skip to main content

Analisis Vegetasi Pohon di Kawasan Wisata Curug Gondoriyo Kota Semarang, Jawa Tengah

1Departemen Biologi Universitas Diponegoro, Indonesia

2Depertemen of Biology, Universitas Diponegoro, Indonesia

3Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 24 Sep 2023; Revised: 31 Jan 2024; Accepted: 21 Feb 2024; Available online: 28 May 2024; Published: 7 Jun 2024.
Editor(s): Budi Warsito

Citation Format:
Abstract

Curug Gondoriyo merupakan salah satu sub DAS Beringin bagian hulu dengan destinasi wisata alam baru berupa air terjun yang berada ditengah perkampungan warga. Sebagai kawasan wisata, curug Gondoriyo perlu dijaga kelestarian vegetasinya dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yaitu: konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis dan struktur vegetasi pohon di kawasan curug Gondoriyo Semarang. Metode penelitian menggunakan plot kuadrat dengan peletakan plot secara acak. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan pada 3 stasiun dengan 3 kali ulangan tiap stasiun yang meliputi strata semai (2m x 2m), strata pancang (5m x 5m), strata tiang (10m x 10m) dan strata pohon (20m x 20m). Hasil penelitian struktur vegetasi pohon didapatkan 39 jenis pohon dalam 17 famili. Pada area wisata terdapat 19 jenis, area perkebunan terdapat 18 jenis dan area mata air terdapat 21 jenis. Kawasan curug Gondoriyo memiliki struktur vegetasi dengan kerapatan yang bervariasi pada setiap strata di masing-masing stasiun. Nilai indeks keanekaragaman (H’) Shannon Wienner di curug Gondoriyo termasuk kategori rendah sampai sedang. Nilai INP tertinggi strata semai terdapat pada area wisata yaitu Pucuk merah (Syzygium paniculatum) 130% dan area mata air terdapat beberapa nilai INP tertinggi diantaranya strata pancang yaitu Awar-awar (Ficus septica) 120%, strata tiang yaitu Bambu apus (Gigantochloa apus) 151,59% dan strata pohon yaitu Pisang batu (Musa balbisiana) 109,33%. Indeks kesamaan di kawasan curug Gondoriyo Semarang berkisar antara 28,07-35,29% yang tergolong tidak mirip diantara ke tiga stasiun yang diperbandingkan.

Fulltext View|Download
Keywords: Struktur vegetasi; Indeks Nilai Penting; Curug Gondoriyo

Article Metrics:

