BibTex Citation Data :
@article{TEKNIK7023, author = {Ajeng Sarinastiti and R. Rukayah and Titin Murtini}, title = {KONSEP WATERFRONT PADA PERMUKIMAN ETNIS KALI SEMARANG}, journal = {TEKNIK}, volume = {36}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {waterfront; permukiman etnis; Kali Semarang; waterfront; ethnic settlements; Kali Semarang}, abstract = { Kali Semarang sebagai sungai bersejarah di Semarang, dahulu memiliki fungsi transportasi yang membelah perekonomian dan pertahanan kota. Bermacam etnis pedagang tinggal di sekitarnya hingga daerah tersebut menjadi permukiman etnis. Contohnya Kampung Melayu, etnis Tionghoa pada Kampung Pecinan, etnis Arab pada Kampung Kauman, serta Kampung Sekayu. Dan juga Kawasan Kota Lama sebagai daerah bersejarah dalam masa pemerintahan Kota Semarang. Kali Semarang memberi pengaruh fungsi waterfront pada permukiman tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep waterfront pada permukiman etnis Kali Semarang, yaitu Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, dan Kampung Melayu. Diperlukan eksplorasi dan deskripsi keadaan yang mendalam untuk mengidentifikasikan informasi baru pada lokasi penelitian dengan konsep atau teori yang menjelaskan fenomena yang akan terjadi. Metode kualitatif rasionalistik digunakan dengan landasan teori mengenai waterfront dan permukiman etnis disertai dengan pengumpulan data melalui studi literatur dari berbagai sumber, observasi lapangan langsung, dan pertanyaan mendalam kepada key person. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Kampung Melayu dan Kawasan Kota Lama yang pada awal mulanya menggunakan konsep waterfront karena lokasinya merupakan kawasan pelabuhan, pergudangan, dan perdagangan. Kampung Pecinan sebagai kawasan perdagangan, serta Kampung Kauman dan Kampung Sekayu sebagai permukiman tidak menggunakan konsep waterfront. [Title: Waterfront Concept on Ethnic Settlement in Kali Semarang] Kali Semarang, as a historical river in Semarang, has function as transportation to support the economy and city. Many ethnic traders settled around, so that area becomes ethnic settlement, such as Kampung Melayu, Chinese ethnic in Kampung Pecinan, Arabian ethnic in Kampung Kauman, and Kampung Sekayu, and Kota Lama areas as historical area in Semarang’s government era. The Kali Semarang giving influence of the waterfront function of those area. This paper purposes to understand waterfront concept of ethnicity settlement around Kali Semarang, such as: Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, and Kampung Melayu. Exploration and deeper situations description are needed to identify new informations in respected location completed with concept or theories that explain the phenomenon. The qualitative rationalistic method is used for explaining theoritical basis regarding waterfront and ethnical settelement by data collecting through literature study, field observation, and key person question. The result of this research shows that Kampung Melayu and Kota Lama are pioneer to use the waterfront concept because of it location constitute as sea port area, warehouse, and commerce. Kampung Pecinan as a commerce area, Kampung Kauman and Kampung Sekayu, as settlement, did not use the waterfront concept. }, issn = {2460-9919}, pages = {61--67} doi = {10.14710/teknik.v36i2.7023}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/view/7023} }
Refworks Citation Data :
Kali Semarang sebagai sungai bersejarah di Semarang, dahulu memiliki fungsi transportasi yang membelah perekonomian dan pertahanan kota. Bermacam etnis pedagang tinggal di sekitarnya hingga daerah tersebut menjadi permukiman etnis. Contohnya Kampung Melayu, etnis Tionghoa pada Kampung Pecinan, etnis Arab pada Kampung Kauman, serta Kampung Sekayu. Dan juga Kawasan Kota Lama sebagai daerah bersejarah dalam masa pemerintahan Kota Semarang. Kali Semarang memberi pengaruh fungsi waterfront pada permukiman tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep waterfront pada permukiman etnis Kali Semarang, yaitu Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, dan Kampung Melayu. Diperlukan eksplorasi dan deskripsi keadaan yang mendalam untuk mengidentifikasikan informasi baru pada lokasi penelitian dengan konsep atau teori yang menjelaskan fenomena yang akan terjadi. Metode kualitatif rasionalistik digunakan dengan landasan teori mengenai waterfront dan permukiman etnis disertai dengan pengumpulan data melalui studi literatur dari berbagai sumber, observasi lapangan langsung, dan pertanyaan mendalam kepada key person. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya Kampung Melayu dan Kawasan Kota Lama yang pada awal mulanya menggunakan konsep waterfront karena lokasinya merupakan kawasan pelabuhan, pergudangan, dan perdagangan. Kampung Pecinan sebagai kawasan perdagangan, serta Kampung Kauman dan Kampung Sekayu sebagai permukiman tidak menggunakan konsep waterfront.
[Title: Waterfront Concept on Ethnic Settlement in Kali Semarang] Kali Semarang, as a historical river in Semarang, has function as transportation to support the economy and city. Many ethnic traders settled around, so that area becomes ethnic settlement, such as Kampung Melayu, Chinese ethnic in Kampung Pecinan, Arabian ethnic in Kampung Kauman, and Kampung Sekayu, and Kota Lama areas as historical area in Semarang’s government era. The Kali Semarang giving influence of the waterfront function of those area. This paper purposes to understand waterfront concept of ethnicity settlement around Kali Semarang, such as: Kampung Melayu, Kawasan Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Kauman, and Kampung Melayu. Exploration and deeper situations description are needed to identify new informations in respected location completed with concept or theories that explain the phenomenon. The qualitative rationalistic method is used for explaining theoritical basis regarding waterfront and ethnical settelement by data collecting through literature study, field observation, and key person question. The result of this research shows that Kampung Melayu and Kota Lama are pioneer to use the waterfront concept because of it location constitute as sea port area, warehouse, and commerce. Kampung Pecinan as a commerce area, Kampung Kauman and Kampung Sekayu, as settlement, did not use the waterfront concept.
Article Metrics:
Last update:
The characteristics of riverbank slum settlement in Indonesia. Case study: Depok, Palembang, Surabaya, and Surakarta
Application of Permeable Pavement as Low Impact Development (LID) in Improving Water Quality in Semarang River
Typology of livable waterfront settlement and how to manage the community.
Last update: 2024-12-04 01:04:12
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to jurnal TEKNIK and Faculty of Engineering, Diponegoro University as publisher of the journal.
Copyright transfer agreement can be found here: [Copyright transfer agreement in doc] and [Copyright transfer agreement in pdf].
View My Stats