skip to main content

Komposit Kolang-Kaling Dan Tepung Tapioka Dengan Penambahan Berbagai Jenis Plasticizer

Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Katolik Mangunwijaya Semarang, Indonesia


Citation Format:
Abstract

Plastik komersial dimasyarakat sangatlah digemari. Namun, penggunaan plastik komersial sebagai bahan pengemas saat ini mulai dikurangi karena plastik dari bahan sintetik kimia ini sulit diurai oleh mikroba dan membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh rasio bahan baku dan pengaruh jenis plasticizer terhadap karakteristik bioplastik. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan menimbang 20 g campuran bahan dengan rasio kolang-kaling : tepung tapioka. Metode yang dilakukan dengan memanaskan tepung tapioka dan aquadest dalam beaker glass hingga terjadi gelatinasi. Selanjutnya menambah bubur kolang-kaling dan plasticizer sesuai rasio yang ditetapkan. Lalu, campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70℃ sambil diaduk selama 15 menit kemudian dilakukan degassing process. Campuran dikeringkan dalam oven pada suhu 60℃ selama 24 jam. Pada variabel ke dua, proses dilakukan dengan berbagai jenis plasticizer. Hasil penelitian ini diperoleh FT-IR (alkohol, alkana dan alkena), rasio bahan baku terbaik 3 : 1. Rasio bahan baku 3:1 menghasilkan nilai tensile strength sebesar 10,05 MPa, elongation sebesar 22,325 % dan ketahanan air sebesar 57,41 %, serta mampu terdegradasi dengan mudah. Penelitian dengan variabel bebas jenis plasticizer menunjukkan bahwa dengan plasticizer gliserol diperoleh nilai tensile strength dan elongation tertinggi yaitu sebesar 7,08 MPa dan 19,48 %, ketahanan air sebesar 50 %, dan bioplastik yang dihasilkan paling mudah terdegradasi.

 

Commercial plastic in the community is very popular. However, the use of commercial plastics as packaging materials is now starting to be reduced because plastics from these chemical synthetic materials are difficult to decompose by microbes and take a long time to decompose. This study aims to study the influence of raw material ratio and the influence of plasticizer type on bioplastic characteristics. Bioplastic making is done by weighing 20 g of mixed ingredients with kolang-kaling ratio: tapioca flour. The method is done by heating tapioca flour and aquadest in beaker glass until gelatination occurs. Next add the kolang-kaling porridge and plasticizer according to the ratio set. Then, the mixture is heated at 70°C while stirring for 15 minutes then degassing process. The mixture is dried in the oven at 60°C for 24 hours. In the second variable, the process is carried out with various types of plasticizers. The results of this study obtained FT-IR (alcohol, alkanes and alkenes), the ratio of the best raw materials 3 : 1. The 3:1 raw material ratio produces tensile strength of 10.05 MPa, elongation of 22.325% and water resistance of 57.41%, and is able to degrade easily. Research with plasticizer-free variable type shows that with glycerol plasticizer obtained tensile strength and elongation highest value of 7.08 MPa and 19.48%, water resistance of 50%, and bioplastic produced most easily degraded.

Fulltext View|Download
Keywords: Bioplastik; kolang-kaling; komposit; tepung tapioka

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 15:23:15

No citation recorded.