Halong, Galala, Lateri, Passo, Waiheru, dan Tawiri. Data diperoleh menggunakan teknik transek dengan mengadopsi protocol dari UNESCO pada ekositem lamun yang kontinu atau koleksi bebas pada vegetasi lamun. Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika (suhu dan salinitas) dan parameter kimia (pH, DO, nitrat, silikat dan fosfat. Suhu, salinitas, pH, dan Do diukur secara in situ dengan menggunakan Water Quality Checker WTW 3430 Set F. Sampel air dianalisa pada laboratorium Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Ambon menggunakan metode spektrofotometri. Hasil yang diperoleh terdapat enam jenis lamun yang ditemukan di Teluk Ambon yaitu Enhalus acroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halophila minor, Cymonocea rotundata, dan Halodule pinifolia. Persentase tutupan lamun stasiun Galala : E. acroides (34,41%), T. hemprichii (28,37%), H. ovalis (1,40 %) dan H. pinifolia (35.81%); Halong : E. acroides (29,42%), T. hemprichii (7,95%), H. ovalis (1,77 %), C. rotundata (10.58%) dan H. pinifolia (35.81%); Tj. Tiram : E. acroides (41.51%), T. hemprichii (52,72%), H. ovalis (0,61 %) dan H. pinifolia (5.16%); Lateri : E. acroides (76.25%) dan T. hemprichii (52,72%); Passo : H. minor (100%); Waiheru : E. acroides (100%); Tawiri H. ovalis (46,45%) dan H. pinifolia (53.55%). Suhu perairan lebih rendah dari suhu optimum. Salinitas perairan dan DO masih dalam bakumutu yang diperolehkan. Berdasarkan nilai pH maka perairan Teluk Ambon tergolong perairan tidak produktif. Kadar fosfat dan nitrat lebih tinggi dari baku mutu berdasarkan KMNLH 2004.
ABSTRACT
The seagrass ecosystem has ecological function as a habitat, spawning, nurturing, growing, and foraging for food from various biota. Developing activities in the coastal area in the Ambon Bay waters, such as activities, settlements, and other activities that affect the seagrass ecosystem. The research objective was to determine the diversity of types and proportions of cover, and water quality in the Ambon Bay seagrass ecosystem. The research was conducted in September 2019 in Ambon Bay at seven stations namely Tanjung Tiram, Halong, Galala, Lateri, Passo, Waiheru, and Tawiri. Data were obtained using the transect technique with UNESCO protocol on continuous seagrass ecosystem or free collection of seagrass vegetation. Water quality parameters measured include physical parameters (temperature and salinity) and chemical parameters (pH, DO, nitrates, silicates, and phosphates. Temperature, salinity, pH, and measured in situ using Water Quality Checker WTW 3430 Set F. Air analysis The results obtained were six types of seagrass found in Ambon Bay, namely Enhalus acroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halophila minor, Cymonocea rotundata, and Halodule pinifolia. Percentage of seagrass station coverage of Galala : E. acroides (34,41%), T. hemprichii (28,37%), H. ovalis (1,40%) and H. pinifolia (35,81%); Halong: E. acroides (29,42 %)), T. hemprichii (7,95%), H. ovalis (1,77%), C. rotundata (10,58%), and H. pinifolia (35,81%); Tj. Oysters: E. acroides (41,51%), T. hemprichii (52,72%), H. ovalis (0,61%) and H. pinifolia (5,16%); Lateri: E. acroides (76,25%) and T. hemprichii (52,72%); Passo: H. minor (100%); Waiheru: E. acroides (100%); Tawiri; H. ovalis (46,45%) and H. pinifolia (53,55%). The water temperature is lower than the optimal temperature. The salinity of the waters and DO are still in the quality obtained. Based on the pH value, the waters of Ambon Bay are classified as non-productive waters. Phosphate and nitrate levels were higher than the quality standard based on KMNLH 2004.
Article Metrics:
Last update:
The potential of seagrass ecosystems in Waai and Liang coastal waters on Ambon Island as carbon storage sites
Last update: 2024-11-21 01:42:00
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.