BibTex Citation Data :
@article{MKTS7854, author = {Haryono Putra}, title = {Kajian Tata Air Kawasan Rawa Buaya Kota Administrasi Jakarta Barat}, journal = {MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL}, volume = {18}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {Hydrologic area; Drainage; Topographic; Hydrology analysis; Flood discharge; Wilayah hidrologis; Drainase; Topografi; Analisa hidrologi; Debit banjir}, abstract = { Flood is the complex problem. To solve this problem, we must pay attention for water flows as aone area hydrology system. Flood in Jakarta always happened at rainy season on January to March. District of West Jakarta as one of the five districts in DKI Jakarta, also always get flood, at any area high of flooded reach 1-3 meters. From the investigation of water system at Rawa Buaya region, the problem of water system at Rawa Buaya is less continuity from macro system with sub macro system and micro system which different authority. Drainage structured in great quantities at a good condition. The problem is a lot of trash on channel, sedimentation, unfunction gateway and any channel on broken, and also land use not agree with grand design of lay out 2010. The big influence is topographic area with average in low elevation. Base on research, polder with pumping system is the most compatible to be applying at Rawa Buaya region. Polder system and pumping system for make a slow down of time capacity of channels. Result of hydrology analysis that dimension of channel on Rawa Buaya region is not enough to accommodate of flood discharge. Keywords : Hydrologic area,Drainage, Topographic, Hydrology analysis, Flood discharge . Abstrak Masalah banjir merupakan masalah kompleks. Dalam pengamanan banjir, harus memperhatikan aliran air sebagai satu sistem wilayah hidrologis. Banjir di Jakarta selalu terjadi setiap musim hujan pada bulan Januari sampai Maret. Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan salah satu dari lima kota administrasi di wilayah DKI Jakarta, juga sering dilanda banjir, dibeberapa kawasan tinggi genangan banjir mencapai 1-3 meter. Dari hasil kajian tata air kawasan Rawa Buaya, disimpulkan masalah tata air di Rawa Buata yaitu kurang adanya kesinergisan antara saluran makro dengan saluran sub makro dan mikro yang masing-masing kewenangannya berbeda. Kondisi drainase kawasan rawa Buaya sebagian besar secara konstruksi dalam kondisi cukup baik. Permasalahannya adalah banyak terdapat sampah, sedimentasi, kondisi pintu air yang tidak berfungsi dengan baik dan ada beberapa saluran yang terputus, serta kondisi tata guna lahan yang belum sesuai dengan RTRW2010. Hal yang berpengaruh besar adalah kondisi topografi kawasan Rawa Buaya yang rata-rata pada topografi rendah. Berdasarkan hasil penelitian, sistem yang sesuai dengan kondisi topograi Kawasan Rawa Buaya yaitu sistem polder. Pembangunan polder dan pompa berfungsi untuk memperlambat waktu penuhnya kapasitas saluran. Hasil analisa hidrilogi bahwa saluran yang ada di Kawasan Rawa Buaya mempunyai dimensi salura yang tidak cukup mengalirkan kapasitas debit rencana (debit banjir). Kata-kata Kunci : Wilayah hidrologis, Drainase, Topografi, Analisa hidrologi, Debit banjir }, issn = {25496778}, pages = {61--72} doi = {10.14710/mkts.v18i1.7854}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/7854} }
Refworks Citation Data :
Flood is the complex problem. To solve this problem, we must pay attention for water flows as aone area hydrology system. Flood in Jakarta always happened at rainy season on January to March. District of West Jakarta as one of the five districts in DKI Jakarta, also always get flood, at any area high of flooded reach 1-3 meters. From the investigation of water system at Rawa Buaya region, the problem of water system at Rawa Buaya is less continuity from macro system with sub macro system and micro system which different authority. Drainage structured in great quantities at a good condition. The problem is a lot of trash on channel, sedimentation, unfunction gateway and any channel on broken, and also land use not agree with grand design of lay out 2010. The big influence is topographic area with average in low elevation. Base on research, polder with pumping system is the most compatible to be applying at Rawa Buaya region. Polder system and pumping system for make a slow down of time capacity of channels. Result of hydrology analysis that dimension of channel on Rawa Buaya region is not enough to accommodate of flood discharge.
Keywords : Hydrologic area,Drainage, Topographic, Hydrology analysis, Flood discharge .
Abstrak
Masalah banjir merupakan masalah kompleks. Dalam pengamanan banjir, harus memperhatikan aliran air sebagai satu sistem wilayah hidrologis. Banjir di Jakarta selalu terjadi setiap musim hujan pada bulan Januari sampai Maret. Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan salah satu dari lima kota administrasi di wilayah DKI Jakarta, juga sering dilanda banjir, dibeberapa kawasan tinggi genangan banjir mencapai 1-3 meter. Dari hasil kajian tata air kawasan Rawa Buaya, disimpulkan masalah tata air di Rawa Buata yaitu kurang adanya kesinergisan antara saluran makro dengan saluran sub makro dan mikro yang masing-masing kewenangannya berbeda. Kondisi drainase kawasan rawa Buaya sebagian besar secara konstruksi dalam kondisi cukup baik. Permasalahannya adalah banyak terdapat sampah, sedimentasi, kondisi pintu air yang tidak berfungsi dengan baik dan ada beberapa saluran yang terputus, serta kondisi tata guna lahan yang belum sesuai dengan RTRW2010. Hal yang berpengaruh besar adalah kondisi topografi kawasan Rawa Buaya yang rata-rata pada topografi rendah. Berdasarkan hasil penelitian, sistem yang sesuai dengan kondisi topograi Kawasan Rawa Buaya yaitu sistem polder. Pembangunan polder dan pompa berfungsi untuk memperlambat waktu penuhnya kapasitas saluran. Hasil analisa hidrilogi bahwa saluran yang ada di Kawasan Rawa Buaya mempunyai dimensi salura yang tidak cukup mengalirkan kapasitas debit rencana (debit banjir).
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-20 12:50:36