skip to main content

Pengaruh Keragaman Penggunaan Lahan di Ekosistem Gambut sub DAS Kapuas Kabupaten Kubu Raya

1Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia

2Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia

Received: 17 Apr 2021; Revised: 16 Jun 2021; Accepted: 4 Jul 2021; Available online: 11 Jul 2021; Published: 1 Aug 2021.
Editor(s): H Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Lahan gambut merupakan komponen ketahanan lingkungan yang diupayakan untuk menjamin keamanan publik dan munculnya bahaya lingkungan yang disebabkan secara alami oleh alam maupun disengaja oleh perbuatan manusia. Lahan gambut di Desa Teluk Empening telah mengalami konversi menjadi lahan usahatani seperti lahan sawit, karet dan jahe, sedangkan lahan sekunder yang ada pada daerah penelitian sebelumnya pernah mengalami kebakaran pada tahun 2017. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi keanekaragaman jenis pada lahan gambut dengan melakukan pengukuran biodiversitas lahan dengan analisis vegetasi. Kemudian menganalisis pengaruh konversi lahan gambut dengan pengukuran sifat fisik tanah, pengukuran Tinggi Muka Air tanah, pengukuran dimensi saluran dan pengujian kualitas air. Perubahan dinamika tutupan lahan yang dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat, data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner sebanyak 30 sampel. Hasil analisis menunjukkan lahan jahe, karet dan sawit memiliki nilai indeks keanekaragaman (H’) ±0 dikategorikan biodiversitas rendah. Lahan sekunder memiliki nilai indeks keanekaragaman (H’) 2,001 masuk kategori biodiversitas sedang. Konversi lahan gambut mempengaruhi sifat fisik tanah gambut seperti parameter porositas, permeabilitas, kadar serat dan kadar air. Konversi lahan gambut menjadi lahan karet memengaruhi penurunan muka air tanah yaitu setinggi 68 cm. Pengaruh konversi terhadap kualitas air pada lahan, ditandai dengan parameter pH berkisar 3,3 - 4,6, TSS berkisar 6-440 mg/l dan DO berkisar 0,89-3,4 mg/l yang tidak sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan yaitu Kelas 2 PP No.82 Tahun 2001. Konversi lahan gambut semakin meningkat tiap tahun dan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat dengan fungsi sosial penyerapan tenaga kerja serta fungsi ekonomi pendapatan dari hasil produksi usahatani. Lahan gambut memberikan keunggulan dan kapasitas bagi kawasan lokal untuk kekuatan alam seperti lingkungan, ekonomi dan sosial yang dapat dilakukan sambil tetap menjaga daya tahan lingkungan. 

Abstract

Peatlands are a component of environmental resilience that strives to ensure the safety and security of environmental hazards caused naturally or intentionally by human actions. Peatland in Teluk Empening Village has undergone conversion to agricultural land such as oil palm, rubber and ginger, while the secondary land in the previous study area experienced fires in 2017. This research was conducted by identifying the diversity of species on peatland by measuring biodiversity land with vegetation analysis. Then analyze the effect of peat land conversion with physical measurements of soil, measurement of groundwater level, measurement of channel dimensions and testing of water quality. Changes in land cover dynamics obtained from socio-economic conditions, data obtained using observations, interviews and questionnaires as many as 30 samples. The analysis showed that ginger, rubber and oil palm land had a diversity index value (H ') ± 0 which was categorized as low biodiversity. Secondary land has a diversity index value (H ') of 2,001 in the medium biodiversity category. Peat land conversion affects the physical properties of peat soil such as parameters of porosity, permeability, fiber content and air content. The conversion of peatlands to rubber lands has an effect on the decrease in the water table, which is 68 cm long. The effect of conversion on water quality in land, fear with pH parameters ranging from 3.3 to 4.6, TSS ranging from 6-440 mg / l and DO ranging from 0.89-3.4 mg / l which are not in accordance with the specified quality standards namely Class 2 PP No. 82 Year 2001. Conversion of peatlands is increasing every year and affects the socio-economic conditions of the community with the social function of absorption of labor and the economic function of income from agricultural production. Peatlands provide advantages and capacities for local areas for natural forces such as environment, economy and social that can be done while maintaining environmental resilience.

