1Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr Saiful Anwar, Indonesia
2Malang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JAI9165, author = {Suparno Santika and Djujuk Basuki and Karmini Karmini}, title = {Perbandingan Waktu Pemberian Atrakurium Besylate Intravena 0,5 mg/kgbb 5 Detik dan 90 Detik Terhadap Peningkatan Nadi Saat Induksi Anestesi Umum di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang}, journal = {JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)}, volume = {7}, number = {1}, year = {2015}, keywords = {Atracurium besylate; Administration; Tachycardia}, abstract = { Latar Belakang : Atracurium besylate, merupakan obat pelumpuh otot nondepolarisasi kelas bisquaternary benzylisoquinolinium yang menghasilkan beberapa efek samping selama uji klinis luas di berbagai penelitian, berupa pelepasan histamin yang dikaitkan dengan refleks takikardia, hipotensi berat dan ruam pada pengamatan klinis. Beberapa kasus reaksi anafilaksis parah dilaporkan setelah injeksi atrakurium, menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Pemberian lambat injeksi Atrakurium besylate, menurunkan manifestasi refleks peningkatan nadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, perbandingan waktu pemberian Atrakurium besylate intravena dapat menurunkan tingkat kejadian peningkatan nadi saat induksi anestesi umum di RSSA Malang. Metode : Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar tunggal, bersifat eksperimental. Pasien dengan kriteria klinis ASA I-II sejumlah 32 orang dilakukan randomisasi sederhana menjadi 2 kelompok P dan mendapatkan perlakuan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 5 detik. Kelompok lainya dilakukan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 90 detik Hasil : Penelitian ini didapatkan, perbedaan peningkatan nadi yang bermakna secara statistik (p < 0,05), pada saat kelompok O dan P dibandingkan pada menit ke 3 (0,005) dan ke 4 (0,004), sedangkan pada menit ke 5 (0,210) tidak didapatkan perbedaan peningkatan nadi pasien Kesimpulan : Disimpulkan bahwa, pemberian Atrakurium besylate intravena 0,5 mg/kgBB dalam waktu 90 detik menurunkan tingkat terjadinya peningkatan nadi daripada pemberian dalam waktu 5 detik. }, issn = {2089-970X}, pages = {42--53} doi = {10.14710/jai.v7i1.9165}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9165} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Atracurium besylate, merupakan obat pelumpuh otot nondepolarisasi kelas bisquaternary benzylisoquinolinium yang menghasilkan beberapa efek samping selama uji klinis luas di berbagai penelitian, berupa pelepasan histamin yang dikaitkan dengan refleks takikardia, hipotensi berat dan ruam pada pengamatan klinis. Beberapa kasus reaksi anafilaksis parah dilaporkan setelah injeksi atrakurium, menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Pemberian lambat injeksi Atrakurium besylate, menurunkan manifestasi refleks peningkatan nadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, perbandingan waktu pemberian Atrakurium besylate intravena dapat menurunkan tingkat kejadian peningkatan nadi saat induksi anestesi umum di RSSA Malang.
Metode : Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar tunggal, bersifat eksperimental. Pasien dengan kriteria klinis ASA I-II sejumlah 32 orang dilakukan randomisasi sederhana menjadi 2 kelompok P dan mendapatkan perlakuan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 5 detik. Kelompok lainya dilakukan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 90 detik
Hasil : Penelitian ini didapatkan, perbedaan peningkatan nadi yang bermakna secara statistik (p < 0,05), pada saat kelompok O dan P dibandingkan pada menit ke 3 (0,005) dan ke 4 (0,004), sedangkan pada menit ke 5 (0,210) tidak didapatkan perbedaan peningkatan nadi pasien
Kesimpulan : Disimpulkan bahwa, pemberian Atrakurium besylate intravena 0,5 mg/kgBB dalam waktu 90 detik menurunkan tingkat terjadinya peningkatan nadi daripada pemberian dalam waktu 5 detik.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-18 12:29:40
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document:
Mochamat (Editor-in-Chief)
Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)
Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231
Telp. : (024) 8444346
Email : janestesiologi@gmail.com
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License