skip to main content

Transformasi Pancuran “Kampung Kumuh” Menjadi Tangguh

*Maurisia Giska Kurnia Rukmi  -  Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
Daru Purnomo  -  Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
Suryo Sakti Hadiwijoyo  -  Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Penanganan kawasan kumuh juga dilakukan pada kota sedang dan kota kecil, tidak hanya terpusat pada kota besar. Penanganan kawasan kumuh di kota-kota sedang dan kecil menjadi cukup strategis apabila kawasan tersebut dekat dengan pusat kota, misalnya kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran. Seperti halnya Kampung Pancuran yang termasuk Bagian Wilayah Kota I (BWK  I) Kota Salatiga yang merupakan kawasan sentra perdagangan dan jasa, Kampung Pancuran menjadi permukiman padat dan kumuh. Namun, kini Kampung Pancuran berhasil mengubah predikat kampung kumuh menjadi kampung yang tangguh. Transformasi Kampung Pancuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik, kependudukan, sosial dan ekonomi. Untuk memahami karakteristik dari faktor-faktor tersebut maka penelitian ini bertujuan menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi terjadinya transformasi Kampung Pancuran dari “kampung kumuh” menjadi tangguh. Hasil analisis menunjukkan faktor kependudukan, faktor ekonomi, faktor fisik dan faktor sosial merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan. Kampung Pancuran memiliki mobilitas sosial yang tinggi sehingga faktor kependudukan menjadi pengaruh terkuat, diikuti faktor ekonomi yaitu pembukaan usaha rumahan seperti usaha kuliner dan usaha berbasis online, faktor fisik yaitu karakteristik pemanfaatan lahan dan bangunan tempat tinggal menjadi sekaligus tempat usaha dengan menghabiskan lahan horizontal dan membangun rumah secara vertikal, dan faktor sosial yaitu kesadaran masyarakat akan spesialisasi kemampuan yang dimiliki perseorangan.
Fulltext View|Download
Keywords: Kampung Pancuran, Kawasan Kumuh, Kampung Tangguh, Transformasi

Article Metrics:

