skip to main content

Dampak Perluasan Lahan Tambak Terhadap Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Ekosistem Mangrove

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kesehatan, Pertanian dan Kelautan, Universitas Muhammadiyah Palopo, Indonesia

Received: 30 Dec 2021; Revised: 9 Mar 2022; Accepted: 11 Mar 2022; Available online: 22 Mar 2022; Published: 5 Jul 2022.
Editor(s): H. Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Pengalihan fungsi lahan mangrove menjadi tambak masyarakat telah menyebabkan proses abrasi dan sedimentasi yang cukup parah, sehingga diduga menyebabkan kontaminasi terhadap keberadaan biota pada lahan tersebut salah satunya yaitu organisme benthos. Berdasarkan kajian literatur terjadi kenaikan luasan tambak di kota Palopo dari 815 ha pada tahun 2005 menjadi 1.566 ha di tahun 2019. Kenaikan luasan tambak tersebut dapat memberikan dampak terhadap kelestarian ekosistem mangrove dan biota-biota yang berasosiasi dengan lahan mangrove khususnya organisme benthos. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi keanekaragaman organisme benthos yang berada pada ekosistem mangrove yang telah diubah menjadi area tambak di Kota Palopo. Lokasi pengamatan  terbagi dalam satu kawasan ekosistem mangrove yang telah di konversi menjadi lahan tambak dan satu kawasan ekosistem mangrove yang tidak dikonversi menjadi lahan mangrove (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan nilai keanekaragaman lebih tinggi di peroleh pada lokasi kontrol dibandingkan dengan lokasi tambak. Lokasi kontrol memiliki nilai keanekargaman 1,315 dan lokasi tambak  nilai 0,223.

ABSTRACT

The conversion of the function of mangrove land into community ponds has caused a process of abrasion and sedimentation that is quite severe, so it is suspected that it causes contamination of the presence of biota on the land, one of which is benthic organisms. Based on a literature review, there was an increase in the area of ponds in the city of Palopo from 815 ha in 2005 to 1,566 ha in 2019. The increase in pond area can have an impact on the sustainability of the mangrove ecosystem and the biota associated with mangrove land, especially benthic organisms. The purpose of this study was to determine the condition of benthos biodiversity in the mangrove ecosystem that has been converted into a pond area in Palopo City. The observation location is divided into one mangrove ecosystem area that has been converted into pond land and one mangrove ecosystem area that has not been converted to mangrove land (control). The results showed that higher diversity values were obtained at the control location compared to the pond location. The control location has a diversity value of 1.315 and the location of the pond has a value of 0.223.

Fulltext View|Download
Keywords: Benthos; Mangrove Ecosystem; Pond Land; Diversity; Sedimentation

Article Metrics:

  1. Arief AMP. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
  2. Barnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoology, 5th Edition. W. B. Saunder Company. Philadelphia. London
  3. Bengen, D.G. 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL- IPB, Bogor
  4. Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta
  5. Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia jilid I dan jilid II (Indonesia Shell). PT. Sarana, Jakarta. Cummins. 1975. Indikator Makrozoobenthos. PT. TKCM. Tangerang
  6. Ernawati, SK., A. Niartiningsih., M.N. Nessa., & S.B.A. Omar. 2013. Suksesi Makrozoobentos Di Hutan Mangrove Alami dan Rehabilitasi Di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Bionature. 14(1), 49-60
  7. Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta
  8. Hasri, K., H. Basri., & Indra. 2013. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Nilai Ekosistem Mangrove Di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. 3(1),396-405
  9. Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. Yogyakarta
  10. Karminarsih, E. 2007. Pemanfaatan Ekosistem Mangrove bagi Minimasi Dampak Bencana di Wilayah Pesisir. JMHT,13(3) 182-187
  11. Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
  12. Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Andi, Yogyakarta
  13. Kumar, A. 2014. Diversity of macrozoobenthos in the selected reach of River Narmada (Central Zone). Barkatullah University. India
  14. Kurniawan, D. 2008. Regresi Linier. Austria: ISBN
  15. Legendre, L. and P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Elseveir Scienific Publishing Company. New York
  16. Mayasari, I. 2011. Keanekaragaman Makrozoobentos di Ekosistem Mangrove Iboih Sabang Provinsi Aceh. Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh
  17. Muhammad, F., M. Izzati., & M.A Mukid. 2017. Makrobenthos Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Tambak Di Pantai Utara Jawa Tengah. Jurnal Bioma, 19(1),38-46
  18. Nurfajrin, A.R & Keukeu, K.R. 2018. Keanekaragaman hayati makrozoobenthos di kawasan mangrove Bulaksetra dan Batukaras, Pangandaran, Jawa Barat. Prossiding Seminar Nasional Masyarakat Biodeversity Indonesia. 4(2), 248-253
  19. Nurrachmi, I. dan Marwan. 2012. Kandungan Bahan Organik Sedimen dan Kelimpahan Makrozoobenthos sebagai Indikator Pencemaran Perairan Pantai Tanjung Uban Kepulauan Riau. LIPI Universitas Riau. Pekanbaru
  20. Nybakken. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta
  21. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  22. Pratiwi, R. 2010. Asosiasi Krustasea di ekosistem padang lamun perairan Teluk Lampung. Ilmu kelautan: Indonesian Journal of Marine Sciences, Vol 15(2), 66-76
  23. Ramena, G.O., C.E.V. Wuisang., & F.O.P. Siregar. 2020. Pengaruh Aktivitas Masyarakat Terhadap Ekosistem Mangrove Di Kecamatan Mananggu. Jurnal Spasial. 7.(3). ISSN 2442-3262
  24. Rani, C. 1998. Studi Ekologi Komunitas Makrobentos pada Hutan Bakau Rakyat di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang
  25. Sambu, A.H., I. Sribianti., & A. Chadijah. 2018. Model Pengelolaan Mangrove Berbasis Ekologi Dan Ekonomi. Makassar. Inti Mediatama
  26. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  27. Supono. 2015. Manajemen Lingkungan untuk Akuakultur. Yogyakarta. Plantaxia
  28. Susantri,. A.S. Wartaman,. & Suharyanto. 2019. Kajian Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Peran Kota Palopo Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Seminar Nasional Pembangunan Wilayah Dan Kota Berkelanjutan. Palopo
  29. Sudarja Y. 1987. Komposisi Kelimpahan dan Penyebaran mangrove dari Hulu ke Hilir Berdasarkan Gradien Kedalaman di Situ Lentik, Dermaga. Kab Bogor. Fakultas Perikanan. IPB, Bogor
  30. Ukkas M. 2009. Kajian Aspek Bioekologi Vegetasi Mangrove Alami dan Hasil Rehabilitasi di Kecamatan Keera Kab Wajo Sulawesi Selatan. Hibah Penelitian. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-03-27 08:17:48

No citation recorded.