skip to main content

Analisa Kesesuaian Bintan Mangrove sebagai Obyek Wisata dan Model Tata Kelola Ekowisata Mangrove Berkelanjutan

1Program Studi D4 Pengelolaan Perhotelan, Politeknik Bintan Cakrawala, Indonesia, Indonesia

2Program Studi D3 Perjalanan Wisata, Politeknik Bintan Cakrawala, Indonesia, Indonesia

Received: 15 Mar 2024; Revised: 20 May 2024; Accepted: 21 May 2024; Available online: 11 Nov 2024; Published: 11 Nov 2024.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesesuaian sumber daya yang ada di Bintan Mangrove yang dikelola oleh perusahaan swasta, untuk tujuan ekowisata mangrove, dan identifikasi model pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan dengan mendasarkan pada kelestarian lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran indeks kesesuaian wisata dengan lima parameter yaitu ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, pasang surut dan biota. Tahap selanjutnya melakukan wawancara mendalam terhadap narasumber kunci dari stakeholders. Hasil pengukuran IKW menunjukkan angka 2,88 dari total skor 3,0 yang berarti Bintan Mangrove sangat sesuai dimanfaatkan sebagai obyek ekowisata. Dari lima parameter tersebut, pasang surut air laut memiliki skor terendah yaitu 2 dengan rata-rata 1,5 meter. Capaian ini tidak terlepas dari tata kelola dan kebijakan dari perusahaan yang menaruh salah satu prioritas pada isu lingkungan hidup, tidak sekedar berorientasi pada keuntungan semata. Pengelola kawasan Bintan Mangrove secara sistematis dan terencana menetapkan kebijakan operasional ekowisata mangrove secara detail, dengan memperhatikan seluruh aspek bagi keberlangsungan masa mendatang. Inilah bentuk komitmen, tanggungjawab serta kontribusi perusahaan swasta bagi pelestarian lingkungan hidup yang terinternalisasi dalam prioritas dan program kerja. Praktek ini dapat menjadi model bagaimana peran sektor bisnis mampu menjadi bagian dalam pariwisata berkelanjutan.

Fulltext View|Download
Keywords: Bintan Mangrove; ekowisata; indeks kesesuaian wisata; pariwisata berkelanjutan; lingkungan hidup

Article Metrics:

