Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{METANA43762, author = {Awaly Dewantoro and Selly Putri}, title = {Evaluasi Kehilangan Bahan selama Proses Produksi Gondorukem Berdasarkan Analisis Neraca Massa}, journal = {METANA}, volume = {18}, number = {1}, year = {2022}, keywords = {Aliran Massa Bahan; Gondorukem; Larutan Getah; PGT Sindangwangi}, abstract = { Gondorukem menjadi produk utama dari pengolahan getah pinus yang dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Peningkatan permintaan terhadap gondorukem terjadi pada setiap tahunnya karena produk ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor industri. Permintaan yang semakin meningkat menyebabkan kapasitas produksi gondorukem perlu ditingkatkan, termasuk pada Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sindangwangi yang merupakan pabrik pengolahan getah pinus milik Perum Perhutani. Peningkatan kapasitas produksi secara langsung mempengaruhi kinerja produksi yang meliputi manajemen proses dan desain produksi, khususnya yang berkaitan dengan jumlah kehilangan bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jumlah kehilahan bahan yang berupa larutan getah selama proses produksi berlangsung di PGT Sindangwangi. Metode yang digunakan meliputi observasi langsung mengenai tahapan produksi dan pendekatan analisis perhitungan neraca massa sehingga dapat teridentifikasi setiap komponen dalam aliran massa bahan di setiap unit proses. Proses produksi gondorukem di PGT Sindangwangi terdiri dari tiga tahapan utama yang diuraikan ke dalam lima unit proses. Kelima unit proses yang terdiri dari unit penerimaan getah, unit pengenceran, unit pencucian dan pengendapan, unit penampungan, dan unit pemasakan kemudian dianalisis mengenai input dan output aliran massa bahan pada setiap unitnya. Hasil analisis menunjukkan larutan getah yang hilang selama proses produksi gondorukem yaitu sebesar 0,03% dari jumlah bahan baku yang diolah. Angka tersebut memenuhi kriteria jumlah kehilangan bahan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu ≤0,50% (per bahan baku yang diolah). Gum rosin is the main product of pine resin processing and known as leading commodities export in Indonesia. The increasing demand for gum rosin occurs every year because this product is widely used in various industry. The increasing demand caused the production capacity to be increased, including PGT Sindangwangi which is one of pine resin processing owned by Perum Perhutani. Increased production capacity affected to production performance its consist to process management and production design, especially related to material losses. This study aims to evaluate the amount of material losses in the form of pine gum solution during production processes in PGT Sindangwangi. Research methods deployed direct observation on production process and an analytical approach of mass balance calculation its could be identified material composition on each mass flow. Production processes at PGT Sindangwangi consist to three main stages processes then divided into five process units. The five units consist to pine sap receiving unit, dilution unit, settling unit, shelter unit, and distillation unit were then analysed based on material mass flow inputs and outputs in each unit. The results of analysis showed the amount of material losess during gum rosin production process is 0.03% of raw materials. The value was qualified to company criteria about an amount of material losses about ≤0,50% (per raw materials amount). }, issn = {2549-9130}, pages = {29--38} doi = {10.14710/metana.v18i1.43762}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/view/43762} }
Refworks Citation Data :
Gondorukem menjadi produk utama dari pengolahan getah pinus yang dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Peningkatan permintaan terhadap gondorukem terjadi pada setiap tahunnya karena produk ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor industri. Permintaan yang semakin meningkat menyebabkan kapasitas produksi gondorukem perlu ditingkatkan, termasuk pada Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sindangwangi yang merupakan pabrik pengolahan getah pinus milik Perum Perhutani. Peningkatan kapasitas produksi secara langsung mempengaruhi kinerja produksi yang meliputi manajemen proses dan desain produksi, khususnya yang berkaitan dengan jumlah kehilangan bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jumlah kehilahan bahan yang berupa larutan getah selama proses produksi berlangsung di PGT Sindangwangi. Metode yang digunakan meliputi observasi langsung mengenai tahapan produksi dan pendekatan analisis perhitungan neraca massa sehingga dapat teridentifikasi setiap komponen dalam aliran massa bahan di setiap unit proses. Proses produksi gondorukem di PGT Sindangwangi terdiri dari tiga tahapan utama yang diuraikan ke dalam lima unit proses. Kelima unit proses yang terdiri dari unit penerimaan getah, unit pengenceran, unit pencucian dan pengendapan, unit penampungan, dan unit pemasakan kemudian dianalisis mengenai input dan output aliran massa bahan pada setiap unitnya. Hasil analisis menunjukkan larutan getah yang hilang selama proses produksi gondorukem yaitu sebesar 0,03% dari jumlah bahan baku yang diolah. Angka tersebut memenuhi kriteria jumlah kehilangan bahan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu ≤0,50% (per bahan baku yang diolah).
Gum rosin is the main product of pine resin processing and known as leading commodities export in Indonesia. The increasing demand for gum rosin occurs every year because this product is widely used in various industry. The increasing demand caused the production capacity to be increased, including PGT Sindangwangi which is one of pine resin processing owned by Perum Perhutani. Increased production capacity affected to production performance its consist to process management and production design, especially related to material losses. This study aims to evaluate the amount of material losses in the form of pine gum solution during production processes in PGT Sindangwangi. Research methods deployed direct observation on production process and an analytical approach of mass balance calculation its could be identified material composition on each mass flow. Production processes at PGT Sindangwangi consist to three main stages processes then divided into five process units. The five units consist to pine sap receiving unit, dilution unit, settling unit, shelter unit, and distillation unit were then analysed based on material mass flow inputs and outputs in each unit. The results of analysis showed the amount of material losess during gum rosin production process is 0.03% of raw materials. The value was qualified to company criteria about an amount of material losses about ≤0,50% (per raw materials amount).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-22 07:07:24
METANA diterbitkan oleh Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.