Fulltext View|Download
Keywords: Lahan Gambut; tata guna lahan; Ketahanan Lingkungan; Sosial Ekonomi

Article Metrics:

  1. Andriesse, J. (1988). Natural And Management Of Tropical Peat Soil. Bulletin Fao Soil, 59
  2. Barchia, M. F. (2012). Gambut Agroekosistem Dan Transformasi Karbon. Yogyakarta: UGM Press
  3. Dariah, A., Maftuah, E., & Maswar. (2014). Karakteristik Lahan Gambut. Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi (Pp. 16-29). Bogor: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
  4. Dariah, A., & Maswar. (2016). Isu Lingkungan Gambut Tropika Indonesia. In F. Agus , M. Anda, A. Jamil, & Masganti, Lahan Gambut Indonesia Pembentukan, Karakteristik, Dan Potensi Mendukung Ketahanan Pangan (Edisi Revisi) (Pp. 101-129). Jakarta: IAARD Press
  5. Davies, S., & Semui , H. (2006). Competitive dominance in a secondary successional rain-forest community in Borneo. Journal of Tropical Ecology, 53-64
  6. Dombois, D., & Heinz , E. (1974). Aims And Methods Of Vegetation Ecology. Canada: John Wiley & Sons, Inc
  7. Eijk, P. V., Leenman, P., Wibisono, I. T., & Giesen , W. (2009). Regeneration and reforestation of degraded peat swamp forest in Berbak NP, Jambi, Sumatra,Indonesia. Malayan Nature Journal. 61(3), 223-241
  8. Faoziah, N., Iskandar, Djajakirana, G., Darmawan, & Sumawinata, B. (2019). On The Development Of Measurement Procedure Of Particle. Iop Conference Series: Earth And Environmental Science (Pp. 1-4). Bandung: Iop Publishing
  9. Gnatowski, T., Szatyłowicz, J., Brandyk, T., & Kechavarzi, C. (2010). Hydraulic Properties Of Fen Peat Soils In Poland. Geoderma Volume 154, Issues 3–4, 188-195
  10. Irawan, & Maftuah, E. (2014). Model Usahatani Pada Lahan Gambut. In N. Nurida, & A. Wihardjaka , Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi (Pp. 47-62). Bogor: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementeian Pertanian.(Pp. 131-162). Jakarta: Iaard Press
  11. Irma, W., Gunawan, T., & Suratman. (2018). Pengaruh Konversi Lahan Gambut Terhadap Ketahanan Lingkungan. Jurnal Ketahanan Nasional, 170-191
  12. Lewis, C., Albertson, J., Xu, X., & Kiely, G. (2011). Spatial Variability Of Hydraulic Conductivity And Bulk Density Along A Blanket Peatland Hillslope. Hydrological Processes, 141-160
  13. Mardiana, S. (2006). Perubahan Sifat-Sifat Tanah Pada Kegiatan Konversi Hutan Alam Rawa Gambut Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Kehutanan Ipb
  14. Masganti, Anwar, K., & Susanti, M. A. (2017). Potensi Dan Pemanfaatan Lahan Gambut Dangkal Untuk Pertanian. Jurnal Sumber Daya Lahan, 43-52
  15. Melling, L., Goh, K. J., Chaddy, A., & Hatano , R. (2016). Soil Co 2 Fluxes From Different Ages Of Oil Palm In Tropical Peatland Of Sarawak, Malaysia . Soil Carbon, 447-455
  16. Melling, L., Katimon, A., Joo , G., Uyo, L., Sayok, A., & Hatano, R. (2007). Hydraulic Conductivity And Moisture Characteristics Of Tropical Peatland – Preliminary Investigation . Proceedings Of Soils Science Conferenceof Malaysia . Sarawak
  17. Munir, J., & Herman, W. (2019). Fenomena Berbagai Sifat Fisika Dan Kimia Tanah Mendukungketahanan Tanaman Pangan Di Sumatera Barat . Ziraa’ah, Volume 44 Nomor 2 , 147-154
  18. Najiyati, S., Muslihat, L., & Suryadiputra, I. N. (2005). Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Bogor: Wetlands International - Indonesia Programme
  19. Noor , M., Alwi, M., Mukhlis , Nursyamsi, D., & Thamrin, M. (2013). Lahan Gambut : Pemanfaatan Dan Pengembangannya Untuk Pertanian. Kanisius. . Yogyakarta: 63-88
  20. Page, S., Hosciło, A., Wosten, H., Jauhiainen, J., Silvius, M., Rieley, J., Et Al. (2009). Restoration Ecology Of Lowland Tropical Peatlands In Southeast Asia: Current Knowledge And Future Research Directions. Ecosystems, 888–905
