skip to main content

Zona Interaksi Politik dan Respon Aktor Pemerintah: Kasus Perjuangan Agraria di Nanggung, Kabupaten Bogor

Institute Pertanian Bogor, Indonesia

Open Access Copyright (c) 2022 Politika: Jurnal Ilmu Politik under https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Penelantaran tanah HGU oleh PT Hevindo di tengah konteks ketimpangan agraria dan kemiskinan yang dialami masyarakat tiga desa di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor telah memicu perjuangan agraria kelompok petani AMANAT dengan dukungan sejumlah LSM dan aktor politik. Arus gerakan dari bawah untuk meredistribusikan tanah HGU terlantar ini telah melahirkan respons dari atas oleh para aktor pemerintah dari level desa hingga nasional. Artikel ini mengkaji zona interaksi politik di antara dua arus ini dan pengaruhnya terhadap tindakan para aktor pemerintah terkait desakan pelaksanaan reforma agraria. Penelitian lapang dilaksanakan selama Juli-Desember 2020 melalui kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif. Pengaruh antar variabel diuji secara statistik menggunakan SPSS 16.0 dan SmartPLS 3.0. Hasil penelitian memperlihatkan pengaruh positif dan signifikan dari proses interaksi ini terhadap respons para aktor pemerintah. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan sikap mereka dari semula menentang lantas berbalik mendukung perjuangan petani ini. Pada 2019 sosialisasi mengenai rencana pelaksanaan reforma agraria telah dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, sementara hasil pemetaan partisipatif atas penguasaan tanah oleh petani penggarap di lokasi HGU telah diusulkan oleh AMANAT sebagai acuan penetapan tanah objek reforma agraria dan calon penerima manfaatnya. Namun, hambatan administratif akibat praktik tata pengurusan dan administrasi pertanahan yang buruk dan manipulatif di masa lalu membuat program reforma agraria belum kunjung dilaksanakan hingga saat penelitian lapangan berakhir.

Fulltext View|Download
Keywords: zona interaksi politik; gerakan sosial petani; respon pemerintah; perjuangan agraria; reforma agraria.

Article Metrics:

