Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI57105, author = {Sabela Nadhira Rakhmatika and Rachma Purwanti and Ani Margawati and Fillah Fithra Dieny}, title = {Faktor Ibu, Keragaman Pangan, Asupan Zat Gizi Makro, dan Hubungannya dengan Status Gizi Kurang pada Ibu Balita Stunting di Kota Semarang}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {22}, number = {6}, year = {2023}, keywords = {ibu gizi kurang; stunting; asupan energi; zat gizi; keragaman pangan}, abstract = { ABSTRAK Latar belakang: Risiko stunting lebih tinggi pada anak dari ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari sama dengan 18,5 kg/m2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi kurang pada ibu balita stunting dan mengaitkan faktor ibu, pendapatan keluarga, keragaman pangan serta asupan zat gizi pada ibu. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu balita stunting di Kota Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling . Variabel terikat pada penelitian ini yaitu status gizi ibu balita Stunting. Data status gizi ibu didapatkan berdasarkan pengukuran antropometri secara langsung meliputi Berat Badan dan Tinggi Badan yang kemudian dilakukan perhitungan IMT. Ibu balita stunting yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya yang berstatus gizi kurang dan gizi normal berdasarkan kategori IMT menggunakan cut off Asia Pasifik. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, penggunaan KB Hormonal, pendapatan keluarga, asupan zat gizi makro, keragaman pangan ibu, dan aktivitas fisik ibu. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square . Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu dengan menggunakan uji Multiple Logistic Regression . Hasil : Ibu balita stunting dengan status gizi kurang lebih banyak memiliki proporsi tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat yang tergolong kurang (56,3%; 62,5%; dan 39,3%) dibandingkan tingkat kecukupan energi yang tergolong cukup (9,1%; 33,3%; dan 11,1%). faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu kecukupan asupan energi ibu dengan nilai signifikansi <0,05. Ibu dengan asupan energi yang kurang berisiko 10,156 kali (p-value 0,047) mengalami gizi kurang. Simpulan : Faktor yang paling berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu asupan energi yang kurang. ABSTRACT Title : Maternal Factors, Food Diversity, Nutritional Intake, and Correlation with Underweight Status o f Under-Five Stunted Mothers Background: The risk of stunting is higher in children of mothers with a Body Mass Index (BMI) less than equal 18,5 kg/m2. This study aimed to analyze the u nderweight status of under-five stunted mothers and related maternal factors, family income, food diversity, and nutritional intake. Methods: This cross-sectional observational study was undertaken in Semarang in 2022. Samples were taken consecutively. This study included 42 Semarang City moms of stunted toddlers. This study examined stunted under-5 moms' nutritional condition (underweight or normal). The maternal nutritional status was determined by measuring body weight and height to establish BMI. This study only included mothers of stunted children with underweight status and normal nutritional status, according to the Asia Pacific cut-off. In this study, maternal age, parity, education, hormonal contraceptive use, family income, macronutrient intake, dietary diversity, and physical activity were independent factors. Multivariate logistic regression was used to identify mothers' nutritional status factors. Results: Under-five stunted mothers with poor nutritional status had a higher proportion of lacking energy, protein, and carbohydrate adequacy levels (56.3%, 62.5%, and 39.3%, respectively), compared to energy adequacy levels, which were classified as sufficient (9, 1%, 33.3%, and 11.1%, respectively). Factors related to the underweight status of under-five stunted mothers, namely the adequacy of maternal energy intake, had a significance value of less than 0.05. Mothers with less energy intake were at risk of 10.156 times (p = 0.047) experiencing underweight. Maternal age, parity, education, use of hormonal contraception, family income, maternal dietary diversity, and physical activity were not related to the underweight status of under-five stunted mothers. Conclusion: The most common factor related to the underweight status of under-five stunted mothers is the inadequacy of maternal energy intake. }, issn = {2775-5614}, pages = {386--393} doi = {10.14710/mkmi.22.6.386-393}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57105} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Latar belakang: Risiko stunting lebih tinggi pada anak dari ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari sama dengan 18,5 kg/m2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi kurang pada ibu balita stunting dan mengaitkan faktor ibu, pendapatan keluarga, keragaman pangan serta asupan zat gizi pada ibu.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu balita stunting di Kota Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu status gizi ibu balita Stunting. Data status gizi ibu didapatkan berdasarkan pengukuran antropometri secara langsung meliputi Berat Badan dan Tinggi Badan yang kemudian dilakukan perhitungan IMT. Ibu balita stunting yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya yang berstatus gizi kurang dan gizi normal berdasarkan kategori IMT menggunakan cut off Asia Pasifik. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, penggunaan KB Hormonal, pendapatan keluarga, asupan zat gizi makro, keragaman pangan ibu, dan aktivitas fisik ibu. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu dengan menggunakan uji Multiple Logistic Regression.