  21. Perdana, S., & Wawan. (2015). Pengaruh Pemadatan Tanah Gambut Terhadap Sifat Fisik Pada Dua Lokasi Yang Berbeda. Jom Faperta Vol. 2 No. 2, 1-12
  22. Prabandini, G. (2016). Pengukuran Konduktivitas Hidrolik Gambut. Geophysics And Meteorology, 1-50
  23. Pranoto, D. Y., Hardiansyah, G., Diba, F., Fahrizah, Hendarto, Arief, F. B., Et Al. (2016). Penilaian Rencana Perlindungan Dan Pengelolaan Ekosistem. Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Pipt) (Pp. 1-13). Pontianak: Universitas Tanjungpura
  24. Ritzema, H., Limin, S., Kusin, K., & Jauhiainen, J. (2014). Canal Blocking Strategies For Hydrological Restoration Of Degraded Tropical Peatlands In Central Kalimantan, Indonesia. Catena, 11-20
  25. Rustam, Umar, H., & Yusran. (2016). Sifat Fisika Tanah Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan Di Sekitar Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus Desa Toro Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah). Warta Rimba Volume 4, Nomor 1, 132-138
  26. Saribun, D. (2007). Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan Dan Kelas Kemiringan Lereng Terhadap Bobot Isi, Porositas Total, Dan Kadar Air Tanah Pada Sub-Das Cikapundung Hulu. Skripsi. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.Universitas Padjajaran
  27. Sufardi, Basri, H., Ali, S., & Khairullah. (2016). Perubahan Sifat Fisika Tanah Akibat Konversi Lahan Di Ekosistem Hutan Rawa Gambut Tripa Provinsi Aceh (Indonesia). Seminar Nasional Lingkungan Hidup Dan Mitigasi Bencana Di 28 Mai (Pp. 1-9). Pekanbaru: Universitas Syiah Kuala
  28. Supriharyono. ( 2009). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati Di Wilayah Pesisir Dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  29. Surya, J. A., Nuraini , Y., & Widianto, W. (2017). Kajian Porositas Tanah Pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi Robusta. Jurnal Tanah Dan Sumber Daya Lahan Volume 4 No 1, 463-471
  30. Susandi, Oksana, & Arminuddin, A. T. (2015). Analisis Sifat Fisika Tanah Gambut Pada Hutan Gambut Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Agroteknologi, Vol. 5 No. 2, 23-28
  31. Suswati, D. B., Hendro, D., Shiddieq, & Indradewa, D. (2011). Identifikasi Sifat Fisik Lahan Gambut Rasau Jaya Iii Kabupaten Kubu Raya Untuk Pengembangan Jagung. Jurnal Tek. Perkebunan & Psdl, 31-40
  32. Ulya, N., Warsito, S., & Andayani, W. (2015). Nilai Ekonomi Karbon Hutan Rawa Gambut Merang Kepayang, Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, Vol. 22, No.1, 52-58
  33. Umar, S., Noor, M., & Noorginayuwati. (2016). Kearifan Lokal Untuk Peningkatan Dan Keberlanjutan Produksi Pertanian Di Lahan Gambut. In F. Agus , M. Anda, A. Jamil, & Masganti, Lahan Gambut Indonesia Pembentukan, Karakteristik, Dan Potensi Mendukung Ketahanan Pangan (Pp. 163-188). Jakarta: Iaard Press
  34. Wahdah, R. (2018 ). Hubungan Penurunan Volume Air Dengan Pemampatan Gambut Pada Tingkat Kematangan Yang Berbeda Di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah . Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 4 (2), 65 - 71
  35. Wasis , B., Kusmana, C., Suhendang, E., & Sudarsono. (2005). Analisa Jenis Tanah Pada Hutan Tanaman Akasia (Acacia Mangium Willd) Di Blok Subanjeriji. Bagian Dari Disertasi Basuki Wasis (Pp. 1-11). Bogor: Ipb
  36. Yuliani, N. (2014). Teknologi Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pertanian. Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (Pp. 361-373). Banjarbaru 2014: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) Kalimantan Selatan
  37. Yulnafatmawita , Luki , U., & Yana, A. (2007). Kajian Sifat Fisika Tanah Beberapa Penggunaan Lahan Di Bukit Gajabuih Kawasan Hutan Hujan Tropik Gunung Gadut Padang. Jurnal Solum Vol. Iv No.2, 49-62

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-16 10:28:21

No citation recorded.