  1. Ackerman, J. M. (2005). Social Accountability in the Public Sector: A Conceptual Discussion. The World Bank
  2. Borras, S. M. (1998). Bibingka Strategy to Land Reform and Implementation: Autonomous Peasant Mobilizations and State Reformists in the Philippines. International Institute of Social Studies of Erasmus University Rotterdam …
  3. Borras, S. M. (2001). State–Society Relations in land reform Implementation in the Philippines. Development and Change, 32(3), 545–575
  4. Borras, S. M., & Franco, J. C. (2008). Democratic Land Governance and Some Policy Recommendations. United Nations Development Programme-Oslo Governance CentreDemocratic Governance Group Bureau for Development Policy
  5. Brockett, C. D. (1991). The Structure of Political Opportunities and Peasant Mobilization in Central America. Comparative Politics, 23(3), 253–274
  6. Budy, F. C. T. (2020). Political Reactions From Below to Sime Darby Land Grab: Generational Shift, Geographical Reach, Rural Influencers and Multi-Stakeholder Alliance. Journal of Rural Studies, 76, 193–201
  7. Caouette, D., & Turner, S. (2009). Agrarian Angst and Rural Resistance in Contemporary Southeast Asia (Vol. 4). Routledge London
  8. Fauzi, N., & Herlily. (2005). Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga. Insist Press
  9. Fox, J. (1993). The Politics of Food in Mexico: State Power and Social Mobilization. Cornell University Press
  10. Hall, R., Edelman, M., Borras Jr, S. M., Scoones, I., White, B., & Wolford, W. (2015). Resistance, Acquiescence or Incorporation? An Introduction to Land Grabbing and Political Reactions ‘From Below.’ Journal of Peasant Studies, 42(3–4), 467–488
  11. Hardiyanto, B. (2021). Politics of land policies in Indonesia in the era of President Susilo Bambang Yudhoyono. Land Use Policy, 101, 105134
  12. Martini, S., Ash-Shafikh, M. H., & Afif, N. C. (2019). Implementasi Reforma Agraria Terhadap Pemenuhan Harapan Masyarakat Yang Bersengketa Lahan. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 5(2), 150–162
  13. Milles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP
  14. Negoita, M. (2018). The Always Embedded State: Six Types of State-Society Interaction. International Review of Social Research, 8(2)
  15. Ningtyas, P. M. K., & Dharmawan, A. H. (2010). Dampak Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN) terhadap Keadaan Sosial Ekonomi dan Ekologi Masyarakat Lokal. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(3)
  16. Rachman, N. F. (2013). Rantai Penjelas Konflik-Konflik Agraria yang Kronis, Sistemik, dan Meluas di Indonesia. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, (37), 1–14
  17. Rutten, R., Bakker, L., Alano, M. L., Salerno, T., Savitri, L. A., & Shohibuddin, M. (2017). Smallholder Bargaining Power in Large-Scale Land Deals: a Relational Perspective. The Journal of Peasant Studies, 44(4), 891–917
  18. Safitri, M. A., Muhshi, M. A., Muhajir, M., Shohibuddin, M., Arizona, Y., Sirait, M., … Widawati, E. (2011). Menuju Kepastian dan Keadilan Tenurial
  19. Sanin, M. P. S. (2015). When Theft Becomes Grievance Dispossessions as a Cause of Redistributive Land Claims in 20 th Century Latin America. Columbia University
  20. Shohibuddin, M. (2016). Peluang dan Tantangan Undang-undang Desa dalam Upaya Demokratisasi Tata Kelola Sumber Daya Alam Desa: Perspektif Agraria Kritis. Masyarakat: Jurnal Sosiologi, 21(1), 3
  21. Shohibuddin, M. (2020a). Artikulasi Islam Nusantara dalam Perjuangan Agraria. ISLAM NUSANTARA: Journal for the Study of Islamic History and Culture, 1(1), 41–88
  22. Shohibuddin, M. (2020b). Ketimpangan Agraria di Indonesia: Pendekatan Studi, Kondisi terkini dan Kebijakan Penanganan. PT Penerbit IPB Press
  23. Shohibuddin, M., & Bahri, A. D. (2019). Perjuangan Keadilan Agraria. Bogor: Insist Press, Sajogyo Institute, Bina Desa, Akatiga
  24. Shohibuddin, M., Cahyono, E., & Bahri, A. D. (2017). Undang-Undang Desa dan Isu Sumberdaya Alam: Peluang Akses atau Ancaman Eksklusi. Wacana: Jurnal Transformasi Sosial, 17, 36
  25. Sirait, M. (2017). Inklusi, Eksklusi, dan Perubahan Agraria: Redistribusi Tanah Kawasan Hutan di Indonesia. STPN Press
  26. Snow, D. A., & Benford, R. D. (1988). Ideology, Frame Resonance, and Participant Mobilization. Snow1971International Social Movement Research1988, 1, 197–217
  27. Sutejo, D. D. P., Harmita, D., Luthfi, A., Musahidin, Mardiyono, Y., Yahman, W., & Iswahyuni, D. (2009). Penyelesaian Konflik Agraria dan Penanggulangan Kemiskinan melalui Rencana Pelaksanaan Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) di Trisobo. In Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria dan Krisis Sosial Ekologi (pp. 222–263). STPN Press dan Sajogyo Institute
  28. Tarrow, S. (1994). Power in Movement: Collective Action, Social Movements and Politics. Cambridge: Cambridge University Press
  29. Tarrow, S. (1996). Social Movements in Contentious Politics: A Review Article. JSTOR
  30. Wiradi, G. (2009). Seluk Beluk Masalah Agraria: Reforma Agraria dan Penelitian Agraria. SAINS Press
  31. Woods, M. (2008). Social Movements and Rural Politics. Journal of Rural Studies

Last update:

  1. State-Society Interaction in Addressing Crisis from the Communication Processes of Resilience Perspective: A Case of Local Government Role in Redeveloping Pandeglang Tourism Business

    Siti Dewi Sri Ratna Sari, Djuara P Lubis, Pudji Muljono, Nurmala K Pandjaitan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 12 (1), 2024. doi: 10.22500/12202447451

Last update: 2024-11-19 22:06:01

No citation recorded.