skip to main content

ANALISIS LINGKUNGAN KERJA PENGRAJIN BATIK TULIS PADA PEKERJA TETAP DAN PEKERJA BORONG LEPAS DI DESA WISATA JARUM

*Manik Mahachandra orcid scopus  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Rani Rumita  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Wahyu Nur Aisyah  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Desa Wisata Jarum merupakan kawasan industri batik yang dibuka untuk destinasi wisata. Pengrajin batik tulis terbagi menjadi dua kelompok yaitu pekerja tetap dan pekerja borong lepas. Kedua kelompok tersebut mempunyai kondisi kerja yang berbeda. Perbedaan kondisi kerja diindikasi dapat mengakibatkan perbedaan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dapat meningkatkan kinerja pekerja. Sebagai upaya untuk menentukan lingkungan kerja yang lebih nyaman, dibutuhkan analisis perbandingan. Mann Whitney U Test digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata dua kelompok independen sampel. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui apakah usia dan lama bekerja berpengaruh terhadap respon responden. Penilaian lingkungan kerja terdiri dari tujuh dimensi yaitu temperatur, pencahayaan, kebisingan, tata ruang, pengawasan, suasana kerja, dan struktur tugas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 71,43% lingkungan kerja antara kedua kelompok pengrajin batik tulis signifikan berbeda. Pekerja tetap mempunyai tiga dimensi yang lebih baik, sedangkan pekerja borong lepas mempunyai dua dimensi yang lebih baik. Dari hasil analisis, pekerja tetap sebaiknya mengevaluasi dimensi kebisingan dan suasana kerja, sedangkan pekerja borong lepas sebaiknya mengevaluasi dimensi pencahayaan, pengawasan, dan struktur tugas. Dapat disimpulkan bahwa pekerja tetap mempunyai lingkungan kerja yang lebih baik.

 

Abstract

Jarum Tourism Village is a batik industrial area open to tourist destinations. Batik Tulis's craftswomen are divided into two groups: permanent workers and freelance workers. Both groups have different working conditions. Differences in work conditions are indicated that can affect differences in the work environment. Moreover, a comfortable work environment can increase worker performance. Therefore, a comparative study was needed to determine a comfortable work environment. Mann-Whitney U test compared the mean values between two independent sample groups. The test was also applied to determine whether the age and length of work affected the participant's response. The work environment assessment consisted of seven dimensions, i.e., temperature, lighting, noise, layout, supervision, work atmosphere, and task structure. This study found that 71.43% of the work environment between two groups of batik craftswomen differed significantly. Permanent workers encountered three better dimensions, while freelance workers had two better dimensions. From the analysis, permanent workers should improve the noise and work atmosphere conditions, while freelance workers should enhance the lighting condition, supervision, and task structure dimensions. In summary, permanent workers experienced a better work environment.

Keywords: batik craftswomen; work environment; comparison test      

Fulltext View|Download
Keywords: lingkungan kerja; pengrajin batik tulis; uji perbandingan

Article Metrics:

  1. Armstrong, M. (1992). Human resource management: Strategy and action. New York: Kogan Page
  2. Bachtiar, D. (2011). Pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT Aqua Tirta Investama di Klaten. Februari 2, 2018. Universitas Negeri Semarang, Manajemen. https://lib.unnes.ac.id/7948/
  3. Dirjen Industri Kecil dan Menengah. (2017). Tembus pasar jepang hingga Eropa, ekspor batik nasional lampaui U$58 juta. Oktober 29, 2018. http://www.kemenperin.go.id/artikel/19253/Tembus-Pasar-Jepang-Hingga-Eropa,-Ekspor-Batik-Nasional-Lampaui-USD-58-Juta
  4. Effendi, U. (2014). Asas manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
  5. Fidianto, A. (2012). Hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan di PT Pertamina (Persero) Surabaya. Februari 20, 2019. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Psikologi. http://catalog.uinsby.ac.id//index.php?p=show_detail&id=71440
  6. Ganta, V.C. (2014). Motivation in the workplace to improve the employee performance. International Journal of Engineering Technology, Management and Applied Sciences, 2(6), 221-230
  7. Gie, T.L. (2000). Administrasi perkantoran modern. Yogyakarta: Liberty
  8. Ginanjar, A. (2013). Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman. Hanata Widya, 2(5)
  9. Gomes, F.C. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi
  10. Grandjean, E. (1986). Fitting the task to the man: An ergonomics approach. London: Taylor and Francis
  11. Handayani, W., Hunga, A.I.R., & Kristijanto, A.I. (2017). Penetapan skala industri batik rumahan menurut kriteria lokal: Studi di Desa Jarum, Kabupaten Klaten. Manajemen IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 12(1), 25-34
  12. Iridiastadi, H., & Yassierli. (2014). Ergonomi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  13. Kementerian Perindustrian. (2015). Diakui dunia, ekspor Batik RI meningkat setiap tahun. Oktober 29, 2018. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3034083/diakui-dunia-ekspor-batik-ri-meningkat-setiap-tahun
  14. Leksono, H., & Malang, A.U.M.C. (2014). Kebosanan kerja: Peningkatan stres dan penurunan kinerja karyawan dalam spesialisasi pekerjaan. Jurnal JI Beka, 8(2)
  15. Lisbijanto, H. (2013). Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu
  16. Munandar, A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press
  17. Murtini, T.W. (Wawancara, 4 Februari, 2019)
  18. Murtini, T.W., Wijaya, A.S., & Adiyati, A. (2018). Mix use pattern of gender basis batik craftsman residential houses in Babagan Village. Tataloka, 20(2), 113-123
  19. Nursasongko, G.S., & Nugraheni, R. (2012). Analisis pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja dan kompensasi terhadap kinerja pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pemalang). Februari 2, 2018. Universitas Diponegoro, Manajemen. http://eprints.undip.ac.id/35520/
  20. Pitono, A., & Averus, A. (2018). Pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Sosiohumaniora, 20(1), 15-21
  21. Robbins, S.P., & Judge, T. (2003). Essentials of organizational behavior. 200(1)
  22. Sanders, M.S. & McCormick, E.J. (1992). Human factors in engineering and design. New York: McGraw-Hill Inc
  23. Sari, D.P. (2011). Pengaruh disiplin dan pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Karyadeka Alam Lestari Semarang. Tugas Akhir Sarjana. Manajemen Universitas Negeri Semarang
  24. Sarwono, S.W. (1992). Psikologi lingkungan. Jakarta: Gramedia
  25. Saydam, G. (1996). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Djambatan
  26. Septianto, D. (2010). Pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan (Studi pada PT Pataya Raya). Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, 2(2)
  27. Sholiha, S.I. (2014). Pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja karyawan bagian tata usaha di SMPN 1 Lamongan. Jurnal Administrasi Perkantoran (JPAP), 2(2)
  28. Sidanti, H. (2015). Pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun. Jurnal Jibeka, 9(1), 44-53
  29. Susilo, T. (2012). Analisis pengaruh faktor lingkungan fisik dan non fisik terhadap stress kerja pada PT. Indo Bali di Kecamatan Negara, Kabupaten Jimbaran, Bali. Tekmapro: Journal of Industrial Engineering and Management, 2(2)
  30. Tachyudin, M., Solichin, S., & Mardji, M. (2017). Pengaruh tingkat kebisingan dan pencahayaan terhadap kinerja pada karyawan CV. Mitra Jaya Malang. Jurnal Teknik Mesin, 24(1)
  31. Umar, H. (2008). Manajemen sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  32. Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi, studi gerak dan waktu: Teknik analisis untuk peningkatan produktivitas kerja. Jakarta: Guna Widya
  33. Wursanto, I. (2009). Dasar-dasar ilmu organisasi, Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-03-29 09:23:59

No citation recorded.