1Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia
2Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL55885, author = {I GD Partama and Okti Wardhani and Sang Putu Surata and Putu Yastika and I Komang Tri Kusuma}, title = {Pemetaan Kerentanan Ekosistem Mangrove Berdasarkan Aspek Fisik, Biologi dan Antropogenik di Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai- Bali Berbasis SIG}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {22}, number = {3}, year = {2024}, keywords = {ekosistem mangrove; SIG; indek kerentanan mangrove; indek nilai penting; Tahura Ngurah Rai}, abstract = { Ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai berada di Kawasan strategis pariwisata Pulau Bali, yaitu antara Nusa Dua, Sanur, dan Kuta, sehingga ekosistem ini banyak mengalami tekanan. Peningkatan aktivitas di Kawasan tersebut meningkatkan kerentanan ekosistem mangrove terhadap beberapa aspek yaitu fisik, biologi, dan antropogenik. Selain itu, beberapa faktor seperti pembangunan proyek reklamasi, jarak terhadap TPA, aktivitas Pelabuhan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menyebabkan fenomena dieback dan kerusakan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) ekosistem mangrove berdasarkan parameter fisik mangrove, dan 2) memetakan tingkat kerentanan ekosistem mangrove berdasarkan aspek biologi, dan antropogenik. Pada penelitian ini lokus penelitian dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisik mangrove dianalisis melalui perhitungan INP yang merupakan akumulasi kerapatan relatif, frekuensi relative, dan dominansi relative. Pemetaan kerentanan dilakukan dengan menghitung Indeks Kerentanan Mangrove (MVI) yang terdiri dari Indeks Biologi Mangrove (BMI), dan Indeks Antropogenik Mangrove (AMI). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata, memiliki nilai indek tertinggi pada stasiun A, B dan C. Indek terendah pada stasiun A didominasi oleh jenis Sonneratia alba, stasiun B jenis Rhizophora stylosa dan stasiun C didominasi oleh jenis Ceriops tagal. Tingkat kerentanan mangrove bervariasi pada masing-masing stasiun, Stasiun A menunjukkan dominasi kerentanan tingkat sedang hingga sangat tinggi, stasiun B menunjukan tingkat kerentanan sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan stasiun C didominasi kategori sedang dan tinggi. Luas hutan mangrove yang termasuk dalam kategori kerentanan sangat rendah adalah sebesar 2,52 Ha, rendah sebesar 26,81 Ha, sedang 769,80 Ha, tinggi 241,57 Ha dan sangat tinggi sebesar 31,12 Ha. }, pages = {648--657} doi = {10.14710/jil.22.3.648-657}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/55885} }
Refworks Citation Data :
Ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai berada di Kawasan strategis pariwisata Pulau Bali, yaitu antara Nusa Dua, Sanur, dan Kuta, sehingga ekosistem ini banyak mengalami tekanan. Peningkatan aktivitas di Kawasan tersebut meningkatkan kerentanan ekosistem mangrove terhadap beberapa aspek yaitu fisik, biologi, dan antropogenik. Selain itu, beberapa faktor seperti pembangunan proyek reklamasi, jarak terhadap TPA, aktivitas Pelabuhan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menyebabkan fenomena dieback dan kerusakan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) ekosistem mangrove berdasarkan parameter fisik mangrove, dan 2) memetakan tingkat kerentanan ekosistem mangrove berdasarkan aspek biologi, dan antropogenik. Pada penelitian ini lokus penelitian dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisik mangrove dianalisis melalui perhitungan INP yang merupakan akumulasi kerapatan relatif, frekuensi relative, dan dominansi relative. Pemetaan kerentanan dilakukan dengan menghitung Indeks Kerentanan Mangrove (MVI) yang terdiri dari Indeks Biologi Mangrove (BMI), dan Indeks Antropogenik Mangrove (AMI). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata, memiliki nilai indek tertinggi pada stasiun A, B dan C. Indek terendah pada stasiun A didominasi oleh jenis Sonneratia alba, stasiun B jenis Rhizophora stylosa dan stasiun C didominasi oleh jenis Ceriops tagal. Tingkat kerentanan mangrove bervariasi pada masing-masing stasiun, Stasiun A menunjukkan dominasi kerentanan tingkat sedang hingga sangat tinggi, stasiun B menunjukan tingkat kerentanan sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan stasiun C didominasi kategori sedang dan tinggi. Luas hutan mangrove yang termasuk dalam kategori kerentanan sangat rendah adalah sebesar 2,52 Ha, rendah sebesar 26,81 Ha, sedang 769,80 Ha, tinggi 241,57 Ha dan sangat tinggi sebesar 31,12 Ha.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-23 16:25:04
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.