BibTex Citation Data :
@article{MKTS7878, author = {Suprapto Suprapto}, title = {PEMILIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN PADA MASALAH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN HASIL REKLAMASI RAWA PASANG SURUT DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP}, journal = {MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL}, volume = {17}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {Land conversion; land use optimalitation; AHP Method; Alih fungsi lahan; optimalisasi pemanfaatan lahan; Metode AHP}, abstract = { The recent agricultural land conversion on tidal lowland reclamation has been occurred very rapidly. Previous research indicated that the land conversion rate reaches about 5% per year, so this issue needs a right counter measure. Hence, solution alternatives are needed to select the right measure to utilize tidal lowland reclamation in an optimum way. The main issue is the condition that the farmers in tidal lowland reclamation only consider economic factor without considering the other important factors in utilizing the lowland reclamation, thus it motivates uncontrolled land conversion from tidal agriculture into palm oil plantations. Therefore the other important factors have to be included into consideration. In this case, Analytical Hierarchy Process (AHP) method can be used as an analytical tool in identifying the most precise alternative to achieve the goal. Based on previous studies in several provinces in Indonesia, it was known that the other important factors regarding the issues were very influential. The priority value of each proposed alternative was obtained by using AHP method. The priority value of the first alternative (to stop the land conversion) is 45,66%. The value of the second alternative (to slow the land conversion) is 24,70%. The last alternative (to keep land conversion with or without extensification) is 29,64%. Based on the values, the most precise alternative is to stop the land conversion that occurred recently. Keywords : Land conversion, land use optimalitation, AHP Method ABSTRAK Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi pada lahan reklamasi rawa pasang surut saat ini sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecepatannya mendekati 5% per tahun, sehingga berlangsungnya alih fungsi lahan merupakan sebuah permasalahan yang memerlukan suatu penanganan yang baik. Untuk itu diperlukan alternatif solusi guna memperoleh pilihan tindakan yang tepat dalam mencapai pemanfaatan lahan reklamasi yang optimal. Permasalahan utama saat ini bahwa masyarakat petani dilahan rawa hanya melihat dari satu faktor saja yaitu faktor ekonomi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting yang lain dalam pemanfaatan lahan reklamasi, akibatnya terjadi alih fungsi lahan pertanian rawa pasang surut dari sawah menjadi perkebunan sawit tanpa kendali. Oleh sebab itu perlu dianalisis apakah keputusan itu telah tepat bila juga ditinjau faktor-faktor yang penting lainnya. Dalam hal ini metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menganalisis dalam mencari alternatif yang baik guna mencapai tujuan tersebut. Dari hasil studi sebelumnya di beberapa provinsi pengembangan lahan reklamasi rawa di Indonesia, telah dapat diketahui bahwa faktor-faktor penting lainnya yang berkaitan dengan tujuan dan permasalahan alih fungsi lahan ternyata sangat berpengaruh. Pada perhitungan dengan AHP telah diperoleh suatu nilai pilihan prioritas dari tiap alternatif yang diusulkan, yaitu alternatif 1 (alih fungsi lahan dihentikan) sebesar 45,66%, alternatif 2 (alih fungsi lahan diperlambat) sebesar 24,70%, dan alternatif 3 (alih fungsi lahan tetap berjalan, tanpa atau dengan ekstensifikasi) sebesar 29,64%. Oleh karena itu alternatif yang dinilai lebih tepat untuk pemanfaatan lahan rawa pasang surut adalah menghentikan alih fungsi lahan yang terjadi saat ini. Kata kunci: Alih fungsi lahan, optimalisasi pemanfaatan lahan, Metode AHP. }, issn = {25496778}, pages = {110--120} doi = {10.14710/mkts.v17i2.7878}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/7878} }
Refworks Citation Data :
The recent agricultural land conversion on tidal lowland reclamation has been occurred very rapidly. Previous research indicated that the land conversion rate reaches about 5% per year, so this issue needs a right counter measure. Hence, solution alternatives are needed to select the right measure to utilize tidal lowland reclamation in an optimum way. The main issue is the condition that the farmers in tidal lowland reclamation only consider economic factor without considering the other important factors in utilizing the lowland reclamation, thus it motivates uncontrolled land conversion from tidal agriculture into palm oil plantations. Therefore the other important factors have to be included into consideration. In this case, Analytical Hierarchy Process (AHP) method can be used as an analytical tool in identifying the most precise alternative to achieve the goal. Based on previous studies in several provinces in Indonesia, it was known that the other important factors regarding the issues were very influential. The priority value of each proposed alternative was obtained by using AHP method. The priority value of the first alternative (to stop the land conversion) is 45,66%. The value of the second alternative (to slow the land conversion) is 24,70%. The last alternative (to keep land conversion with or without extensification) is 29,64%. Based on the values, the most precise alternative is to stop the land conversion that occurred recently.
Keywords: Land conversion, land use optimalitation, AHP Method
ABSTRAK
Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi pada lahan reklamasi rawa pasang surut saat ini sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecepatannya mendekati 5% per tahun, sehingga berlangsungnya alih fungsi lahan merupakan sebuah permasalahan yang memerlukan suatu penanganan yang baik. Untuk itu diperlukan alternatif solusi guna memperoleh pilihan tindakan yang tepat dalam mencapai pemanfaatan lahan reklamasi yang optimal. Permasalahan utama saat ini bahwa masyarakat petani dilahan rawa hanya melihat dari satu faktor saja yaitu faktor ekonomi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting yang lain dalam pemanfaatan lahan reklamasi, akibatnya terjadi alih fungsi lahan pertanian rawa pasang surut dari sawah menjadi perkebunan sawit tanpa kendali. Oleh sebab itu perlu dianalisis apakah keputusan itu telah tepat bila juga ditinjau faktor-faktor yang penting lainnya. Dalam hal ini metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menganalisis dalam mencari alternatif yang baik guna mencapai tujuan tersebut. Dari hasil studi sebelumnya di beberapa provinsi pengembangan lahan reklamasi rawa di Indonesia, telah dapat diketahui bahwa faktor-faktor penting lainnya yang berkaitan dengan tujuan dan permasalahan alih fungsi lahan ternyata sangat berpengaruh. Pada perhitungan dengan AHP telah diperoleh suatu nilai pilihan prioritas dari tiap alternatif yang diusulkan, yaitu alternatif 1 (alih fungsi lahan dihentikan) sebesar 45,66%, alternatif 2 (alih fungsi lahan diperlambat) sebesar 24,70%, dan alternatif 3 (alih fungsi lahan tetap berjalan, tanpa atau dengan ekstensifikasi) sebesar 29,64%. Oleh karena itu alternatif yang dinilai lebih tepat untuk pemanfaatan lahan rawa pasang surut adalah menghentikan alih fungsi lahan yang terjadi saat ini.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-21 01:57:20