BibTex Citation Data :
@article{Politika15184, author = {Badruzzaman Badruzzaman}, title = {EKSIS CIVIL SOCIETY DALAM MELESTARIKAN TRADISI BUDAYA PESISIR (Studi Kasus Kelompok Babagan Dalam Mempertahankan Upacara Sedekah Laut di Kampung Nelayan Pandangan Kabupaten Rembang)}, journal = {Politika: Jurnal Ilmu Politik}, volume = {7}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {}, abstract = { Babagan merupakan kelompok nelayan yang melakukan praktek civil society berupa peran signifikan dalam melestarikan Sedekah Laut. Tradisi ini terbentuk berdasarkan rasionalitas nelayan terkait pekerjaan mereka sebagai pelaut, merefleksikan kehidupannya yang sangat tergantung pada laut. Realitas demikian lazim terjadi di Kampung Nelayan Pandangan Kabupaten Rembang. Tradisi yang bertujuan membuat kondisi guyup rukun (social harmony). Peran tersebut berbuah ragam tradisi berupa upacara dan hiburan rakyat. Hal ini merupakan aktualisasi atas harkat, martabat, dan atau harga diri kelompok nelayan yang biasa disebut Babagan. Terkadang demi tujuan ini, nelayan bersikap sangat royal dan bahkan melebihi kemampuan finansial mereka sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif study kasus dan diuraikan secara deskriptif berdasarkan pengalaman informan. Hasilnya diuraikan secara kronologis untuk upaya memuat realitas apa adanya. Dari hasil penelitian diperoleh temuan keberadaan Babagan Setan Merah Komunity, Babagan Saleho di dukuh Blandok desa Plawangan. Babagan Pagak, Babagan Pengging, Babagan Prapatan, Babagan Respanel, Babagan Risnelpan desa Pandangan Wetan, dan Babagan Mbalelo, Babagan Regal, Babagan Prowek dan Babagan Kowang yang berada di desa Pandangan Kulon. Merujuk ciri dasar keswadayaan dan kerelaan kelompok nelayan dalam melestarikan tradisi ini secara bersama-sama, satu visi dan gagasan, menunjukkan gerakan civil society yang mandiri. Mereka melakukannya tanpa ketergantungan pada pemerintah. Kesadaran tersebut mengandaikan suatu interaksi terbuka antar Babagan yang ada di masyarakat nelayan untuk melakukan dialog dan mencari kesepakatanbersama. Penelitian ini menjadi representasi eksistensi kelompok civil society dalam melestarikan budaya khas masyarakat nelayan sebagai salah satu aspek kekayaan ragam sosial, budaya dan politik lokal Indonesia. Kata Kunci: Civil Society, Sedekah Laut, Babagan. }, issn = {2502-776X}, pages = {34--52} doi = {10.14710/politika.7.2.2016.34-52}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/view/15184} }
Refworks Citation Data :
Babagan merupakan kelompok nelayan yang melakukan praktek civil society berupa peran signifikan dalam melestarikan Sedekah Laut. Tradisi ini terbentuk berdasarkan rasionalitas nelayan terkait pekerjaan mereka sebagai pelaut, merefleksikan kehidupannya yang sangat tergantung pada laut. Realitas demikian lazim terjadi di Kampung Nelayan Pandangan Kabupaten Rembang. Tradisi yang bertujuan membuat kondisi guyup rukun (social harmony). Peran tersebut berbuah ragam tradisi berupa upacara dan hiburan rakyat. Hal ini merupakan aktualisasi atas harkat, martabat, dan atau harga diri kelompok nelayan yang biasa disebut Babagan. Terkadang demi tujuan ini, nelayan bersikap sangat royal dan bahkan melebihi kemampuan finansial mereka sendiri.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif study kasus dan diuraikan secara deskriptif berdasarkan pengalaman informan. Hasilnya diuraikan secara kronologis untuk upaya memuat realitas apa adanya. Dari hasil penelitian diperoleh temuan keberadaan Babagan Setan Merah Komunity, Babagan Saleho di dukuh Blandok desa Plawangan. Babagan Pagak, Babagan Pengging, Babagan Prapatan, Babagan Respanel, Babagan Risnelpan desa Pandangan Wetan, dan Babagan Mbalelo, Babagan Regal, Babagan Prowek dan Babagan Kowang yang berada di desa Pandangan Kulon.Merujuk ciri dasar keswadayaan dan kerelaan kelompok nelayan dalam melestarikan tradisi ini secara bersama-sama, satu visi dan gagasan, menunjukkan gerakan civil society yang mandiri. Mereka melakukannya tanpa ketergantungan pada pemerintah. Kesadaran tersebut mengandaikan suatu interaksi terbuka antar Babagan yang ada di masyarakat nelayan untuk melakukan dialog dan mencari kesepakatanbersama.Penelitian ini menjadi representasi eksistensi kelompok civil society dalam melestarikan budaya khas masyarakat nelayan sebagai salah satu aspek kekayaan ragam sosial, budaya dan politik lokal Indonesia.
Kata Kunci: Civil Society, Sedekah Laut, Babagan.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-20 08:30:33
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Politika: Jurnal Ilmu Politik journal and Master of Political Science Program, Department of Politics and Governance, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Politika: Jurnal Ilmu Politik journal and Master of Political Science Program, Department of Politics and Governance, Universitas Diponegoro and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Politika: Jurnal Ilmu Politik journal are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.