skip to main content

Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Received: 15 Apr 2019; Published: 15 Apr 2019.
Open Access Copyright (c) 2019 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalongan merupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.

Hasil: Tulis hasil-hasil penelitian penting secara deskriptif dari variabel yang diteliti, hasil uji hipotesis (bila ada) serta interpretasi dari hasil analisis dan sintesis. Bagian ini merupakan unsur terpenting dalam abstrak, sehingga tulis hasil penelitian secara singkat, padat, informatif, mencerminkan tujuan yan dicapai dari penelitian yang telah dilakukan.

Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimal
Fulltext View|Download
Keywords: Filariasis; Tenaga Pelaksana Eliminasi

Article Metrics:

  1. Kementerian Kesehatan RI. Penanggulangan Filariasis. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan; 2014
  2. Kementerian Kesehatan RI. Filariasis di Indonesia. Bul Jendela Epidemiol. 2010;1(1):15–9
  3. Pello F. Alat Bantu (Tool Kit) untuk Eliminasi Filariasis: Panduan Pelaksanaan Bagi Petugas Kesehatan di Indonesia. Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi NTT; 2004. 125 p
  4. Kementerian Kesehatan RI. Situasi Filariasis di Indonesia Tahun 2015. Kementeri Kesehat RI. 2016;1:8
  5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2015
  6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2014
  7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2016
  8. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. 20 Kelurahan Endemis Filariasis [Internet]. Suara Merdeka. 2015. Available from: http://www.dprd-pekalongankota.go.id/Berita/20-kelurahan-endemis-filariasis.html
  9. Atho MA. POPM Filariasis Diulang Dua Tahun [Internet]. Radar Pekalongan. 2017 [cited 2018 Apr 10]. Available from: https://issuu.com/radarpekalonganpaper/docs/radar_pekalongan_20_januari_2017
  10. Nurlaila, Ginandjar P, Matrini. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pengobatan Masal di Kelurahan Non Endemis Filariasis Kota Pekalongan. J Kesehat Masy [Internet]. 2017;5:455–66. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/18662
  11. Purnomo I, Supriyo, Sri H. Pengaruh Faktor Pengetahuan dan Petugas Kesehatan Terhadap Konsumsi Obat Kaki Gajah (Filariasis) di Kelurahan Bligo Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. OJS Pena J Ilmu Pengetah Dan Teknol [Internet]. 2015;28:13–37. Available from: http://journal.unikal.ac.id/index.php/lppm/article/view/347/280
  12. Santos Rocha SW, Oliveira Dos Santos AC, Dos Santos Silva B, De Cipriano Torres DO, Lima Ribeiro E, Sousa Barbosa KP, et al. Effects of Diethylcarbamazine (DEC) On Hepatocytes of C57BL/6J Mice Submitted To Protein Malnutrition. J Food Drug Anal. 2012;20(2):524–31
  13. Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Eliminasi Kaki Gajah Bagi Puskesmas Tahun 2015. Bogor: Dinkes Kabupaten Bogor; 2014
  14. Masanja IM, Selemani M, Khatib RA, Amuri B, Kuepfer I, Kajungu D, et al. Correct Dosing of Artemether Lumefantrine for Management of Uncomplicated Malaria In Rural Tanzania. Biomed Cent. 2013;12:1–8
  15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah). Jakarta; 2005. p. 1–19
  16. Debby R, Suyanto, Restuastuti T. Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Tuberkuosis dalam Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru. Kedokteran [Internet]. 2014;1(2). Available from: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/2947/2856

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-20 01:06:26

No citation recorded.