skip to main content

Pemetaan Pengetahuan Lokal Sunda dalam Koleksi di Museum Sri Baduga

*Rizki Nurislaminingsih orcid scopus  -  Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Wina Erwina  -  Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Asep Saeful Rohman  -  Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Received: 10 Nov 2019; Revised: 20 Nov 2019; Accepted: 31 Dec 2019; Published: 31 Dec 2019.

Citation Format:
Abstract

Artefak di Museum Sri Baduga menyimpan keragaman pengetahuan lokal tentang budaya Sunda. Hal ini menjadi penting untuk dikaji sebab masyarakat di tanah Pasundan memiliki kearifan yang agung sebagai identitas kesukuan selama ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Meski masyarakat terus mengalami pergantian generasi, keluhuran tersebut masih dapat digali melalui benda-benda peninggalan mereka, salah satunya melalui museum bentukkan pemerintah Jawa-Barat, yakni Museum Sri Baduga. Dengan demikian aneka jenis koleksi menjadi bukti fisik akan pengetahuan yang dikuasai masyarakat di penjuru Jawa-Barat. Tujuan penelitian ini adalah memetakan pengetahuan lokal Sunda yang terdapat dalam koleksi di Museum Sri Baduga, oleh sebab itu digunakan penelitian kualitatif dengan strategi naratif serta metode pengumpulan data melalui interpretasi dokumen kebudayaan di museum tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terbagi dalam kemampuan membuat kain tradisional, mata pencaharian, tata kota, alat penerangan, kerajinan tangan, industri kecil pande besi, penanggalan, kesenian, permainan anak-anak, serta bahasa dan aksara. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi bagi siapa saja yang memiliki minat utuk meneliti tentang pengetahuan lokal, khususnya di tatar Sunda. Pengelompokkan pengetahuan ini memudahkan pembaca dalam memilah pengetahuan apa saja yang dikuasai masyarakat Sunda sehingga bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis yang lebih mendalam.

Fulltext View|Download
Keywords: pengetahuan lokal sunda; koleksi; museum sri baduga; budaya sunda

Article Metrics:

  1. Abdussalam, M. S. (2016). Sukarno Jadi Soekaarano, Satu Contoh Calah Papan Nama Jalan Beraksara Sunda. Diunduh dari https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/sukarno-jadi-soekaarano-satu-contoh-salah-papan-nama-jalan-beraksara-sunda
  2. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. (2019). Museum Sri Baduga Membagi Semua Koleksi Yang Ada Menjadi 10 Klasifikasi. Diunduh dari http://www.uptdkebudayaan.jabarprov.go.id/koleksi
  3. Denzin, N. K. dan Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of qualitative research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Indrawardana, I. (2012). Kearifan Lokal Adat Masyarakat Sunda dalam Hubungan Dengan Lingkungan Alam. Komunitas, 4, 1, 1-8. DOI: 10.15294/komunitas.v4il.2390
  5. Ipa, M., Prasetyo, D. A., Arifin, J. dan Kasnodihardjo. (2014). Balutan Pikukuh Persalinan Baduy: Etnik Baduy dalam-Kabupaten Lebak. Diunduh dari www.pusat4.litbang.depkes.go.id › buku › pikukuh
  6. Jubaedah, R. S. (2018). Ternyata kalender Sunda ada tiga jenis, berbeda dengan Pabaru Sunda. Tribun Jabar. Diunduh dari https://jabar.tribunnews.com/2018/08/23/ternyata-kalender-sunda-ada-tiga-jenis-berbeda-dengan-pabaru-sunda
  7. Nugraha, A. (2015). Angklung tradisional Sunda: Intangible, cultural heritage of humanity, penerapannya dan pengkontribusiannya terhadap kelahiran angklung Indonesia. Jurnal awi laras, 2, 1, 1-23. https://osf.io › download › format=pdf
  8. Okorafor, C. N. (2010). Challenges confronting libraries in documentation and communication of indigenous knowledge in Nigeria. The International Information & Library Review, 42, 8-13. doi: 10.1016/j.iilr.2010.01.005
  9. Pemerintah Kota Bogor. (2019). Kampanye Astaga, Ridwan Kamil jajal permainan tradisional Sunda bersama anak sekolah. Diunduh dari https://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/13239
  10. Saleh, F., Soejadi dan Lasiyo. (2013). Makna “Silas” menurut kearifan budaya Sunda perspektif filsafat nilai: relevansinya bagi pemberdayaan masyarakat miskin. Sosiohumaniora: Journal of Social Sciences and Humanities, Vol. 15, 2. DOI 10.24198/sosiohumaniora.v15i2.5745
  11. Soh, M. B. C. and Omar, S. K. (2012). Small is big: The charm of indigenous knowledge for sustainable livelihood. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 36, 602-610. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.03.066
  12. Sopian, R., Ruhimat, M. dan Pradana, A. (2017). Rekonstruksi font aksara Sunda unicode sebuah alternatif perbaikan font aksara Sunda. Metahumaniora: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya, 7, 1, 42-54. 10.24198/mh.v7i1.23327
  13. Sofyan, A. N., Sofianto, K., Sutirman, M. dan Suganda, D. (2018). Eksistensi dan Regenerasi Kerajinan Tangan Anyaman Bambu di Tasikmalaya. Metahumaniora: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya, 8, 1, 90-99. DOI 10.24198/mh.v8i1.18877
  14. Sunarya, Y. Y. (2018). Adaptasi unsur estetik Sunda pada wujud ragam hias batik Sunda. J. Vis. Art & Des, 10, 1, 27-51. DOI: 10.5614/j.vad.2018.10.1.3
  15. Suparman, T., Wagiati., Darmayanti, N. dan Wahyu. (2018). Nama permainan tradisional Sunda di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung: Suatu Kajian Geolinguistik. Metahumaniora: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya, 8, 1, 29-38. DOI: 10.24198/mh.v8i1.18872
  16. Supriadin, J. (2019). Perajin Pande Besi Garut Riwayatmu Kini. Diunduh dari https://www.liputan6.com/regional/read/3993225/perajin-pandai-besi-garut-riwayatmu-kini
  17. Warren, E. and Matthew, G. (2018). Public libraries, museums and physical convergence: Context, issues, opportunities: A literature review Part 1. Journal of Librarianship and Information Science. DOI: 10.1177/0961000618769720
  18. Wiradimadja, A. (2018). Kearifan lokal masyarakat Kampung Naga sebagai konservasi alam dalam menjaga budaya Sunda. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis. Vol 3, 1, 1-8. http://journal2.um.ac.id/index.php/jsph/article/view/3655

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-12 14:18:19

No citation recorded.