Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, Departemen Industri, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{METANA43335, author = {Miftakhu Falaah and Heny Kusumayanti}, title = {Proses Fermentasi pada Produksi Bioetanol Dedak Padi dengan Hidrolisis Enzimatis}, journal = {METANA}, volume = {17}, number = {2}, year = {2021}, keywords = {Bioetanol; Dedak Padi; Fermentasi; Urea dan NPK}, abstract = { Meningkatnya harga bahan bakar dan menurunnya cadangan bahan bakar fosil memaksa untuk mencari sumber-sumber energi yang murah sebagai biofuel, seperti bioetanol dapat mengurangi efek negatif dari penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Bioetanol dapat terbuat dari biomassa yang mengandung gula, pati dan selulosa. Dedak padi merupakan hasil samping dari penggilingan padi dan menyumbang ±11% dari berat padi. Dalam hal ini dedak padi karbohidrat yang cukup tinggi untuk diolah menjadi bioetanol. Sementara untuk meningkatkan kadar etanol, proses terpenting dalam produksi bioetanol adalah proses fermentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu pengoptimalan proses fermentasi meliputi pH dan waktu pada pembuatan bioetanol dari ekstrak dedak padi dengan penambahan urea dan NPK sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan saccharomycess cerevisiae . Penelitian ini menggunakan dedak padi yang dihidrolisis, kemudian difermentasi menggunakan saccharomycess cerevisiae dengan penambahan nutrisi urea dan NPK, dan di distilasi untuk dimurnikan. Pengoptimalan pH dan waktu pada proses fermentasi serta penambahan nutrisi urea dan NPK diharapkan mampu meningkatkan kadar bioetanol yang dihasilkan. Hasil data dihitung dengan menggunakan metode perhitungan faktorial desain untuk mengetahui variabel paling berpengaruh. Rising fuel prices and declining fossil fuel reserves force to find cheap energy sources as biofuels, such as bioethanol can reduce the negative impact of using non-renewable fossil fuels. Bioethanol can be produced from biomass containing sugar, starch and cellulose. Rice bran is a by product of rice milling and accounts for ±11% of the weight of rice. In this case the carbohydrate rice bran is high enough so that it can be processed into bioethanol. Meanwhile, to increase ethanol content the most important process in manufacture of bioethanol is fermentation process. The purpose of this study is to optimize the fermentation process including pH and time in manufacture of bioethanol from rice bran extract with addition of urea and NPK as a source of nutrients for growth saccharomycess cerevisiae. This study used rice bran which was hydrolyzed, then fermented using saccharomycess cerevisiae with addition of urea and NPK nutrients, and then distilled to be purified. Optimizing pH and time in the fermentation process as well as adding urea and NPK nutrients are expected to increase levels of bioethanol produced. The results of the data are calculated using the design factorial calculation method to determine the most influential variable. }, issn = {2549-9130}, pages = {81--87} doi = {10.14710/metana.v17i2.43335}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/view/43335} }
Refworks Citation Data :
Meningkatnya harga bahan bakar dan menurunnya cadangan bahan bakar fosil memaksa untuk mencari sumber-sumber energi yang murah sebagai biofuel, seperti bioetanol dapat mengurangi efek negatif dari penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Bioetanol dapat terbuat dari biomassa yang mengandung gula, pati dan selulosa. Dedak padi merupakan hasil samping dari penggilingan padi dan menyumbang ±11% dari berat padi. Dalam hal ini dedak padi karbohidrat yang cukup tinggi untuk diolah menjadi bioetanol. Sementara untuk meningkatkan kadar etanol, proses terpenting dalam produksi bioetanol adalah proses fermentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu pengoptimalan proses fermentasi meliputi pH dan waktu pada pembuatan bioetanol dari ekstrak dedak padi dengan penambahan urea dan NPK sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan saccharomycess cerevisiae. Penelitian ini menggunakan dedak padi yang dihidrolisis, kemudian difermentasi menggunakan saccharomycess cerevisiae dengan penambahan nutrisi urea dan NPK, dan di distilasi untuk dimurnikan. Pengoptimalan pH dan waktu pada proses fermentasi serta penambahan nutrisi urea dan NPK diharapkan mampu meningkatkan kadar bioetanol yang dihasilkan. Hasil data dihitung dengan menggunakan metode perhitungan faktorial desain untuk mengetahui variabel paling berpengaruh.
Rising fuel prices and declining fossil fuel reserves force to find cheap energy sources as biofuels, such as bioethanol can reduce the negative impact of using non-renewable fossil fuels. Bioethanol can be produced from biomass containing sugar, starch and cellulose. Rice bran is a by product of rice milling and accounts for ±11% of the weight of rice. In this case the carbohydrate rice bran is high enough so that it can be processed into bioethanol. Meanwhile, to increase ethanol content the most important process in manufacture of bioethanol is fermentation process. The purpose of this study is to optimize the fermentation process including pH and time in manufacture of bioethanol from rice bran extract with addition of urea and NPK as a source of nutrients for growth saccharomycess cerevisiae. This study used rice bran which was hydrolyzed, then fermented using saccharomycess cerevisiae with addition of urea and NPK nutrients, and then distilled to be purified. Optimizing pH and time in the fermentation process as well as adding urea and NPK nutrients are expected to increase levels of bioethanol produced. The results of the data are calculated using the design factorial calculation method to determine the most influential variable.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 00:36:33
METANA diterbitkan oleh Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.