Program Doktoral, Universitas Pertahanan, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL38257, author = {Irdam Ahmad}, title = {Evaluation of the Implementation of Waste Bank Activities}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {20}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {BS; reduce; reuse; recycle; perguruan tinggi}, abstract = { Bank Sampah (BS) pertama kali didirikan tahun 2008 oleh penduduk desa di Kab. Bantul, Propinsi DI Yogyakarta. BS menerapkan system 3R ( Reduce, Reuse dan Recycle ), yang dimulai dari memilah sampah organik dan anorganik di rumah, dan disetorkan secara terpisah ke BS. Sampah organik diolah menjadi kompos ( reduce ), sedangkan sampah anorganik digunakan kembali ( reuse ) atau didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat ( recycle ) atau disimpan sebagai tabungan yang dikonversi dalam rupiah oleh BS. Karena itu, motto BS adalah “ From Trash to Cash ”. Kelahiran BS telah menginspirasi lahirnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui BS. Disatu sisi, Permen LH ini merupakan pengakuan resmi pemerintah terhadap BS, tetapi disisi lain dukungan pemerintah untuk mengembangkan BS belum sesuai dengan yang diharapkan, dan inilah rumusan masalah pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BS di Propinsi DKI Jakarta dan untuk mengetahui kontribusi pemerintah dalam mengembangkan BS. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif terhadap 4 BS sampel. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengurus BS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat masalah yang menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan BS, pertama, masalah keuangan, kedua, rendahnya partisipasi warga menjadi nasabah BS, ketiga, kesulitan memasarkan hasil produksi BS, dan keempat, masalah kepemilikan lahan lokasi BS. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melibatkan Perguruan Tinggi (PT) sebagai pendamping BS. Bagi PT, kegiatan sebagai pendamping BS adalah bagian dari pengabdian masyarakat, sebagai salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak (dosen dan mahasiswa), dan mempunyai kompetensi dalam berbagai bidang, PT diharapkan bisa mengembangkan BS menjadi sebuah unit usaha yang professional, menciptakan lapangan kerja, bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi BS. ABSTRA CT The Waste Bank (WB) was first established in 2008 by a village community in Bantul Regency, DI Yogyakarta Province. The WB implemented 3R (Reduce, Reuse and Recycle), starting from sorting organic and inorganic waste in households, and depositing at the WB. Organic waste was processed into compost (reduce), while good inorganic waste was reused or recycled into useful and economical handicrafts or stored as customer savings which were converted into rupiah values. Therefore, the motto of the WB was \"From Trash to Cash\". The WB has inspired the issuance of Minister of Environment Regulation No. 13 of 2012 concerning Guidelines for Implementing 3R through WB. On the one hand, this regulation is the government's acknowledgment of WB, but on the other hand the government's support for developing WB has not been as expected, and this is the problem in this research. This study aims to evaluate the activities of WB in Jakarta and to find out the government's contribution in developing WB. Qualitative research was employed in this research while data was collected through indepth interview with management of the four samples of WB. The results showed that there are four main problems that became obstacles in carrying out the activities of the WB were, firstly, financial problems, secondly, the low participation of citizens to become customers of the WB, third, difficulty in marketing the products of WB, and fourth, ownership of land occupied by WB. One alternative to solve these problems is to involve a university as a companion to the WB. For the university, the WB assistance activities are part of community service which is one of the Tri Dharma of University. With adequate Human Resources (lecturers and students), universities are expected to be able to develop WB into professional business units, create many jobs, benefit the government and the people living around the WB }, pages = {414--426} doi = {10.14710/jil.20.2.414-426}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/38257} }
Refworks Citation Data :
Bank Sampah (BS) pertama kali didirikan tahun 2008 oleh penduduk desa di Kab. Bantul, Propinsi DI Yogyakarta. BS menerapkan system 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), yang dimulai dari memilah sampah organik dan anorganik di rumah, dan disetorkan secara terpisah ke BS. Sampah organik diolah menjadi kompos (reduce), sedangkan sampah anorganik digunakan kembali (reuse) atau didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat (recycle) atau disimpan sebagai tabungan yang dikonversi dalam rupiah oleh BS. Karena itu, motto BS adalah “From Trash to Cash”. Kelahiran BS telah menginspirasi lahirnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui BS. Disatu sisi, Permen LH ini merupakan pengakuan resmi pemerintah terhadap BS, tetapi disisi lain dukungan pemerintah untuk mengembangkan BS belum sesuai dengan yang diharapkan, dan inilah rumusan masalah pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BS di Propinsi DKI Jakarta dan untuk mengetahui kontribusi pemerintah dalam mengembangkan BS. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif terhadap 4 BS sampel. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengurus BS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat masalah yang menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan BS, pertama, masalah keuangan, kedua, rendahnya partisipasi warga menjadi nasabah BS, ketiga, kesulitan memasarkan hasil produksi BS, dan keempat, masalah kepemilikan lahan lokasi BS. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melibatkan Perguruan Tinggi (PT) sebagai pendamping BS. Bagi PT, kegiatan sebagai pendamping BS adalah bagian dari pengabdian masyarakat, sebagai salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak (dosen dan mahasiswa), dan mempunyai kompetensi dalam berbagai bidang, PT diharapkan bisa mengembangkan BS menjadi sebuah unit usaha yang professional, menciptakan lapangan kerja, bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi BS.
ABSTRACT
The Waste Bank (WB) was first established in 2008 by a village community in Bantul Regency, DI Yogyakarta Province. The WB implemented 3R (Reduce, Reuse and Recycle), starting from sorting organic and inorganic waste in households, and depositing at the WB. Organic waste was processed into compost (reduce), while good inorganic waste was reused or recycled into useful and economical handicrafts or stored as customer savings which were converted into rupiah values. Therefore, the motto of the WB was "From Trash to Cash". The WB has inspired the issuance of Minister of Environment Regulation No. 13 of 2012 concerning Guidelines for Implementing 3R through WB. On the one hand, this regulation is the government's acknowledgment of WB, but on the other hand the government's support for developing WB has not been as expected, and this is the problem in this research. This study aims to evaluate the activities of WB in Jakarta and to find out the government's contribution in developing WB. Qualitative research was employed in this research while data was collected through indepth interview with management of the four samples of WB. The results showed that there are four main problems that became obstacles in carrying out the activities of the WB were, firstly, financial problems, secondly, the low participation of citizens to become customers of the WB, third, difficulty in marketing the products of WB, and fourth, ownership of land occupied by WB. One alternative to solve these problems is to involve a university as a companion to the WB. For the university, the WB assistance activities are part of community service which is one of the Tri Dharma of University. With adequate Human Resources (lecturers and students), universities are expected to be able to develop WB into professional business units, create many jobs, benefit the government and the people living around the WB
Article Metrics:
Last update:
Analysing the Correlation of Bank Sampah and Rural Environmental Government Concept
The Determinant Factors of Community Involvement in Becoming a Customer of the Waste Bank in Tamanjaya Village, Tamansari District, Indonesia
Citizens’ willingness to pay for adaptive municipal solid waste management services in Jakarta, Indonesia
Last update: 2024-11-21 23:09:29
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.