skip to main content

Kajian Landai Maksimum, Panajang Landai Kritis dan Panjang Landai Peralihan pada Potongan Memanjang Jalan antar Kota

*Wahyudi Kushardjoko  -  Jurusan Teknik Sipil FT. Undip, Indonesia
Djoko Purwanto  -  Jurusan Teknik Sipil FT. Undip, Indonesia
Elfrin P. Hsb.  -  Jurusan Teknik Sipil FT. Undip, Indonesia
Sonny H.  -  Jurusan Teknik Sipil FT. Undip, Indonesia

Citation Format:
Abstract

In the engineering of vertical alignment are identified maximum grade and critical length. Maximum grade and critical length by AASHTO and Bina Marga, the vehicle standard is not equal with heavy vehicle operating in Indonesia. The goal of research is to analysis the mulberry of maximum grade and critical length that are definite in the regulation and arranged by Bina Marga, to definite critical length for descend lane and ideal transition grade. From the velocity data when antrance and finished the slanting upward and the heavy of vehicle, it can calculate the critical length. While critical length of descend lane, it can calculate from the amount of maximum braking performed by vehicle, until no happen system braking is damaged. The transition length is definite from distance that’s needed by vehicle from the speed at the end of upward grade, until vehicle speed return to recovery. The results of this research denotes that critical length is relatively smallest than critical length that recommendation by Bina Marga. As consequency of this case, the maximum grade that’s recommended by Bina Marga should be decrease. The limitation of critical length descend lane is needed to avoid damaging of braking system of vehicle. The definition of minimum transition length is recommended to recover vehicle speed design from decrease speed because upward lane, in order to avoid traffic jam.

Keywords : Vertical alignment, Critical length, Maximum grade, Transition grade, Heavy vehicle.

 

Abstrak

 

Dalam perancangan alinyemen vertikal dikenal istilah “kelandaian maksimum” dan “panjang kritis”. Dalam menentukan besaran landai maksimum dan panjang kritis oleh AASHTO dan Bina Mrga, kendaraan yang dipakai tidak sama dengan kondisi kendaraan berat beroperasi di Indonesia sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji besarnya landai maksimum dan panjang kritis yang telah ditentukan oleh peraturan dan tata cara yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga, menentukan panjang kritis untuk jalur jalan yang menurun dan menentukan panjang landai peralihan yang ideal. Dari data kecepatan sebelum memasuki tanjakan dan sebelum akhir tanjakan yang diperoleh dari survai setat berat kendaraan kendaraan dapat dihitung panjang kritis. Sedangkan panjang kritis untuk turunan dapat dihitung dari banyaknya pengereman maksimum yang dilakukan oleh kendaraan sehingga tidak terjadi kerusakan sistem rem. Panjang landai peralihan ditentukan dari jarak yang diperlukan kendaraan dari kecepatan pada akhir tanjakan hingga kecepatan kendaraan kembali seperti kecepatan rencana. Hasil penelitian ini menunjukkan panjang kritis yang relatif lebih pendek dibandingkan panjang kritis yang disarankan oleh Bina Marga. Sebagai konsekuensi dari panjang kritis yang relatif pendek, maka landai maksimum yang ditetapkan Bina Marga juga harus diturunkan. Pembatasan panjang kritis untuk turunan juga diperlukan untuk menghindari kerusakan sistem rem pada kendaraan. Penentuan panjang landai peralihan minimum disarankan untuk mengembalikan kecepatan kendaraan yang telah berkurang akibat tanjakan menjadi kecepatan rencana aga tidak terjadi gangguan arus lau lintas.

Kata kunci: alinyemen vertical, panjang kritis, landai maksimum, landai peralihan, kendaraan berat.
Fulltext View|Download
Keywords: Vertical alignment; Critical length; Maximum grade; Transition grade; Heavy vehicle; alinyemen vertical; panjang kritis; landai maksimum; landai peralihan; kendaraan berat

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-25 14:44:11

No citation recorded.