Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL54079, author = {Eygner Talakua and Angela Ruban and Renoldy Papilaya}, title = {Kesedian Membayar Wisatawan untuk Pelestarian Pantai di Desa Hukurila Kota Ambon}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {22}, number = {4}, year = {2024}, keywords = {kesediaan; membayar; tarif; wisatawan; pesetarian; pantai}, abstract = { Salah satu desa dengan ragam wisata terbanyak di Kota Ambon adalah Desa Hukurila, diantaranya terdapat lima objek wisata terkait dengan potensi sumber daya perikanan, pesisir dan laut. Terdapat ancaman keberlanjutan wisata pantai di Desa Hukurila yakni abrasi, jika terus terjadi hingga tahun 2026 maka tidak lagi sesuai sebagai kawasan wisata pantai. Pengelola wisata perlu mengeluarkan Rp 179.530.968/tahun untuk pembuatan breakwater sebagai salah satu bentuk pelestarian pantai, disisi lain tarif wisata yang berlaku belum memperhitungkan biaya pelestarian lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesediaan membayar wisatawan, meramalkan kunjungan wisatawan hingga tahun 2026, dan menentukan tarif wisata demi pelestarian wisata pantai di Desa Hukurila. Survei dilakukan terhadap 65 responden wisatawan pada bulan Juli tahun 2022, data yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian kontingensi, metode peramalan, dan pendekatan penentuan tarif wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesediaan membayar wisatawan di wisata pantai Desa Hukurila Kota adalah Rp 233.871/bulan. Hingga tahun 2026 kunjungan wisatawan akan mencapai 7.548 orang didominasi oleh wisatawan lokal. Untuk menghindari abrasi pelestarian pantai dapat dilakukan jika tarif wisata dinaikan hingga Rp 58.468/kunjungan atau 25,0% dari nilai kesediaan membayar wisatawan. }, pages = {878--886} doi = {10.14710/jil.22.4.878-886}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/54079} }
Refworks Citation Data :
Salah satu desa dengan ragam wisata terbanyak di Kota Ambon adalah Desa Hukurila, diantaranya terdapat lima objek wisata terkait dengan potensi sumber daya perikanan, pesisir dan laut. Terdapat ancaman keberlanjutan wisata pantai di Desa Hukurila yakni abrasi, jika terus terjadi hingga tahun 2026 maka tidak lagi sesuai sebagai kawasan wisata pantai. Pengelola wisata perlu mengeluarkan Rp 179.530.968/tahun untuk pembuatan breakwater sebagai salah satu bentuk pelestarian pantai, disisi lain tarif wisata yang berlaku belum memperhitungkan biaya pelestarian lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesediaan membayar wisatawan, meramalkan kunjungan wisatawan hingga tahun 2026, dan menentukan tarif wisata demi pelestarian wisata pantai di Desa Hukurila. Survei dilakukan terhadap 65 responden wisatawan pada bulan Juli tahun 2022, data yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian kontingensi, metode peramalan, dan pendekatan penentuan tarif wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesediaan membayar wisatawan di wisata pantai Desa Hukurila Kota adalah Rp 233.871/bulan. Hingga tahun 2026 kunjungan wisatawan akan mencapai 7.548 orang didominasi oleh wisatawan lokal. Untuk menghindari abrasi pelestarian pantai dapat dilakukan jika tarif wisata dinaikan hingga Rp 58.468/kunjungan atau 25,0% dari nilai kesediaan membayar wisatawan.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-18 10:00:39
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.