skip to main content

Analysis on Patien’s Linen in Management of Permata Bunda Hospital Purwodadi

*Muhamad Nur Aini  -  Alumni Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Martha Irene Kartasurya  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Atik Mawarni  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Berdasarkan BOR pada tahun 2010 dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien rawat inap di Rumah Sakit Permata Bunda  relatif tinggi, sehingga jumlah kebutuhan linen yang disediakan akan semakin meningkat. Berdasarkan studi pendahuluan dapat diketahui belum baiknya perencanaan, pelaksanaan,  dan  pengendalian  linen.  Tujuan penelitian  ini  adalah  Mengetahui  Bagaimana pengelolaan linen di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi  saat ini dilakukan. Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian  ini  adalah  karyawan  RS Permata  Bunda  Purwodadi  yang  terlibat  dalam  pengelolaan linen. Informan Utama dalam penelitian ini adalah kepala perawat yang ada di ruang perawatan umum, kepala dan wakil kepala logistik linen, dan kepala dan wakil kepala di unit laundry.Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah manajer umum, kepala logistik dan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan peramalan kebutuhan linen belum baik karena dilakukan berdasarkan asumsi linen yang hilang dan rusak, proses pemesanan linen belum berjalan dengan  baik  karena  belum  ada  petugas  khusus  yang  melakukan  pemesanan  linen,  pengadaan kebutuhan linen belum berjalan baik karena belum ada standar baku pengadaan linen, pemeliharaan linen sudah berjalan dengan baik karena sudah dilakukan sesuai dengan fase dan prosedur yang benar, pendistribusian linen tidak berjalan dengan baik karena ruangan dipisahkan oleh badan jalan, pelayanan linen pasien tidak berjalan dengan baik karena tidak semua pasien mendapatkan pelayanan
dengan mengganti linen setiap 1 hari sekali, organisasi pengelola linen yang belum baik karena masih dilakukan secara bersama-sama, pengendalian persediaan linen belum berjalan dengan baik karena penghitungan kebutuhan linen yang masih kurang dan belum menggunakan standar 3 kali jumlah  tempat  tidur,  pelaksanaan  inventarisasi linen  belum  berjalan  baik  karena  belum  dicatat secara  spesifik  sesuai  tingkat  kekotoran  linen  itu  sendiri,  identifikasi/  pengkodean  linen  belum berjalan baik karena pengkodean linen yang dilakukan belum dilakukan secara detail. Berdasarkan hasil penelitian disarankan penghitungan kebutuhan linen supaya dilakukan berdasarkan jumlah  tempat  tidur  dengan  ketersediaan  3  par  stok  linen  pada  setiap  tempat  tidur,  perlu  dibuat prosedur  kerja  tetap  yang  baku  dan  tertulis  dalam  pengelolaan  linen,  sehingga  dapat  dijadikan pegangan atau standar oleh pelaksana/petugas pengelola linen, dibuat identifikasi/pengkodean linen yang lebih baik, yang meliputi nama rumah sakit, nama ruang, jenis linen, jenis bahan.

Based on bed occupancy ratio (BOR) in 2010, it was known that the number of inpatient visit at Permata Bunda hospital was relatively high. As a consequence, the need of linen increased. Based on preliminary study, it was known that planning, implementation, and controlling of linen were not  adequate.  The  objective  of  this  study  was  to  know  how  linen  in  Permata  Bunda  hospital  Purwodadi was managed. This was a descriptive explorative study with cross sectional approach. Study population was workers of Permata Bunda hospital Purwodadi who were involved in linen management. Main informants were chief of nurse in the general ward, chief and assistance chief of linen logistic unit, chief and assistant chief of laundry unit. Triangulation informants were general manager, logistic unit chief and patients. Results of the study showed that planning for linen requirement estimation was not good because it was done  based  on  lost  or  damaged  linen  assumptions.  Ordering  process  was  still  insufficient  due  to  no special staff who ordered the linen. Supply linen was inadequate due to no standard for linen supply. Maintenance  of  linen  was  good;  it  was  performed  according  to  the  right  phases  and  procedures. Distribution of linen was not good due to separation of the rooms by the street. Linen service to patient was inadequate; not all patients’ linen was changed once a day. Linen management organization was not good; it was still done together. Linen stock control was not good; calculation for linen requirement was still lacking, and it had not used the standard of 3 times of the number of bed. Implementation of linen inventory was still inadequate; no specific recording was done according to the dirtiness level of the linen. Linen coding or identification was still inadequate; coding was not in detail. Based on the results of the study, it is suggested that calculation of linen requirement should be done based on the number of bed with availability of 3 par stock linen in each bed. Written standard operating  procedure  in  linen  management  should  be  produced;  it  will  be  used  as  guideline  or standard by linen staffs or management. Identification or coding of linen should be improved; it includes hospital name, room name, type of linen and type of material.
Fulltext View|Download
Keywords: Linen; Perencanaan Linen; Pelaksanaan Linen; Pengendalian Linen

Article Metrics:

  1. Bowersox, Donal J. Manajemen Logistik.Cetakan Ketiga. PT Bumi Aksara, Jakarta,2002
  2. Subagya M.S.Manajemen Logistik. Haji Masagung, Jakarta, 1994
  3. RSU Permata Bunda Purwodadi. Profil Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.Purwodadi,1999
  4. RSU Permata Bunda Purwodadi. Rekam Medis RS Permata Bunda
  5. Purwodadi, 2007
  6. Tuti I.Pengembangan Model Pengawasan dan Pengendalian Linen untuk Mencapai Efisiensi dan Efektifitas di Instalasi Bedah Sentral Badan Rumah Sakit Daerah “RAA Soewondo” Pati.Tesis Program Pasca
  7. Sarjana Undip, Semarang, 2003
  8. Wiyono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi.Vol 2. Jakarta, 1999
  9. Depkes RI. Pola Prosedur Kerja Tetap (Protap) di Rumah Sakit Kelas C dan D, Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat RSU
  10. dan Pendidikan, 1989
  11. Yayuk Sri P.Teori dan Praktek Houskeeping untuk Akademi Perhotelan Make Up Room.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
  12. Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan.Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2001
  13. Agustinus Darsono. Tata Graha Hotel (Housekeeping). PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1995
  14. Administered by mySaltz. This site is powered by e107, which is released under the terms of the GNU/GPL License
  15. Boy S. Sabarguna. Logistik Rumah Sakit dan Teknik Efisiensi
  16. . Konsorsium, Yogyakarta, 2005
  17. Standaert, et. Al. Nosocomial transmission of salmonella gastroenteritis to laundry worker in a nursing home. Infect-
  18. Control_hosp-Epidemiol.ol., 1994
  19. Pearse, J.. Infection Control, Nursing Management Of A Patient With Hepatitis A and B , Nurs-RSA, 1992
  20. Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial RSDK/FK Undip,Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial, Edisi III, Badan Penerbit

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-04 21:25:38

No citation recorded.