  1. -. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring Edisi III. Citing internet sources URL https://kbbi.web.id/tangguh-2.html
  2. Aisyah, Rani. Desember. (06 Februari 2019). Kampung Mural Pancuran Salatiga, dulunya dijuluki kawasan nakal kini dipenuhi mural. Citing internet sources URL https://travelingyuk.com/kampung-mural-pancuran-salatiga/139234/
  3. Antrop, M. (2000). Changing patterns in the urbanized countryside of Western Europe. Landscape Ecology, 15(3), 257–270. https://doi.org/10.1023/A:1008151109252
  4. Bogue, D. J. (1999). Principles of Demography. New York: John Wiley and Sons
  5. Brezzi, M., Dijkstra, L., & Ruiz, V. (2011). OECD Extended Regional Typology. Development, 1–21
  6. Budiyantini, Y., & Pratiwi, V. (2016). Peri-urban Typology of Bandung Metropolitan Area. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 227, 833–837. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.06.152
  7. Cattivelli, V. (2021). Planning peri-urban areas at regional level: The experience of Lombardy and Emilia-Romagna (Italy). Land Use Policy, 103. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2021.105282
  8. Dewi, Meidiani L. (2013). Transformasi Fisik Spasial Kampung Kota di Kelurahan Kembangsari, Semarang. Jurnal Skripsi Jurusan Perencanaan Wilayah Kota.Universitas Diponegoro Semarang
  9. Ernawati, Jenny. (2011). Faktor-faktor Pembentuk Identitas Suatu Tempat. Jurnal Local Wisdom-Jurnal Ilmiah Online,3 (2), 1-9
  10. Febriyanti, A. D., & Ariastita, P. G. (2013). Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun. Jurnal Teknik Pomits, 2(2), 123–128
  11. Gilbert, A., & Josef Gugler. (1996). Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga (Terjemahan Cities, Poverty and Development: Urbanzation in the Third World). Tiara Wacana
  12. Khomarudin. (1997). Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Jakarta: Yayasan Real Estate Indonesia
  13. Kobasa, S.C., S.R, Maddi, S. Khan. (1982). Hardiness and Health: A Prospective Study. Journal of Personality and Social Psycology. 42/1:168-177
  14. Kota Tanpa Kumuh. (2018). Dari Perjalanan Kumuh Menjadi Tangguh. Citing internet sources URL http://kotaku.pu.go.id/view/7613/kampung-pancuran-perjalanan-dari-kumuh-menjadi-tangguh
  15. Kurnianingsih, N. A., & Rudiarto, I. (2014). Analisis Transformasi Wilayah Peri-Urban pada Aspek Fisik dan Sosial Ekonomi (Kecamatan Kartasura). Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 10(3), 265. https://doi.org/10.14710/pwk.v10i3.7784
  16. Lindarni, Dias A., Handayani W. (2014). Transformasi Kampung Kota di Kawasan Segitiga Emas Kota Semarang (Studi Kasus: Kampung Sekayu dan Kampung Petempen). Jurnal Skripsi Jurusan Perencanaan Wilayah Kota Volume VIII (No.2) Tahun 2014: 1-12. Universitas Diponegoro Semarang
  17. Mahagarmitha, Rilia R. (2018). Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Kampung Warna-warni Teluk Seribu Kota Balikpapan. Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, 3 (1)
  18. Muta’ali, L. (2011). Kapita Selekta Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada
  19. Oduro, C. Y., Adamtey, R., & Ocloo, K. (2015). Urban Growth and Livelihood Transformations on the Fringes of African Cities: A Case Study of Changing Livelihoods in Peri-Urban Accra. Environment and Natural Resources Research, 5(2). https://doi.org/10.5539/enrr.v5n2p81
  20. Pawitro, Udjianto. (2012). Masyarakat Kampung Kota – Kondisi Permukimannya Dan Upaya Perbaikan Lingkungan Kampung Kota (Studi Kasus RW-12 Kel.Babakan Surabaya Kec.Kiaracondong Kota Bandung). Seminar Regional Pembangunan Jawa Barat
  21. Pemerintah Kota Salatiga. (2018). Jumlah Penduduk Kota Salatiga Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan. Citing internet sources URL http://dataku.salatiga.go.id/dss/dss_3_3#
  22. Pemerintah Kota Salatiga. (2018). Walikota Resmikan Kampung Wisata Pancuran (diunduh 06 Februari 2019). Citing internet sources URL http://salatiga.go.id/walikota-resmikan-kampung-wisata-pancuran/
  23. Pramesti, P. U., Prabowo, B. N., & Hasan, M. I. (2019). Kajian Ruang Dan Aktivitas Pasar Minggu Taman Setiabudi Banyumanik Terhadap Terbentuknya Kohesi Sosial Masyarakat. Modul, 19(2), 110. https://doi.org/10.14710/mdl.19.2.2019.122-130
  24. Ritzer, George & Douglas J. Goodman. (2008). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
  25. Robiana, T. A. (2018). PRODUKSI RUANG SOSIAL SLUM AREA MENJADI KAMPUNG WISATA (Studi Pada Wisata Kampung Warna-Warni, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Unversitas Brawijaya
  26. Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada
  27. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.Bandung: CV. Alfabeta
  28. Sujatini, S. (2017). Peran Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Rumah dan Lingkungan Sehat pada Hunian Padat di Jakarta. Jurnal Ikraith-Teknologi,1 (2)
  29. Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiologi (edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
  30. Supangkat, Eddy. (2014). Drumblek Seni Budaya Asli Salatiga. Salatiga: Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kota Salatiga
  31. Surtiani, Eny E. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota. Semarang: Pascasarjana Universitas Diponegoro
  32. Sutrisno, Budi. (2 Maret 2019). Kampung Pancuran, Perjalanan dari Kumuh Menjadi Tangguh. Citing internet sources URL http://kotaku.pu.go.id/view/7613/ kampung-pancuran-perjalanan-dari-kumuh-menjadi-tangguh
  33. Uddin, N. (2018). Assessing urban sustainability of slum settlements in Bangladesh: Evidence from Chittagong city. Journal of Urban Management, 7(1), 32–42. Citing internet sources https://doi.org/10.1016/j.jum.2018.03.002
  34. Wahyudi, A., Buchori, I., Sjahbana, J. A., Arsitektur, T., Teknik, F., Diponegoro, U., Doktor, P., Arsitektur, T., Prof, J., & Sh, S. (2019). TRANSFORMASI RUANG AKIBAT KONFLIK ( Studi Kasus : Kawasan Wisata Kuta , Bali ). Jurnal Arsitektur Dan Perkotaan Vol. 10 No. 01, Januari 2019 TRANSFORMASI, 10(01), 18–26
  35. Yunus, H. S. (2011). Manajemen Kota, Perspektif Spasial (Third). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-05-09 04:41:12

No citation recorded.