skip to main content

Regulasi Aliran Darah Cerebral Dan Aneurisma Cerebral

1Departemen Anestesiolgoi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Indonesia

2Semarang, Indonesia

Published: 1 Jul 2009.
Open Access Copyright 2009 JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)

Citation Format:
Abstract
Perubahan aliran darah ke otak memiliki regulasi tersendiri mengingat begitu besar peranan otak bagi kehidupan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi regulasi aliran darah ke otak salah satunya adalah tindakan dan obat anestesi selama pembiusan. Untuk menghindari akibat buruk yang mungkin terjadi perlu dipelajari tentang auto regulasi darah serebral dengan baik. Penggunaan obat juga perlu dipertimbangkan. Operasi dibagian kepala membutuhkan waktu relative lama dibandingkan operasi yang lainnya. Otak mempunyai kemampuan yang khas untuk mengatur aliran darah terhadap : 1. Aktivitas fungsional dan metabolic (flow metabolism coupling and metabolic regulation). 2. Perubahan pada tekanan perfusi (perssure autoregulation) 3. Perubahan kandungan oksigen atau karbondioksida dari arteri. Selain itu aliran darah otak dapat berubah melalui pengaruh langsung dari hubungan antara pusat-pusat khusus di otak dan pembuluh darah (Neurogenic Regulation). Perubahan aliran darah ke otak memiliki resiko yang fatal dalam menentukan prognosis. Kejadian kematian paling banyak disebabkan aneurisma dari arteri yang pecah didalam otak serta cidera kepala yang disebabkan suatu kecelakaan lalu lintas. Diagnosis Aneurisma sulit dilakukan atau terlambat untuk diketahui. Seorang dokter anestesi dituntut ektra hati hati dalam membius pasien dengan cara memantau hemodinamik dan menjaga hemodinamik tidak mengalami gejolak yang tinggi untuk menghindari resiko pecahnya aneurisma.
Fulltext

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-25 20:46:00

No citation recorded.