1Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Indonesia
2Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI6438, author = {Anna Ratnawati and Johan Arifin and Witjaksono Witjaksono}, title = {Efektifitas Magnesium Sulfat Sebagai Pencegahan Mengigil Pasca Anestesi}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {3}, number = {3}, year = {2011}, keywords = {meperidin; magnesium sulfat; derajat menggigil; kadar magnesium; kadar kalsium}, abstract = { Latar Belakang: Menggigil (shivering) merupakan masalah yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat induksi anestesi, suhu lingkungan dan pembedahan dapat menyebabkan menggigil. Tujuan: Membandingkan efektifitas magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena dengan meperidin 0,5mg/kgBB intravena sebagai kontrol dalam mencegah mengigil pasca anestesi umum. Metode: Penelitian menggunakan randomized double blind controlled trial pada 20 pasien yang menjalani anestesi umum. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=10), kelompok A menggunakan meperidin 0,5mg/kgBB intravena dan kelompok B menggunakan magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena. Masing – masing kelompok diambil darah sebelum dan sesudah ekstubasi, untuk dilakukan pemeriksaan kadar kalsium dan magnesium. Saat berada di ruang pemulihan pasien di observasi adanya kejadian menggigil. Uji statistik menggunakan Chi-Square, Man-Whitney Test dan independent sample T-test (dengan derajat kemaknaan p<0,05). Hasil: Penelitian ini didapatkan kejadian menggigil pada kelompok meperidin 1 dari 10 pasien dan pada kelompok magnesium sulfat 2 dari 10 pasien (p=1,00). Penurunan kadar kalsium setelah operasi pada kelompok magnesium sulfat (0,048±0,2212) berbeda tidak bermakna (p=0,366) dibandingkan dengan kelompok meperidin (0,135±0,1973), sedangkan kadar magnesium terjadi peningkatan pada kelompok magnesium sulfat (0,434±0,4103) dan menurun pada kelompok meperidin (0,119±0,1180), berbeda bermakna (p=0,003). Simpulan: Kejadian menggigil pasca pembedahan dengan anestesi umum pada pasien yang mendapat magnesium sulfat 30mg/kgBB iv tidak berbeda dengan yang mendapat meperidin 0,5mg/kgBB iv. }, issn = {2089-970X}, doi = {10.14710/jai.v3i3.6438}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6438} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Menggigil (shivering) merupakan masalah yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat induksi anestesi, suhu lingkungan dan pembedahan dapat menyebabkan menggigil.
Tujuan: Membandingkan efektifitas magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena dengan meperidin 0,5mg/kgBB intravena sebagai kontrol dalam mencegah mengigil pasca anestesi umum.
Metode: Penelitian menggunakan randomized double blind controlled trial pada 20 pasien yang menjalani anestesi umum. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=10), kelompok A menggunakan meperidin 0,5mg/kgBB intravena dan kelompok B menggunakan magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena. Masing – masing kelompok diambil darah sebelum dan sesudah ekstubasi, untuk dilakukan pemeriksaan kadar kalsium dan magnesium. Saat berada di ruang pemulihan pasien di observasi adanya kejadian menggigil. Uji statistik menggunakan Chi-Square, Man-Whitney Test dan independent sample T-test (dengan derajat kemaknaan p<0,05).
Hasil: Penelitian ini didapatkan kejadian menggigil pada kelompok meperidin 1 dari 10 pasien dan pada kelompok magnesium sulfat 2 dari 10 pasien (p=1,00). Penurunan kadar kalsium setelah operasi pada kelompok magnesium sulfat (0,048±0,2212) berbeda tidak bermakna (p=0,366) dibandingkan dengan kelompok meperidin (0,135±0,1973), sedangkan kadar magnesium terjadi peningkatan pada kelompok magnesium sulfat (0,434±0,4103) dan menurun pada kelompok meperidin (0,119±0,1180), berbeda bermakna (p=0,003).
Simpulan: Kejadian menggigil pasca pembedahan dengan anestesi umum pada pasien yang mendapat magnesium sulfat 30mg/kgBB iv tidak berbeda dengan yang mendapat meperidin 0,5mg/kgBB iv.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-19 00:43:40
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License