Hasil: Ibu balita stunting dengan status gizi kurang lebih banyak memiliki proporsi tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat yang tergolong kurang (56,3%; 62,5%; dan 39,3%) dibandingkan tingkat kecukupan energi yang tergolong cukup (9,1%; 33,3%; dan 11,1%). faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu kecukupan asupan energi ibu dengan nilai signifikansi <0,05. Ibu dengan asupan energi yang kurang berisiko 10,156 kali (p-value 0,047) mengalami gizi kurang.
Simpulan: Faktor yang paling berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu asupan energi yang kurang.
ABSTRACT
Title: Maternal Factors, Food Diversity, Nutritional Intake, and Correlation with Underweight Status of Under-Five Stunted Mothers
Background:The risk of stunting is higher in children of mothers with a Body Mass Index (BMI) less than equal 18,5 kg/m2. This study aimed to analyze the underweight status of under-five stunted mothers and related maternal factors, family income, food diversity, and nutritional intake.
Methods: This cross-sectional observational study was undertaken in Semarang in 2022. Samples were taken consecutively. This study included 42 Semarang City moms of stunted toddlers. This study examined stunted under-5 moms' nutritional condition (underweight or normal). The maternal nutritional status was determined by measuring body weight and height to establish BMI. This study only included mothers of stunted children with underweight status and normal nutritional status, according to the Asia Pacific cut-off. In this study, maternal age, parity, education, hormonal contraceptive use, family income, macronutrient intake, dietary diversity, and physical activity were independent factors. Multivariate logistic regression was used to identify mothers' nutritional status factors.
Results:Under-five stunted mothers with poor nutritional status had a higher proportion of lacking energy, protein, and carbohydrate adequacy levels (56.3%, 62.5%, and 39.3%, respectively), compared to energy adequacy levels, which were classified as sufficient (9, 1%, 33.3%, and 11.1%, respectively). Factors related to the underweight status of under-five stunted mothers, namely the adequacy of maternal energy intake, had a significance value of less than 0.05. Mothers with less energy intake were at risk of 10.156 times (p = 0.047) experiencing underweight. Maternal age, parity, education, use of hormonal contraception, family income, maternal dietary diversity, and physical activity were not related to the underweight status of under-five stunted mothers.
Conclusion: The most common factor related to the underweight status of under-five stunted mothers is the inadequacy of maternal energy intake.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-06-14 10:01:41
badak188
mahasiswa kupang tiba tiba jadi penengah konflik keluarga gara gara mahjong
ibu kost di malang mengaku tenang dan lebih fokus sejak kenal mahjong
anak smk pekalongan berhasil pecahkan polanya saat main mahjong di malam takbiran
ojek online sukabumi berhenti ngojek siang bolong setiap dengar suara mahjong
penjual bakso tulungagung curhat pelanggan makin ramai sejak pasang pola mahjong
anak kos palembang lihat scatter hitam di subuh hari dan hidupnya berubah
petani cilacap mendadak menangis saat lihat scatter hitam di sawah kering
ibu rumah tangga tuban ngaku scatter hitam selalu muncul saat kehabisan beras
sopir angkot di tasik curiga mimpi soal scatter hitam bukan sekadar firasat
nenek di gresik simpan rahasia tentang scatter hitam sejak era orde baru
Game Online Terbaik
iongacor
slot pulsa
univjayapura.ac.id
univlambu.ac.id
IDCOIN188
QQCASH188
MAGNUM188
idcoin188
togel online
Slot Gacor
Togel Online
Halimtoto
Angka Togel
RP8888
VICTORY88
RTP LIVE
penjaga toko kelontong di tasikmalaya tiba tiba paham alur mahjong saat sepi
petugas parkir malam banjarmasin lihat pola mahjong saat langit tanpa bintang
asisten dapur warung padang curi waktu lihat mahjong sambil ngulek sambal
penjahit langsir di tegal mulai curiga dengan kemunculan mahjong di mimpinya
lansia di panti asuhan cirebon kaget karena ingat kode mahjong dari 1980 an
penjaga warnet pasar minggu tiba tiba bisu saat lihat mahjong dari layar cctv
anak penjual kue subuh jakarta utara pelajari polanya lewat mahjong di dapur
penarik gerobak cililitan melamun di sela hujan dan lihat bayangan mahjong
penyortir sayur di pasar bratang mulai tertarik mahjong sejak lihat kulit wortel
penjual ikan di bekasi temukan kejadian aneh saat telapak tangannya sentuh mahjong