skip to main content

Pemetaan Kerentanan Ekosistem Mangrove Berdasarkan Aspek Fisik, Biologi dan Antropogenik di Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai- Bali Berbasis SIG

1Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia

2Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara, Indonesia

Received: 26 Jun 2023; Revised: 20 Nov 2023; Accepted: 6 Jan 2024; Available online: 9 Mar 2023; Published: 28 Mar 2024.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai berada di Kawasan strategis pariwisata Pulau Bali, yaitu antara Nusa Dua, Sanur, dan Kuta, sehingga ekosistem ini banyak mengalami tekanan. Peningkatan aktivitas di Kawasan tersebut meningkatkan kerentanan ekosistem mangrove terhadap beberapa aspek yaitu fisik, biologi, dan antropogenik. Selain itu, beberapa faktor seperti pembangunan proyek reklamasi, jarak terhadap TPA, aktivitas Pelabuhan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menyebabkan fenomena dieback dan kerusakan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) ekosistem mangrove berdasarkan parameter fisik mangrove, dan 2) memetakan tingkat kerentanan ekosistem mangrove berdasarkan aspek biologi, dan antropogenik. Pada penelitian ini lokus penelitian dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisik mangrove dianalisis melalui perhitungan INP yang merupakan akumulasi kerapatan relatif, frekuensi relative, dan dominansi relative. Pemetaan kerentanan dilakukan dengan menghitung Indeks Kerentanan Mangrove (MVI) yang terdiri dari Indeks Biologi Mangrove (BMI), dan Indeks Antropogenik Mangrove (AMI). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata, memiliki nilai indek tertinggi pada stasiun A, B dan C. Indek terendah pada stasiun A didominasi oleh jenis Sonneratia alba, stasiun B jenis Rhizophora stylosa dan stasiun C didominasi oleh jenis Ceriops tagal. Tingkat kerentanan mangrove bervariasi pada masing-masing stasiun, Stasiun A menunjukkan dominasi kerentanan tingkat sedang hingga sangat tinggi, stasiun B menunjukan tingkat kerentanan sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan stasiun C didominasi kategori sedang dan tinggi. Luas hutan mangrove yang termasuk dalam kategori kerentanan sangat rendah adalah sebesar 2,52 Ha, rendah sebesar 26,81 Ha, sedang 769,80 Ha, tinggi 241,57 Ha dan sangat tinggi sebesar 31,12 Ha.

Fulltext View|Download
Keywords: ekosistem mangrove; SIG; indek kerentanan mangrove; indek nilai penting; Tahura Ngurah Rai

Article Metrics:

  1. Ahmad, F. et al., 2021. Mapping the Mangrove Vulnerability Index Using Geographical Information System. International Journal of Innovative Computing , Volume 11, pp. 69-81
  2. Ananda, K.D., 2017. Kajian Kerusakan Lingkungan Ekosistem Hutan Mangrove TAHURA Ngurah Rai akibat Aktivitas Pelabuhan Benoa (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada)
  3. Aprilia, E. & Pratomo, D. G., 2017. Pemodelan Hidrodinamika 3-Dimensi Pola Persebaran Sedimentasi Pra dan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta.. Jurnal Teknik ITS, Volume 6(2), pp. A539-544
  4. Clough, B., 2013. Continuing the journey amongst mangroves. ISME mangrove educational book series, (1), p.86
  5. Darmadi, A.A.K. and Ardhana, I.P.G., 2010. Komposisi Jenis–Jenis Tumbuhan Mangrove di Kawasan Hutan Perapat Benoa Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kodya Denpasar, Propinsi Bali. Jurnal Ilmu Dasar, 11(2), pp.167-171
  6. Franz, G., Delpey, M.T., Brito, D., Pinto, L., Leitão, P. and Neves, R., 2017. Modelling of sediment transport and morphological evolution under the combined action of waves and currents. Ocean Science, 13(5), pp.673-690
  7. Lestari, F., 2015. Pengaruh sampah terhadap kandungan klorofil daun dan regenerasi hutan mangrove di kawasan hutan lindung angke kapuk, jakarta utara. Bonorowo Wetlands, 5 (2), pp.77-84
  8. Lovelock, C. E. et al., 2017. Mangrove dieback during fuctuating sea levels, s.l.: www.nature.com/scientificreports/2Scientific RepoRts | 7: 1680 | DOI: 10.1038/s41598-017-01927-6
  9. Lugina, M., Alviya, I., Indartik & Pribadi, M., 2017. Strategi Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai Bali. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan , 14(Mei 2017), pp. 61-77
  10. Lugina, M., Alviya, L., Indartik & Pribadi, M., 2017. STRATEGI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI TAHURA NGURAH RAI BALI. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan , Volume 14, pp. 61-77
  11. Maharta, I. P. R. H., Hendrawan, I. G. & Suteja, Y., 2019. Prediksi Laju Sedimentasi di Perairan Teluk Benoa Menggunakan Pemodelan Numerik. Journal of Marine and Aquatic Sciences , Volume 5(1), pp. 44-54
  12. Mayalanda, Y., Yulianda, F. and Setyobudiandi, I., 2014. Strategi rehabilitasi ekosistem mangrove melalui analisis tingkat kerusakan di Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta. Bonorowo Wetlands, 4(1), pp.12-36
  13. Muarif, M., Damar, A., Hariyadi, S., Boer, M. and Soetrisno, D., 2016. Tingkat Kepekaan Mangrove Indonesia Terhadap Tumpahan Minyak (the Sensitivity Levels of Indonesian Mangrove to Oil Spills). Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(3), pp.374-380
  14. Munawar, A., 2011. Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada Tanaman Pangan dan Kesehatan. 1st ed. Surabaya: UPN Press; 2011. 4p
  15. Onrizal, K.C. and Kusmana, C., 2008. Studi ekologi hutan mangrove di pantai timur Sumatera Utara. Biodiversitas, 9(1), pp.25-29
  16. Prasetio, H., 2019. Degradasi Mangrove Indonesia: Fenomena Dieback Pada Kawasan Teluk Benoa Bali, Denpasar: Mongabay
  17. Rachmadianti, A.D., Purwanti, F. and Latifah, N., 2018. Analisis kerentanan pantai menggunakan coastal vulnerability index (CVI) di wilayah pesisir Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 7(4), pp.298-306
  18. Rumada, I., Kesumadewi, A. & Suyarto, R., 2015. Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali. Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4(3), pp.234-243
  19. Saenger, P., 2002. Mangrove Ecology, Silviculture and Conservation.. s.l.:Springer, Science Business Media Dordrecht
  20. Schaduw, J.N.W., 2019. Struktur Komunitas dan Persentase Penutupan Kanopi Mangrove Pulau Salawati Kabupaten Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Majalah geografi indonesia, 33(1), pp.26-34
  21. Siburian, H.Y., Rifardi, R. and Tanjung, A., 2020. The Effect of Changes in The Shoreline of The Sea Law Implementation in West Rangsang Subdistrict, Kepulauan Meranti District. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 25(1), pp.53-63
  22. Sidik, F., Neil, D. & Lovelock, C., 2016. Effect of high sedimentation rates on surface sediment dynamics and mangrove growth in the Porong River, Indonesia. Marine Pollution Bulletin, pp. 355-363
  23. Sunarni, S., Maturbongs, M.R., Arifin, T. and Rahmania, R., 2019. Zonasi dan struktur komunitas mangrove di pesisir Kabupaten Merauke. Jurnal Kelautan Nasional, 14(3), pp.165-178
  24. Tomlinson, P., 2016. The Botany of Mangroves (2nd ed.). s.l.:Cambridge: Cambridge University Press. doi: 10.1017/CBO9781139946575
  25. Younes, N., Joyce, K.E., Northfield, T.D. and Maier, S.W., 2019. The effects of water depth on estimating Fractional Vegetation Cover in mangrove forests. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, 83, p.101924

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-23 16:25:04

No citation recorded.