skip to main content

Pengaruh Susunan dan Ukuran Bilah Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Dan Bambu Apus (Gigantochloa apus) Terhadap Kekuatan Tarik, Kekuatan Tekan Dan Kekuatan Lentur Untuk Komponen Konstruksi Kapal

Parlindungan Manik  -  Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Hartono Yudo  -  Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Fredits A Siahaan  -  Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2017 Kapal

Citation Format:
Abstract

Bambu laminasi merupakan bahan bangunan rekayasa yang dibentuk dengan sistem perekatan beberapa bilah bambu sehingga memiliki kelebihan dapat dibuat dalam berbagai ukuran dan sifat mekanika yang lebih uniform dari bahan bambu alami. Teknik laminasi dari bahan bambu menjadi solusi untuk mengembangkan sebuah produk kayu yang memiliki struktur dan sifat mekanik lebih kuat dan awet. Prosedur pembuatan dan pengujian spesimen kayu laminasi bambu petung dan bambu apus mengacu pada SNI-03-3958-1995, SNI-03-3399-1994 dan SNI 03-3959-1995. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tarik, kuat tekan dan kuat lentur dari dua jenis variasi susunan bilah horizontal dan bata/carvel dengan tebal bilah 3 mm, 5 mm dan 7 mm. Hasil penelitian pada laminasi bambu petung dan bambu apus diperoleh kadar air 12-13 % dan berat jenis 0,60-0,65 gr/cm3 memiliki kuat tarik terbesar 96,72 Mpa (kode PA7H), kuat lentur 101,69 MPa (kode PA7B) dan kuat tekan 22,11 MPa (kode PA7B). Variasi susunan bata dan tebal bilah semakin besar mempengaruhi kekuatan tekan dan lentur. Namun sebaliknya untuk kuat tarik, susunan horizontal lebih baik dari susunan bata. Nilai tersebut memenuhi persyaratan kayu lapis sebagai bahan material kapal kayu menurut BKI dan termasuk dalam kelas kuat II sehingga dapat digunakan sebagai material konstruksi kapal.

Fulltext View|Download
Keywords: Kayu Laminasi, Kapal Kayu, Kuat Lentur; Kuat Tarik; Kuat Tekan; Variasi Susunan

Article Metrics:

  1. M. Frings, Peran Indonesia Dalam Kebijakan Iklim Internasional Insentif Finansial Untuk Melindungi Kelangsungan Hutan, Jakarta: Yayasan Konrad Adenauer, 2013
  2. Morisco, Rekayasa Bambu, Yogyakarta: Nafiri Offset, 1999
  3. I. Irawati dan A. Saputra, “Analisis Statistik Sifat Mekanika Bambu Petung,” dalam Prosiding Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I, Yogyakarta, 2012
  4. N. Setyo. H, I. Satyarno, D. Sulistyo dan T. Prayitno, “Sifat Mekanika Bambu Petung Laminasi,” Dinamika Rekayasa, vol. 10, no. 1, pp. 6-13, 2014
  5. J. Correal dan L. Lopez, “Mechanical Properties of Colombian Glued Laminated Bamboo,” dalam Modern Bamboo Structures, London, Taylor & Francis Group, 2008, pp. 121-127
  6. P. Manik, Samuel dan D. A. Prasetyo, “Analisa Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Lentur Balok Laminasi Kombinasi Bambu Petung Dan Bambu Apus Untuk Komponen Kapal Kayu,” Kapal, vol. 13, no. 3, pp. 142-151, 2016
  7. P. Manik, S. Jokosisworo dan G. Sadewo, “Pengaruh Suhu Kempa Terhadap Kualitas Balok Laminasi Kombinasi Bambu Petung Dengan Bambu Apus Untuk Komponen Kapal,” Kapal, vol. 14, no. 1, pp. 26-32, 2017
  8. Kamal, P. Manik dan Samuel, “Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Laminasi Apus Dan Petung Sebagai Material Alternatif Pembuatan Komponen Kapal Kayu,” Jurnal Teknik Perkapalan, vol. 5, no. 2, pp. 381-386, 2017
  9. M. Permana, P. Manik dan B. Adietya, “Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Laminasi Dari Kombinsi Bambu Apus Dan Kayu Meranti Sebagai Material Alternatif Pembuatan Komponen Kapal Kayu,” Jurnal Teknik Perkapalan, vol. 5, no. 2, pp. 374-380, 2017
  10. S.N.I, “Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium,” Badan Standardisasi Nasional, 1994
  11. S.N.I, “Metode Pengujian Kuat Tekan di Laboratotium,” Badan Standardisasi Nasional, 1995
  12. S.N.I, “Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboraturium,” Badan Standardisasi Nasional, 1995
  13. A. Widodo, “Pengembangan Komposit Kayu dan Bambu Sebagai Material Alternatif Untuk Pembangunan Kapal Kayu,” dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan, Serpong, 2004
  14. B.K.I, Volume VI. Peraturan Kapal Kayu, Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia, 1996

Last update:

  1. Effect analysis of the direction of fiber arrangement on interfaces of laminated bamboo fiber as a construction material for wood vessel hulls

    Good Rindo, Parlindungan Manik, Sarjito Jokosisworo, Carolina Putri, Priscilla Wilhelmina. 1ST INTERNATIONAL SEMINAR ON ADVANCES IN METALLURGY AND MATERIALS (i-SENAMM 2019), 2262 , 2020. doi: 10.1063/5.0016147
  2. Parametric Computational Simulation of the Expandability of Deployable Bamboo Structures

    Anastasia Maurina, Vincent Blouin. Nexus Network Journal, 2024. doi: 10.1007/s00004-024-00801-z

Last update: 2024-11-12 20:00:20

No citation recorded.