skip to main content

Fitoremidiasi Logam Berat dengan Menggunakan Mangrove (Phytoremiditation of Heavy Metals Using Mangroves)

Faisal Hamzah1, 2, 3, 4 Yuli Pancawati1, 2, 3, 4

1Balai Penelitian dan Observasi Laut, Indonesia

2Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia

3Jl. Baru Perancak, Negara, Jembrana, Bali, Indonesia. 82251 , Indonesia

4 Telp/Fax: 0365 44266/44278, Indonesia

View all affiliations
Published: 2 Dec 2013.

Citation Format:
Abstract

Mangrove mampu mengakumulasi dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap logam berat sehingga bisa dijadikan tumbuhan untuk tujuan fitoremidiasi (fitostabilisasi). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi fitoremidiasi berdasarkan akumulasi dan translokasi logam berat pada mangrove di daerah pesisir. Sebanyak 10 pohon mangrove (4 spesies) pada 4 stasiun di HLAK dan SMMA diambil untuk dianalisa. Logam berat yang dianalisa dibagi menjadi dua yaitu esensial (Cu dan Zn) dan non esensial (Pb). Hasil analisa fisikokimia perairan dan sedimen menunjukan bahwa mangrove tumbuh pada kondisi normal untuk daerah estuari (pH 7,10-7,46; suhu 28,5-30 0C; salinitas 2-6 ‰; oksigen terlarut 0,71-1,42 mg.L-1 dan kelembaban sedimen 10-30 %). Konsentrasi Zn pada sedimen lebih tinggi dibandingkan Cu dan Pb, namun pada akar dan daun, konsentrasi Pb lebih tinggi dibandingkan Zn dan Cu. Nilai biological accumulation coefficient (BAC=ratio kandungan logam pada daun dengan sedimen), biological transfer coefficient (BTC=ratio kandungan logam pada daun dengan akar) dan bioconcentration factor (BCF=ratio kandungan logam pada akar dengan sedimen) logam non esensial lebih tinggi dibandingkan logam esensial. BAC, BTC, dan BCF Pb adalah 0,84-1,10, 0,84-1,15 dan 0,91-1,09. Nilai BAC, BTC, dan BCF logam Cu dan Zn berturut adalah 0,02-0,13 & 0,12-0,25, 0,17-082 & 0,56-1,11 dan 0,09-0,17 & 0,13-0,25. Untuk tujuan fitoremidiasi, mangrove bisa diterapkan di daerah pesisir sebagai fitostabilisasi. Hasil perhitungan FTD menunjukan spesies Sonneratia caseolaris 3 bisa dijadikan sebagai kriteria mangrove untuk fitoremediasi.

Kata kunci: mangrove, fitoremidiasi, logam berat, pesisir

Abstract

Mangroves are able to accumulate and have a high tolerance to heavy metals so that those trees can be used as phytoremidiation purpose (phytostabilization). This study was conducted to determine metal phytoremidiation potential of mangroves based on accumulation and translocation of heavy metals in coastal areas. A total of 10 of mangrove trees (4 species) at 4 stasions in HLAK and SMMA were taken and analyzed. Heavy metal divided into two such as essential (Cu and Zn) and non essential (Pb). Based on phycochemical analysis both of water and sediment,our result showed that mangroves grow on normal condition for estuarine ecosystem (pH 7.10-7.46; temperature 28.5-30 0C; salinity 2-6‰; dissolved oxygen 0.71-1.42 mg.L-1 dan humidity of sediment 10-30%). Concentration of Zn  in sediment was higher than Cu and Pb, but in roots and leaves Pb was higher than Zn and Cu. Biological accumulation coefficient (BAC=ratio of leaf metal to sediment metal concentration), biological transfer coefficient (BTC= ratio of leaf metal to root concentration) and bioconcentration factor (BCF= ratio of root metal to sediment metal concentration) for non essential is higher than essential. BAC, BTC and  BCF Pb metal were 0.84-1.10, 0.84-1.15 and 0.91-1.09, respectively. While value of  BAC, BTC  and BCF  for Cu and Zn were adalah 0.02-0.13 & 0.12-0.25, 0.17-082 & 0.56-1.11 and 0.09-0.17 & 0.13-0.25, respectively. For phytoremidiation purposes, mangroves are perhaps best employed as phytostabilisers. Result of calculating FTD showed that species of Sonneratia caseolaris 3 can be used  as mangrove criterion for those purpose.

Keywords: mangrove, phytoremidiation, heavy metals, coastal
Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 02:24:03

No citation recorded.