skip to main content

Kontaminasi Sumber Air oleh Cacing Usus dan Higiene Sanitasi sebagai Faktor Risiko Infeksi Helminthiasis pada Petani

1Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto, Jember, Jawa Timur 68121, Indonesia

2Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto, Jember, Jawa Timur 68121, Indonesia

3Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto, Jember, Jawa Timur 68121, Indonesia

Open Access Copyright 2023 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Kabupaten Jember khususnya Kecamatan Jenggawah merupakan wilayah agraris dengan pekerjaan utama sebagai petani dan hampir separuh penduduknya tidak mempunyai fasilitas jamban untuk buang air besar. Kebiasaan defekasi yang tidak sehat masih banyak dilakukan oleh masyarakat petani, sehingga bisa mencemari sumber air dengan telur dan larva cacing usus yang berakibat terjadinya penularan helminthiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kontaminasi sumber air (air sumur dan sungai) oleh cacing usus, faktor risiko higiene sanitasi dan hubungannya dengan prevalensi helminthiasis pada petani di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.

Metode: Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jenggawah yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani. Jumlah petani yang bersedia terlibat dalam penelitian adalah 56, sehingga jumlah sampel feses dan air sumur yang diperoleh juga sebanyak 56. Sampel air sungai juga diambil untuk diperiksa. Sampel feses dan air diperiksa menggunakan metode sedimentasi dan flotasi untuk identifikasi telur dan larva cacing usus. Faktor-faktor risiko higiene dan sanitasi sebagai variabel bebas didapatkan dari kuesioner dan dianalisis dengan univariat, bivariat dan multivariat.

Hasil: Karakteristik responden menunjukkan sebagian besar adalah laki-laki (53,51%), berusia 18-60 tahun (75%), berpendidikan rendah (53,57%), dan berpenghasilan rendah (71,43%). Sampel air sumur yang terkontaminasi telur dan larva cacing usus sebesar 22,2%, sedangkan sampel air sungai semuanya terkontaminasi. Prevalensi helminthiasis pada petani adalah 7,1%. Jenis cacing usus yang banyak ditemukan adalah Hookworm. Hasil uji bivariate (chi-square) menunjukkan kontaminasi sumber air oleh cacing usus berhubungan dengan prevalensi helminthiasis (ρ<0,05). Faktor risiko sanitasi yaitu jenis sumber air (air sungai atau air tanah) dan faktor risiko higiene kebiasaan mandi,cuci dan kakus (MCK) di sungai berhubungan dengan prevalensi helminthiasis (ρ<0,05).

Simpulan: Sumber air yang terkontaminasi oleh telur dan larva cacing usus dan penggunaannya untuk kegiatan MCK dapat menjadi sumber transmisi infeksi helminthiasis pada masyarakat petani.

 

ABSTRACT

Title: Contamination of Water Sources by Intestinal Worms and Sanitary Hygiene as Risk Factors for Helminths Infection in Farmers.

Background: Jember Regency, especially Jenggawah Subdistrict, is an agricultural area with the main occupation as farmers and almost half of the population does not have latrine facilities for defecation. Unhealthy defecation habits are still widely practiced by farming communities, so that they can contaminate water sources with eggs and larvae of intestinal worms which result in helminthiasis transmission. This study aims to determine the contamination of water sources (well and river water) by intestinal worms, sanitation hygiene risk factors and their association with the prevalence of helminthiasis in farmers in Jenggawah District, Jember Regency.

Method: This research was conducted in Jenggawah District where most of the people are farmers. The number of farmers who were willing to be involved in the study was 56, so the number of faecal and well water samples obtained was also 56. River water samples were also taken for examination. Stool and water samples were examined using sedimentation and flotation methods to identify eggs and larvae of intestinal worms. Hygiene and sanitation risk factors as independent variables were obtained from the questionnaire and analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis.

Result: The characteristics of the respondents showed that most of them were male (53.51%), aged 18-60 years (75%), low educated (53.57%), and low income (71.43%). Well water samples were contaminated with eggs and larvae of intestinal worms by 22.2%, while river water samples were all contaminated. The prevalence of helminthiasis is 7.1%. The most common type of intestinal worm is Hookworm. The results of the chi-square test showed that contamination of water sources by intestinal worms was associated with the prevalence of helminthiasis (ρ<0.05). Sanitation risk factors, namely the kind of water sources (river water or ground water) and hygiene risk factors, i.e bathing, washing and latrine activities (MCK) habits in rivers are associated with the prevalence of helminthiasis (ρ<0.05).

Conclusion: Water sources contaminated by eggs and larvae of intestinal worms and the habit of bathing, washing and latrine activities (MCK) in the river can be a source of transmission of helminthiasis infection in farming communities.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  ES
Etichal Statement
Subject
Type ES
  Download (790KB)    Indexing metadata
 CTA
Copyright Transfer Agreement
Subject
Type CTA
  Download (619KB)    Indexing metadata
 Turnitin
Turnitin
Subject
Type Turnitin
  Download (2MB)    Indexing metadata
Keywords: kontaminasi air; hygiene-sanitasi; prevalensi helminthiasis; petani
Funding: Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember

Article Metrics:

  1. Paniker CJ, Ghosh S. Paniker’s Textbook of Medical Parasitology. 7th ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2013. https://doi.org/10.5005/jp/books/12069
  2. CDC. Parasites - Soil-transmitted helminths. https://www.cdc.gov/parasites/sth/index.html
  3. WHO. Soil-transmitted helminth infections. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections
  4. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019. Direktorat Jenderal Pengendali dan Penyehatan Lingkung. 2015;1–59. http://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2017/01/RAP-2015-2019.pdf
  5. Jasman RP, Sitepu R, Oktaria S. Perbedaan Soil Transmitted Helminths (STH) pada Sayuran di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2019;6(1):57–65. https://doi.org/10.33024/jikk.v6i1.944
  6. Apsari PIB, Winianti NW, Arwati H, Dachlan YP. Gambaran Infeksi Soil Transmitted Helminth Pada Petani Di Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 2020;4(2):21–30. https://doi.org/10.22225/wicaksana.4.2.2020.21-30
  7. Kurscheid J, Laksono B, Park MJ, Clements ACA, Sadler R, McCarthy JS, et al. Epidemiology of Soil-Transmitted Helminth Infections in Semarang, Central Java, Indonesia. PLoS Neglected Tropical Disease. 2020;14(12):1–17. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0008907
  8. Halleyantoro R, Riansari A, Dewi DP. Insidensi Dan Analisis Faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang Pada Siswa Sekolah Dasar Di Grobogan, Jawa Tengah. Jurnal Kedokt Raflesia. 2019;5(1):18–27. https://doi.org/10.33369/juke.v5i1.8927
  9. Dinas Kesehatan Jember. Data Epidemiologi/Prevalensi Penyakit di Jember Tahun 2016
  10. Pabalan N, Singian E, Tabangay L, Jarjanazi H, Boivin MJ, Ezeamama AE. Soil-Transmitted Helminth Infection, Loss of Education and Cognitive Impairment in School-Aged Children: A systematic review and meta-analysis. Vol. 12, PLoS Neglected Tropical Diseases. 2018. 1–31
  11. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0005523
  12. Mbanga CM, Ombaku KS, Fai KN, Agbor VN. Small bowel obstruction complicating an Ascaris lumbricoides infestation in a 4-year-old male: A case report. Journal of Medical Case Reports. 2019;13(1):1–5. https://doi.org/10.1186/s13256-019-2103-y
  13. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Saleha S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017
  14. Al-Qomah MZ. Identifikasi Keberadaan Telur dan Larva Soil-Transmitted Helminths pada Sumber Air dan Faktor-faktor Resikonya di Wilayah Perdesaan Kabupaten Jember. Universitas Jember; 2021
  15. Munawaroh S, Arwati H, Puspa W. Contamination of Water and Soil of Rice Fields with Soil Transmitted Helminths as Source of Transmission to Farmers in Grogol Sub-district, Kediri District. Qanun Medika Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya. 2020;4(1):51–8. https://10.0.119.187/jqm.v4i1.3402
  16. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Profil Kesehatan Kabupaten Jember Tahun 2018. Profil Kesehat Kabupaten Jember Tahun 2018. 2019;327
  17. BPS Kabupaten Jember. Kecamatan Jenggawah Dalam Angka Tahun 2020. Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember; 2020. 80 p
  18. https://jemberkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/a9190bb16b22ca5baac4a124/kecamatan-jenggawah-dalam-angka-2020.html
  19. Riaz M., Aslam N, Zainab R,Ur-Rehman A, Rasool G, Ullah MI, Daniyal M, Akram M. Prevalence, risk factors, challenges, and the currently available diagnostic tools for the determination of helminth infections in human. European Journal of Inflammation. 2020. 18:1-15. https://doi.org/10.1177/2058739220959915
  20. Pelawi IKPP. Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada Petani di Desa Kaban Kecamatan Kabanjahe Tahun 2019. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2019. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28279 [ Diakses pada tanggal 25 Maret 2022]
  21. Baidowi II, Armiyanti Y, Febianti Z, Hermansyah B, Nurdian Y. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Status Infeksi Soil-Transmitted Helminths Pada Pekerja Kebun Di Perkebunan Kaliputih Kabupaten Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences. 2019: 5(2): 1-8
  22. Adiguna ES, Utami WS, Sutejo IR, Hermansyah B, Armiyanti Y. Hygiene and Sanitation Factors Affecting Contamination of Soil-Transmitted Helminths in Household Water Sources in Jember, Indonesia.Althea Medical Journal.2022. 9(3):125-130. https://doi.org/10.15850/amj.v9n3.2587
  23. CDC. Hookworm (Intestinal) . https://www.cdc.gov/dpdx/hookworm/index.html
  24. Ulukanligil M, Seyrek A, Aslan G, Ozbilge H, Atay S. Environmental Pollution with Soil-transmitted Helminths in Sanliurfa, Turkey. Mem Inst Oswaldo Cruz. 2001;96(7):903–9. http://dx.doi.org/10.1590/s0074-02762001000700004
  25. Corvino DF de L, Horrall S. Ascariasis . StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430796/
  26. Armiyanti Y, Utami WS, Nurdian Y, Ng JAS, Hermansyah B. Hookworm infection and the risk factors among plantation workers in Jember, Indonesia. Annals of Tropical Medicine and Public Health. 2020;23(8):1324–9. http://doi.org/10.36295/ASRO.2020.23820
  27. Ahmed A, Al-Mekhlafi HM, Al-Adhroey AH, Ithoi I, Abdulsalam AM, Surin J. The nutritional impacts of soil-transmitted helminths infections among Orang Asli schoolchildren in rural Malaysia. Parasites and Vectors. 2012;5(1):1–9. https://doi.org/10.1186/1756-3305-5-119

Last update:

  1. Gambaran Sanitasi Lingkungan dan Status Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Singosari, Boyolali

    Nurul Anira Irawan, Yulia Sari, Sri Haryati, Khesara Sastrin Prasita Negara. Plexus Medical Journal, 3 (1), 2024. doi: 10.20961/plexus.v3i1.1085

Last update: 2024-12-25 20:36:19

No citation recorded.