skip to main content

Analisis Kualitas Batu-bata Bersumber Bahan Tambahan Sampah Serbuk Gergaji dalam Berbagai Variasi Berat

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Bandung, Jalan Babakan Loa No.10A Gunung Batu, Cimagi Utara, Kota Cimahi. 40514, Indonesia

Open Access Copyright 2017 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Serbuk gergaji kayu merupakan salah satu sumber sampah organik yang belum banyak dimanfaatkan. Keberadaannya tidak jauh di sekitar kita, relatif murah dan mudah mendapatkannya. Di beberapa negara luar seperti Uganda, Algeria, India dan lain-lain memanfaatkan serbuk gergaji ini untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai bahan campuran batu-bata, pembentuk polimer selulosa nitrat, dan bahan adsorben polutan organik phenol. Penelitian sebelumnya memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan tambahan campuran batu-bata (kaolin, tanah liat, serbuk gergaji) dengan rasio 90:70:40.

Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen semu. Selanjutnya penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian tersebut, untuk serbuk gergaji dibuat variasi berat bahannya, sementara yang lainnya tetap. Ukuran batu-bata dirancang berukuran 10,00 x 5,00 x 2,00 cm. Untuk mengetahui kualitas batu-bata yang dihasilkan, penulis melakukan analisis kualitas terhadap batu-bata yang dihasilkan dengan berbagai variasi berat tersebut. Kualitas yang diuji baru pada tahapan daya serap air dan kandungan garam. Selain uji kualitas batu-bata juga dilakukan analisis valuasi ekonominya. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium dengan harapan dapat dijadikan bahan acuan apabila akan diaplikasikan di lapangan.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi berat serbuk gergaji antara rasio 20:70:90 dan 40:70:90 menunjukkan ada perbedaan peringkat rata-rata yang bermakna dalam hal daya serap batu-bata terhadap air begitu juga antara rasio 20:70:90 dan 60:70:90. Semua campuran batu-bata berdaya serap > 20%, belum memenuhi standar kualitas berdasarkan SNI 15-2094-2000, namun semua campuran batu-bata mempunyai kadar garam  (NaCl) < 50%, ini artinya sudah memenuhi standar kualitas berdasarkan SNI 15-2094-2000.

Simpulan: Waktu pembakaran batu-bata dengan bahan tambahan serbuk gergaji lebih efisien 0,42 kalidibandingkan tanpa serbuk gergaji sehingga biaya lebih hemat.

 

Abstract 

Title: Quality Analysis Brick Sourced Sawdust in a Variety of Weight

Background:Sawdust as organic waste has not been widely used. Its presence close to us, cheap and easy to obtain. In others countries such as Uganda, Algeria, India and others, utilize sawdust for various purposes, such as mixed materials, forming polymers cellullose nitrate, and phenol pollutant adsorbent. Previous research utilizes sawdust as mixture of brick with a ratio of 90:70:40: (kaolin, clay,sawdust).

Method:This was a quasi experiment design.Furthermore, authors interested in developing such research, sawdust made weight variation while others remain. Size bricks are designed measuring 10.00 x 5.00 x 2.00 cm. To determine the quality of bricks produced, the authors analyze the quality of the bricks produced with a variety of weight of the sawdust. The quality of the tested new stage of absorption of water and salt content. In addition to testing the quality of bricks also performed a valuation analysis of its economy. This research was carried out on a laboratory scale with the hope can be used as a reference if it will be applied in the field.

Result:The results showed that weight variation sawdust between 20:70:90 and 40:70:90 ratio showed no difference in the average rating is meaningful in terms of absorption bricks to water as well as the ratio of 20:70:90 and 60 : 70: 90. All blends brick absorbent> 20%, yet meet the standards of quality based on SNI 15-2094-2000, but all of a mixture of brick had higher levels of salt (NaCl) <50%, this means that it meets quality standards based on SNI 15-2094 -2000.

Conclusion:Burning of bricks made from sawdust additional more efficient, ± 0.42 times from the time of burning bricks without straw, making it more cost-effective

 

Fulltext View|Download
Keywords: kualitas batu-bata; variasi berat; serbuk gergaji; sampah organik. (brick quality; weight variation; sawdust; garbage)

Article Metrics:

  1. Ikem A, Osibanjo O, Sridhar M K C and Sobande A, Water Air Soil pollut., 2002, 140(1-4), 307 - 333
  2. Adekunle I M, Arowolo T A, Ndahi N P, Bello B and Owolabi D A, Annals of Environmental Science, 2007b, 1, 23-34
  3. Harris J F, Wood as a Chemical Raw Material. The Chemistry of Wood; Interscience, New York: USA, 1963
  4. Belewu M A, Afr J Biotechnol., 2006, 5(19), 1763 -1764
  5. Adekunle IM, Production of Cellulose Nitrate E-Journal of Chemistry2010, 7(3), 709-716
  6. Adekunle IM, The use of sawdust as by product adsorbent of organic pollutant from wastewater: adsorption of phenol . Energy Procedia 18 (2012) 905 – 914 Department of Environmental Management and Toxicology, University of Agriculture, P.M.B. 2240, Abeokuta, Nigeria
  7. Bwayo E, Obwoya S.K. Thermal Conduvtivity Of Insulation Brick Developed From Sawdust And Selected Uganda Clays.2014Department of Physics, Kyambogo University, Kampala, Uganda. 2014;Vol.03
  8. SNI 15-2094-2000 tentang Persyaratan Batu-bata

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-19 22:34:19

No citation recorded.