  1. Avau, J., M. Cunha-Lignon, B. de Myttenaere, M. F. Godart, and F. Dahdouh-Guebas. 2011. “The Commercial Images Promoting Caribbean Mangroves to Tourist: Case Studies in Jamaica, Guadeloupe and Martinique.” Pp. 1277–81 in Journal of Coastal Research SI. Vol. 64. Szczecin, Poland
  2. Bunting, Pete, Ake Rosenqvist, Richard M. Lucas, Lisa Maria Rebelo, Lammert Hilarides, Nathan Thomas, Andy Hardy, Takuya Itoh, Masanobu Shimada, and C. Max Finlayson. 2018. “The Global Mangrove Watch - A New 2010 Global Baseline of Mangrove Extent.” Remote Sensing 10(10). doi: 10.3390/rs10101669
  3. Choong, Elvin T., R. Sambas Wirakusumah, and Suminar S. Achmadi. 1990. “Mangrove Forest Resources in Indonesia.” Forest Ecology and Management 33(34):45–57
  4. Danielsen, Finn, Mikael K. Sørensen, Mette F. Olwig, Vaithilingam Selvam, Faizal Parish, Neil D. Burgess, Tetsuya Hiraishi, Vagarappa M. Karunagaran, Michael S. Rasmussen, Lars B. Hansen, Alfredo Quarto, and Nyoman Suryadiputra. 2005. “The Asian Tsunami: A Protective Role for Coastal Vegetation.” Science 310(5748):643. doi: 10.1126/science.1118387
  5. Debroy, Piyashi, and R. Jayaraman. 2012. “ECONOMIC VALUATION OF MANGROVES FOR ASSESSING THE LIVELIHOOD OF FISHERFOLK: A CASE STUDY IN INDIA.” in Visible Possibilities: The Economics of Sustainable Fisheries, Aquaculture and Seafood Trade: Proceedings of the Sixteenth Biennial Conference of the International Institute of Fisheries Economics and Trade, edited by A. L. Shriver. Tanzania: International Institute of Fisheries Economics and Trade
  6. Ginantra, I. Ketut, I. Ketut Muksin, and Martin Joni. 2021. “Crab Diversity as Support for Ecotourism Activities in Pejarakan Mangrove Forest, Buleleng, Bali, Indonesia.” Biodiversitas 22(10):4139–45. doi: 10.13057/biodiv/d221003
  7. Jabbar, Abdul, Rossie Wiedya Nusantara, and Aji Ali Akbar. 2021a. “Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Berbasis Ekowisata Pada Hutan Desa Di Kecamatan Batu Ampar Kalimantan Barat.” Jurnal Ilmu Lingkungan 19(1):140–52. doi: 10.14710/jil.19.1.140-152
  8. Jabbar, Abdul, Rossie Wiedya Nusantara, and Aji Ali Akbar. 2021b. “Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Berbasis Ekowisata Pada Hutan Desa Di Kecamatan Batu Ampar Kalimantan Barat.” Jurnal Ilmu Lingkungan 19(1):140–52. doi: 10.14710/jil.19.1.140-152
  9. Kuenzer, Claudia, and Vo Quoc Tuan. 2013. “Assessing the Ecosystem Services Value of Can Gio Mangrove Biosphere Reserve: Combining Earth-Observation- and Household-Survey-Based Analyses.” Applied Geography 45:167–84. doi: 10.1016/j.apgeog.2013.08.012
  10. Kusmana, Cecep. 2011. “MANAGEMENT OF MANGROVE ECOSYSTEM IN INDONESIA.” Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan 2(1):152–57. doi: 10.29244/jpsl.1.2.152
  11. Kusmana, Cecep. 2014. “Distribution and Current Status of Mangrove Forests in Indonesia.” Pp. 37–60 in Mangrove Ecosystems of Asia: Status, Challenges and Management Strategies. Springer New York
  12. Malik, Abdul, Rasmus Fensholt, and Ole Mertz. 2015. “Mangrove Exploitation Effects on Biodiversity and Ecosystem Services.” Biodiversity and Conservation 24(14):3543–57. doi: 10.1007/s10531-015-1015-4
  13. Malik, Abdul, Abdul Rahim, Uca Sideng, Abdul Rasyid, and Jamaluddin Jumaddin. 2019. “Biodiversity Assessment of Mangrove Vegetation for the Sustainability of Ecotourism in West Sulawesi, Indonesia 1.” International Journal of the Bioflux Society (AACL Bioflux) 12(4):1458–66
  14. Miteva, Daniela A., Brian C. Murray, and Subhrendu K. Pattanayak. 2015. “Do Protected Areas Reduce Blue Carbon Emissions? A Quasi-Experimental Evaluation of Mangroves in Indonesia.” Ecological Economics 119:127–35. doi: 10.1016/j.ecolecon.2015.08.005
  15. Murray, Brian C., Linwood Pendleton, W. Aaron Jenkins, and Samantha Sifleet. 2011. Green Payments for Blue Carbon Economic Incentives for Protecting Threatened Coastal Habitats
  16. Rahadian, Aswin, Lilik Budi Prasetyo, Yudi Setiawan, and Ketut Wikantika. 2019. “TINJAUAN HISTORIS DATA DAN INFORMASI LUAS MANGROVE INDONESIA (A Historical Review of Data and Information of Indonesian Mangroves Area).” Media Konservasi 24(2):163–78. doi: 10.29243/medkon.24.2.163-178
  17. Riyadi Subur, Salim Abubakar, and Adi Norman Susanto. 2022. “Suitability of Mangrove Ecotourism in Payo Village, West Halmahera Regency.” Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) 12(1):12–20. doi: 10.29244/jpsl.12.1.12-20
  18. Sidik, Frida, Bambang Supriyanto, Haruni Krisnawati, and Muhammad Z. Muttaqin. 2018. “Mangrove Conservation for Climate Change Mitigation in Indonesia.” Wiley Interdisciplinary Reviews: Climate Change 9(5). doi: 10.1002/wcc.529
  19. Spalding, Mark, and Cara L. Parrett. 2019. “Global Patterns in Mangrove Recreation and Tourism.” Marine Policy 110. doi: 10.1016/j.marpol.2019.103540
  20. Utomo, Bekti, Sri Budiastuty, and Chatarina Muryani. 2018. “Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.” Jurnal Ilmu Lingkungan 15(2):117. doi: 10.14710/jil.15.2.117-123
  21. Wahdaniar, Jafron Wasiq Hidayat, and Fuad Muhammad. 2019. “Daya Dukung Dan Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Tongke-Tongke Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.” Jurnal Ilmu Lingkungan 17(3):481. doi: 10.14710/jil.17.3.481-485
  22. Yulianda, Fredinan. 2019. Ekowisata Perairan: Suatu Konsep Kesesuaian Dan Daya Dukung Wisata Bahari Dan Wisata Air Tawar. Vol. 1. 1st ed. Kota Bogor: IPB Press

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-12 20:15:14

No citation recorded.