BibTex Citation Data :
@article{Reaktor6100, author = {Mariana Mariana and Farid Mulana and Purwana Satriyo}, title = {PENJERAPAN GAS CO HASIL PEMBAKARAN SAMPAH MENGGUNAKAN SORBENT TERMODIFIKASI DALAM REAKTOR FIXED BED}, journal = {Reaktor}, volume = {14}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {fixed bed reaktor; penjerapan gas; sorbent Ca(OH)2/tanah diatome/kompos}, abstract = { ADSORPTION OF CO FROM WASTE COMBUSTION USING MODIFIED SORBENT IN A FIXED BED REACTOR. Gases produced by garbage burning consist of dangerous gases such as CO, SO 2 and other gases. Technology for reducing dangerous gases from incinerator outlet can be done by using a dry or wet process. The dry process is more economical process because of simple process, easy maintenance and no liquid waste as product. However, the weakness of the dry process is low absorption conversion and low gas removal efficiency. One way to overcome these problems is to use sorbent which has high reactivity. An inexpensive sorbent that commonly used is Ca(OH) 2 . The aim of this research was to increase the reactivity of Ca(OH) 2 sorbent by using diatomaceous earth and compost as a source of silica and biosorbent, respectively . Diatomaceous earth contains CaO, SiO 2 and Al 2 O 3 and compost contains bacteria as a biosorbent that can convert CO to CO 2 and CH 4 . The reaction between SiO 2 and Ca(OH) 2 would form calcium silicate hydrate (CaO.SiO 2 .2H 2 O) that has a high porosity and reactivity. The results showed that the reactivity of Ca(OH) 2 sorbent increased by addition of diatomaceous earth and compost. The results also showed that the sorption of CO gas increases with increasing of height of sorbent bed and temperature . The highest CO gas sorption was obtained at temperature of 150 o C and sorbent bed height of 6 cm us ing the modified sorbent with Ca(OH) 2 /DE/compost ratio of 3:1:1. Gas hasil pembakaran sampah terdiri dari gas-gas yang berbahaya seperti CO, SO 2 dan lain sebagainya. Teknologi penghilangan gas-gas tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan proses kering maupun proses basah. Penghilangan dengan proses kering lebih ekonomis karena sederhana, mudah pemeliharaan dan tidak menghasilkan limbah cair. Namun demikian, kelemahan proses kering adalah konversi absorpsi rendah dan efisiensi penyisihan gas relatif kecil. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut di atas adalah dengan menggunakan sorbent yang mempunyai reaktifitas yang tinggi. Sorbent yang umum digunakan dan murah adalah Ca(OH) 2 . Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan reaktifitas sorbent Ca(OH) 2 dengan menggunakan tanah diatomeae sebagai sumber silika dan kompos sebagai sumber biosorbent . Tanah diatomea umumnya mengandung CaO, SiO 2 dan Al 2 O 3 . Reaksi antara SiO 2 dengan Ca(OH) 2 membentuk kalsium silicate hidrat (CaO.SiO 2 .2H 2 O) yang mempunyai porositas dan reaktifitas yang tinggi. Kompos mengandung bakteri sebagai biosorbent yang dapat mengubah gas CO menjadi CO 2 dan CH 4 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktifitas sorbent Ca(OH) 2 meningkat dengan penambahan DE dan kompos . Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penjerapan gas CO meningkat dengan meningkatnya tinggi unggun sorbent dan temperatur. Penjerapan gas CO tertinggi diperoleh pada penggunaan modifikasi sorbent Ca(OH) 2 /DE/kompos (3:1:1), temperatur 150 o C dan tinggi unggun sorbent 6 cm dari variabel yang dilakukan . }, issn = {2407-5973}, pages = {218--224} doi = {10.14710/reaktor.14.3.218-224}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/article/view/6100} }
Refworks Citation Data :
ADSORPTION OF CO FROM WASTE COMBUSTION USING MODIFIED SORBENT IN A FIXED BED REACTOR. Gases produced by garbage burning consist of dangerous gases such as CO, SO2 and other gases. Technology for reducing dangerous gases from incinerator outlet can be done by using a dry or wet process. The dry process is more economical process because of simple process, easy maintenance and no liquid waste as product. However, the weakness of the dry process is low absorption conversion and low gas removal efficiency. One way to overcome these problems is to use sorbent which has high reactivity. An inexpensive sorbent that commonly used is Ca(OH)2. The aim of this research was to increase the reactivity of Ca(OH)2 sorbent by using diatomaceous earth and compost as a source of silica and biosorbent, respectively. Diatomaceous earth contains CaO, SiO2 and Al2O3 and compost contains bacteria as a biosorbent that can convert CO to CO2 and CH4. The reaction between SiO2 and Ca(OH)2 would form calcium silicate hydrate (CaO.SiO2.2H2O) that has a high porosity and reactivity. The results showed that the reactivity of Ca(OH)2 sorbent increased by addition of diatomaceous earth and compost. The results also showed that the sorption of CO gas increases with increasing of height of sorbent bed and temperature. The highest CO gas sorption was obtained at temperature of 150oC and sorbent bed height of 6 cm using the modified sorbent with Ca(OH)2/DE/compost ratio of 3:1:1.
Gas hasil pembakaran sampah terdiri dari gas-gas yang berbahaya seperti CO, SO2 dan lain sebagainya. Teknologi penghilangan gas-gas tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan proses kering maupun proses basah. Penghilangan dengan proses kering lebih ekonomis karena sederhana, mudah pemeliharaan dan tidak menghasilkan limbah cair. Namun demikian, kelemahan proses kering adalah konversi absorpsi rendah dan efisiensi penyisihan gas relatif kecil. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut di atas adalah dengan menggunakan sorbent yang mempunyai reaktifitas yang tinggi. Sorbent yang umum digunakan dan murah adalah Ca(OH)2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan reaktifitas sorbent Ca(OH)2 dengan menggunakan tanah diatomeae sebagai sumber silika dan kompos sebagai sumber biosorbent. Tanah diatomea umumnya mengandung CaO, SiO2 dan Al2O3. Reaksi antara SiO2 dengan Ca(OH)2 membentuk kalsium silicate hidrat (CaO.SiO2.2H2O) yang mempunyai porositas dan reaktifitas yang tinggi. Kompos mengandung bakteri sebagai biosorbent yang dapat mengubah gas CO menjadi CO2 dan CH4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktifitas sorbent Ca(OH)2 meningkat dengan penambahan DE dan kompos. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penjerapan gas CO meningkat dengan meningkatnya tinggi unggun sorbent dan temperatur. Penjerapan gas CO tertinggi diperoleh pada penggunaan modifikasi sorbent Ca(OH)2/DE/kompos (3:1:1), temperatur 150oC dan tinggi unggun sorbent 6 cm dari variabel yang dilakukan.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 09:08:56
JURNAL REAKTOR (p-ISSN: 0852-0798; e-ISSN: 2407-5973)
Published by Departement of Chemical Engineering, Diponegoro University