  1. Barthakur, I.K. 2018. Soil pH as a Phenotype Determinant in Humans: Proposing a Scientific Hypothesis. Open Journal of Soil Science (8) 36-46. DOI: https://doi.org/10.4236/ojss.2018.81003
  2. Binsasi, R., R. P. Sancayaningsih, S. H. Murti. 2017. Analisis Ekologis Vegetasi Pohon Di Daerah Tangkapan Air (Dta) Mata Air Geger Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Sains dan Teknologi, 9(2). DOI: https://doi.org/10.32764/saintekbu.v9i2.110
  3. Carrick P.J, K.J. Forsythe. 2020. The Species Composition—Ecosystem Function Relationship: A Global Meta-Analysis Using Data from Intact and Recovering Ecosystems. PLoS ONE 15(7): e0236550. DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0236550
  4. Chadha A., S.K. Florentine, B.S. Chauhan, Long B, Jayasundera M. 2019. Influence of Soil Moisture Regimes on Growth, Photosynthetic Capacity, Leaf Biochemistry and Reproductive Capabilities of The Invasive Agronomic Weed; Lactuca serriola. PLoS ONE 14(6): e0218191. DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0218191
  5. Cia, S.Y, M.W. Lim. 2022. A Critical Review on The Influence of Humidity for Plant Growth Forecasting. IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering 1257. Doi: 10.1088/1757-899X/1257/1/012001
  6. Dendang, B. dan W. Handayani. 2015. Struktur dan komposisi tegakan hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat. Jurnal Kehutanan. 1(4) : 691—95
  7. Fachrul, M. F. 2007. Metode sampling Bioekologi. Jakarta: PT BumiAksara
  8. Fathoni, A., F. Rochman, Sulisetijono. 2021. Karakter komunitas pohon area sekitar sumber mata air di Malang Raya, Jawa Timur. Journal of Tropical Biology 9 (1): 69-79
  9. Haryadi, N. 2017. Struktur dan Komposisi Vegetasi Pada Kawasan Lindung Air Terjun Telaga Kameloh Kabupaten Gunung Mas. Ziraa’ah, 42(2): 137- 149
  10. Hidayat, M., L. Laiyanah, N. Silvia, Y.A. Putri, N. Marhamah. 2018. Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transek) di Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Biotik, 4(1), 85-91. ISBN: 978-602-60401-3-8
  11. Hidayat, S. 2015. Komposisi dan struktur tegakan penghasil kayu bahan bangunan di Hutan Lindung Tanjung Tiga Muara Enim Sumatera Selatan. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 22(2) : 194—200
  12. Hippy, F. 2015. Keanekaragaman Vegetasi Tingkat Pohon di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo
  13. Husamah, H., F. Rohman, H. Sutomo. 2016. Struktur Komunitas Collembola pada Tiga Tipe Habitat Sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu Kota Batu. Bioedukasi. 9 (1) 45-50. ISSN: 1693-265X
  14. Indriyanto. 2015. Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara
  15. Kasmadi, D. 2015. Komposisi dan Struktur Jenis Pohon di Hutan Produksi Terbatas Ake Oba-Tanjung Wayamli-Ake Kobe. Cocos Journal : Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. ISSN: 2715-0070
  16. Mariana, F., W. Warso. 2016. Analisis Komposisi Dan Struktur Vegetasi Untuk Menentukan Indeks Keanekaragaman Di Kawasan Hutan Kota Pekanbaru. Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi.Vol 3, No 2. 90-96
  17. Mashudi, M. Susanto, L. Baskorowati. 2016. Potensi Hutan Tanaman Mahoni (Swietenia macrophylla King) Dalam Pengendalian Limpasan Dan Erosi. J. Manusia Dan Lingkungan, Vol. 23, No.2: 259-265
  18. Mulyadi MN, E. Novita, N. Nurhayati. 2018. Kelayakan distribusi dan ketersediaan air bersih. J. Agroteknologi 12 (1): 15-28
  19. Naharuddin. 2017. Komposisi dan Struktur Vegetasi dalam Potensinya Sebagai Parameter Hidrologi dan Erosi. Jurnal Hutan Tropis, Vol. 5 No.2
  20. Odum, E. P., 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Saminga. Penerbit Gajah Mada Press. Yogyakarta
  21. Peniwidayanti & Ashari, 2018
  22. Ribolzi O, J. Cuny, P. Sengsoulichanh, C. Mousquès, B. Soulileuth, A. Pierret & O. Sengtaheuanghoung. 2011. Land use and water quality along a Mekong tributary in Northern Lao PDR. Environmental management 47(2): 291- 302
  23. Rivan Hidayat. 2015. “Identifikasi Penyerapan Timbal (Pb) Di Udara Ambien Oleh Pohon Kiacret (Spathodea Campanulata. P), Pohon Pucuk Merah (Syzygium oleana.L) Dan Poho Damar (Agathis dammara. L)”. Skripsi. FT. Teknik Lingkungan. Universitas Pasundan
  24. Shen, Y., G. Xu, C. Liu, X. Wang, 2017. Bamboo’s deep root systems for water conservation and flood control. IEEE, pp. 199–202
  25. Soerianegara I. & A. Indrawan (2005). Ekosistem Hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan, IPB
  26. Suin, N. M.2000. Ekologi Fauna Tanah. Jakarta: Bumi Aksara
  27. Sundra, I.K. 2016. Metode dan Teknik Analisis Flora dan Fauna Darat. Universitas Udayana. Denpasar
  28. Suwardi, A. B. 2013. Komposisi jenis dan cadangan karbon di hutan tropis dataran rendah Ulu Gandut Sumatera Barat. Jurnal Biologi. 12 (2) : 168—176
  29. Systma, K., 2004. Trees of Tropical Asia Myrtales Small. International Journal of Plant Science. 165 : S85-S105
  30. Winarto, V dan D. Ediningtyas. 2012. Mau Tahu Tentang Bambu?. Jakarta : Kementrian Kehutanan
  31. Yuliantoro D, dan D. Fianto 2019. Analisis Vegetasi Tumbuhan di Sekitar Mata Air Pada Dataran Tinggi dan Rendah Sebagai Upaya Konservasi Mata Air di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia. Vol. 6, No. 1

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-20 09:45:18

No citation recorded.