Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI56286, author = {Moch. Iqbal Saputra and Qadri Tanjung and Tasrif Hamdi}, title = {Perbandingan Luaran Penggunaan Protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) dengan Perawatan Perioperatif Konvensional pada Pembedahan Umum di RSUP H. Adam Malik Medan}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {15}, number = {3}, year = {2023}, keywords = {digestif; ERAS; ginekologi; lama rawat; perawatan konvensional; PONV; VAS}, abstract = { Latar Belakang: Protokol enhanced recovery after surgery (ERAS) merupakan kondisi pemulihan yang lebih cepat setelah operasi dan anestesi. Semua elemen ERAS secara terpisah telah terbukti meningkatkan luaran pasien. Di Indonesia, beberapa pusat pendidikan telah menggunakan ERAS sebagai protokol dalam penatalaksanaan perioperatif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan luaran antara penerapan protokol ERAS dengan perawatan perioperatif konvensional pada pembedahan umum. Metode: Penelitian prospektif analitik dengan metode case control ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan pada bulan Agustus sampai November 2022. Sampel adalah pasien berusia antara 18 sampai 65 tahun yang menjalani operasi elektif digestif dan ginekologi dengan anestesi umum. Pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) dan pasien relaparotomi dieksklusi dari penelitian. Subjek secara acak dibagi menjadi 2 kelompok: subjek pada kelompok ERAS akan menerima perlakuan protokol ERAS pada periode perioperatif, sedangkan kelompok konvensional menjalani persiapan perioperatif seperti biasa. Luaran yang dinilai dalam penelitian ini adalah skala nyeri pascaoperasi, kejadian post operative nausea and vomiting (PONV), waktu mobilisasi, waktu flatus, dan lama rawat. Hasil: Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok dengan jumlah sampel sebanyak 23 pasien pada masing-masing kelompok. Berdasarkan jenis operasi, 29 (63%) sampel menjalani operasi pencernaan, dan 17 (37%) sampel menjalani operasi ginekologi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri pascaoperasi, dengan rata-rata skor VAS 1,9 ± 0,7 (kelompok ERAS) dibandingkan dengan 2,5 ± 0,8 (kelompok konvensional), p = 0,034. Luaran waktu mobilisasi yang dibutuhkan pasien untuk dapat duduk di tempat tidur adalah 26,17 ± 4,05 jam pada kelompok ERAS dan 38,91 ± 16,53 jam pada kelompok konvensional (p = 0,01). Selanjutnya, lama rawat lebih pendek pada kelompok protokol ERAS, 7,25 ± 2,2 hari dibandingkan 10,5 ± 3,6 hari pada kelompok konvensional (p = 0,0001). Kesimpulan: Implementasi protokol ERAS memberikan hasil pascaoperasi yang lebih baik daripada perawatan konvensional pada pasien yang menjalani operasi pencernaan dan ginekologi. }, issn = {2089-970X}, pages = {214--221} doi = {10.14710/jai.v0i0.56286}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56286} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Protokol enhanced recovery after surgery (ERAS) merupakan kondisi pemulihan yang lebih cepat setelah operasi dan anestesi. Semua elemen ERAS secara terpisah telah terbukti meningkatkan luaran pasien. Di Indonesia, beberapa pusat pendidikan telah menggunakan ERAS sebagai protokol dalam penatalaksanaan perioperatif.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan luaran antara penerapan protokol ERAS dengan perawatan perioperatif konvensional pada pembedahan umum.
Metode: Penelitian prospektif analitik dengan metode case control ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan pada bulan Agustus sampai November 2022. Sampel adalah pasien berusia antara 18 sampai 65 tahun yang menjalani operasi elektif digestif dan ginekologi dengan anestesi umum. Pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) dan pasien relaparotomi dieksklusi dari penelitian. Subjek secara acak dibagi menjadi 2 kelompok: subjek pada kelompok ERAS akan menerima perlakuan protokol ERAS pada periode perioperatif, sedangkan kelompok konvensional menjalani persiapan perioperatif seperti biasa. Luaran yang dinilai dalam penelitian ini adalah skala nyeri pascaoperasi, kejadian post operative nausea and vomiting (PONV), waktu mobilisasi, waktu flatus, dan lama rawat.
Hasil: Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok dengan jumlah sampel sebanyak 23 pasien pada masing-masing kelompok. Berdasarkan jenis operasi, 29 (63%) sampel menjalani operasi pencernaan, dan 17 (37%) sampel menjalani operasi ginekologi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri pascaoperasi, dengan rata-rata skor VAS 1,9 ± 0,7 (kelompok ERAS) dibandingkan dengan 2,5 ± 0,8 (kelompok konvensional), p = 0,034. Luaran waktu mobilisasi yang dibutuhkan pasien untuk dapat duduk di tempat tidur adalah 26,17 ± 4,05 jam pada kelompok ERAS dan 38,91 ± 16,53 jam pada kelompok konvensional (p = 0,01). Selanjutnya, lama rawat lebih pendek pada kelompok protokol ERAS, 7,25 ± 2,2 hari dibandingkan 10,5 ± 3,6 hari pada kelompok konvensional (p = 0,0001).
Kesimpulan: Implementasi protokol ERAS memberikan hasil pascaoperasi yang lebih baik daripada perawatan konvensional pada pasien yang menjalani operasi pencernaan dan ginekologi.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-10-04 10:14:37
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License