skip to main content

Efektivitas “Brotokol” sebagai Pengusir Hama Tikus Ramah Lingkungan

1Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Indonesia

2Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta, Indonesia

Received: 11 Jun 2022; Revised: 2 Jul 2022; Accepted: 9 Jul 2022; Published: 1 Aug 2022.
Open Access Copyright (c) 2022 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Leptospirosis masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Banyumas merupakan salah satu wilayah yang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2019 sehingga berpotensi terjadinya endemis. Untuk itu, kami memberikan solusi melalui pengujian “brotokol” yang merupakan gabungan dari ekstraksi Brotowali dan Jengkol.

Metode: Brotokol dibuat dalam bentuk sediaan cair yang berfungsi sebagai pengganti rodentisida alami, sehingga aman digunakan untuk lingkungan (tanah, udara, dan perairan) maupun penggunanya.

Hasil: Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap sampel tikus, memberikan pengaruh yang signifikan pada aktivitas tikus rumah. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi (2-tailed) pada masing-masing variabel yang menunjukkan nilai P value sebesar 0.001 dengan nilai α = 5 %, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap penurunan aktivitas tikus, dimana nilai P value < nilai α.

Simpulan: Efektivitas ekstraksi brotowali dan jengkol (“Brotokol”) yang dapat berfungsi untuk menghalau hama tikus rumah yang ramah lingkungan adalah hasil ekstraksi dengan tingkat konsentrasi sebesar 75 %. Efektivitas konsentrasi tersebut menyebabkan hambatan aktivitas yang terlihat dari respon aktivitas tikus yang mulai menurun dan mengalami stress hingga menjadi lethal/mati secara lebih cepat, tanpa memberikan efek resisten bagi sasaran target.

Kata kunci: Ekstraksi Brotowali dan Jengkol; Hama Tikus; Ramah Lingkungan


ABSTRACT

 

Title: The Effectiveness of “Brotocol” as an Eco-Green Rat Repellent

Background: Leptospirosis is still one of the public health problems in Indonesia. Banyumas is one of the regions that has the highest cases in Central Java in 2019 so that it has the potential to be endemic. For this reason, we provide solutions through testing "brotocol" which is a combination of Brotowali and Jengkol extraction.

Method: Brotokol is made in the form of liquid preparations that function as a substitute for natural rodenticides, so it is safe to use for the environment (soil, air, and waters) as well as its users.

Result: Based on this study, it is known that the level and intensity of exposure time seen from the range of observation days on the administration of "Brotokol" extract to rat samples, had a significant influence on the activity of house mice. This can be seen from the significance value (2-tailed) in each variable which shows a P value of 0.001 with a value of α = 5%, it can be seen that there is a significant relationship between the level and intensity of exposure time as seen from the range of observation days on the administration of "Brotokol" extract to a decrease in rat activity, where the P value < the value of α.

Conclusion: The effectiveness of the extraction of brotowali and jengkol ("Brotokol") which can serve to dispel environmentally friendly house rat pests is the result of extraction with a concentration level of 75%. The effectiveness of the concentration caused activity inhibitions as seen from the response of rat activity that began to decrease and experienced stress to the point of becoming lethal / dying more quickly, without providing a resistant effect to the target.

Keywords: Extraction of Brotowali And Jengkol; Rat Pest; Eco-Green

Fulltext View|Download
Keywords: Ekstraksi Brotowali dan Jengkol; Hama Tikus; Ramah Lingkungan

Article Metrics:

  1. Fitzwater WD. 1988. Non Lethal Metods In Rodent Control. Dalam : Prakash I. Editor. Rodent Pest Management. Florida : CRC Press. Inc
  2. Hutapea, J.R., (Ed). 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia: Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta
  3. Miftakhul Janah, dkk. 2021. Analisis Kondisi Lingkungan pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Banyumas dengan Pendekatan Spasial. ASPIRATOR - Jurnal Penyakit Tular Vekto, 13(2)
  4. Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
  5. Pudyo S. 2010. Kota Semarang Endemis Leptospirosis. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=244118. Diakses pada 29 Mei 2012
  6. Rochman.1992. Biologi dan ekologi tikus, sebagai dasar pengendalian tikus, Prosiding Seminar Pengendalian Hama Tikus Terpadu. p. 17-30. Bogor

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-09 04:59:28

No citation recorded.