skip to main content

Peranan dan Pemanfaatan Ruang Publik Pada Permukiman Kampung Vertikal Rusun Pekunden Kota Semarang

*Alif Bagoes Widiananda  -  Magister Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pembaharuan kawasan perkotaan menjadi penting dalam usaha peremajaan kota sebagai solusi semakin berkurangnya ketersediaan lahan permukiman dalam perencanaan tata ruang kota yang baik. Langkah kebijakan Pemerintah kota Semarang dalam memenuhi upaya kebutuhan permukiman ini diwujudkan dengan membangun rumah susun. Rumah susun Pekunden yang berlokasi di tengah kota Semarang dibangun untuk merubah wajah kota sekaligus meningkatkan kualitas hunian dan mengembangkan kehidupan sosial budaya serta ekonomi penghuninya. Penelitian dilakukan untuk melihat peranan serta pemanfaatan dari ketersediaan ruang publik pada rusun Pekunden yang digunakan untuk interaksi para penghuni rusun dan juga masyarakat sekitarnya. Metode penelitian menggunakan cara deskriptif kuantitatif yang didapatkan dari hasil pengamatan serta responden objek penelitian. Hasil dari analisis penelitian ditemukan penggunaan ruang publik pada rusun Pekunden sudah cukup optimal yang dapat dilihat dari kontribusi peran dalam pemanfaatan ruang tersebut. Ruang ini dapat membentuk dan menghasilkan satu komunitas dinamis, memberikan keleluasaan bagi para penghuni untuk saling berinteraksi antar sesama mereka dan masyarakat lingkungan sekitarnya, serta memberikan dampak interaksi sosial bermasyarakat yang positif dalam lingkungan permukiman skala kota pada perkembangan kehidupan kota Semarang.
Fulltext View|Download
Keywords: Permukiman; Rumah Susun; Ruang Publik
Funding: JPWK

Article Metrics:

  1. Carr, Stephen. (1992). Public Space. USA: Cambridge University Press
  2. Darmawan, Edy. (2009). Ruang Publik dalam Arsitektur Kota. Badan Penerbit Undip
  3. Darmiwati, Ratna. (2000). Studi Ruang Bersama dalam Rumah Susun. Dimensi Teknik Arsitektur Vol.28.Petra University
  4. Farida, Nacuur. (2013). Effects of Outdoor Shared Space on Social Interaction. Frontiers of Architectural Research 2
  5. Heimsath, Clovis. (1988). Arsitektur dari Segi Perilaku. Bandung: Intermatra
  6. Jacinta, Francis. (2012). Creating Sense of Community: The Role of Public Space. Journal Environmental Psychology
  7. Nazir, Mohammad. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
  8. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun
  9. Peraturan Daerah No.14 tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang 2011-2031
  10. Prasetyo, Sigid. (2012). Perencanaan Rusunawa untuk Buruh di Kawasan Kumuh Kota Semarang. Diakses: http://repository.unika.ac.id/view/creators/index.P.html
  11. Semarang Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kota Semarang
  12. Sjafari. A. (2014). Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Graha Ilmu. Yogyakarta
  13. Sugiyono. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  14. Suminar, El Yanno. (2016). Kampung Vertikal dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku.Diakses: https://eprints.uns.ac.id/24637/
  15. Sutungpol, Niwan. (2013). Kampung Batik Vertikal di Panggungharjo Bantul. Diakses: http://e-journal.uajy.ac.id/3875/1/0TA13011.pdf
  16. UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
  17. UU Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
  18. Wellman, Barry and Leighton. 1979. Networks, Neighborhoods, and Communities. University of Toronto

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 12:51:30

No citation recorded.