skip to main content

Valuasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Kayong Utara, Kalimantan Barat

Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura, Indonesia

Received: 9 Feb 2022; Revised: 13 Mar 2022; Accepted: 17 Mar 2022; Available online: 26 Mar 2022; Published: 6 Jul 2022.
Editor(s): H. Hadiyanto

Citation Format:
Abstract

Ekosistem mangrove di pesisir Kayong Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sukadana memiliki luas 1277,5 ha. Ekosistem mangrove sendiri memiliki berbagai fungsi dan manfaat, beberapa diantaranya yaitu manfaat dalam sektor perikanan, pariwisata dan sebagai mitigasi bencana seperti abrasi pantai. Keberadaan mangrove ini dasarnya memiliki nilai yang bisa dinilai dengan mata uang atas dasar manfaat yang diberikan oleh ekosistem ini. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap keberadaan mangrove dan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat serta mengestimasikan nilai ekonomi total atas dasar penggunaan ekosistem mangrove. Lokasi penelitian diambil di 7 Desa yang terdapat di pesisir Kayong Utara wilayah administrasi Kecamatan Sukadana. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode observasi lapangan, wawancara dengan kuesioner, pengambilan data instasional dan studi literatur. Metode analisis data yang digunakan yaitu Market Price (MP) untuk mengetahui nilai manfaat langsung ekosistem mangrove dalam perikanan, Travel Cost Method (TCM) untuk mengetahui manfaat langsung dalam sektor pariwisata dan Replacement Cost (RC) untuk mengetahui manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi pantai. Masyarakat memandang pengertian mangrove dalam tiga hal yaitu mangrove adalah tumbuhan bakau, mangrove adalah tempat wisata dan mangrove adalah tumbuhan yang berada di pesisir pantai. Sedangkan untuk manfaat mangrove dalam sudut pandang masyarakat terbagi atas yaitu mangrove untuk memperindah pantai, rumah tinggal ikan, benteng pertahanan pantai dan sisanya tidak atau kurang mengetahui manfaat mangrove. Terdapat sepuluh jenis vegetasi mangrove dan tiga diantaranya umum dimanfaatkan oleh msyarakat setempat yaitu Nypa fruticans, Rhizophora sp. dan Xylocarpus granatum. Kemudian hasil valuasi dengan tiga variabel yang dihitung yaitu nilai manfaat langsung hasil perikanan yaitu sebesar Rp32.573.365.665,00/tahun, nilai manfaat langsung parisiwata Rp8.704.000,00/tahun, nilai manfaat tidak langsung penahan abrasi pantai Rp42.104.162.362,50/tahun. Sehingga nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Pesisir Kayong Utara yaitu sebesar Rp74.686.232.027,50/tahun.

ABSTRACT

The mangrove ecosystem on the coast of Kayong Utara which is included in the administrative area of Sukadana District has an area of 1277.5 ha. The mangrove ecosystem itself has various functions and benefits, some of which are benefits in the fisheries sector, tourism and as disaster mitigation such as coastal abrasion. The existence of this mangrove basically has a value that can be assessed in currency on the basis of the benefits provided by this ecosystem. So, this study aims to analyze and assess the benefits of mangroves to the community and to estimate the total economic value of the use of mangrove ecosystems. The research locations were taken in 7 villages located on the coast of Kayong Utara the administrative area of Sukadana District. Data collection techniques were carried out using field observations, interviews with questionnaires, institutional data collection and literature studies. The data analysis method used is Market Price (MP) to determine the value of direct benefits of mangrove ecosystems in fisheries, Travel Cost Method (TCM) to determine direct benefits in the tourism sector and Replacement Cost (RC) to determine indirect benefits as a barrier to coastal abrasion. The community views the understanding of mangroves in three ways, namely mangroves are mangrove plants, mangroves are tourist attractions and mangroves are plants that are on the coast. Meanwhile, the benefits of mangroves in the community's point of view are divided into mangroves to beautify the beach, fish houses, coastal fortifications and the rest do not or do not know the benefits of mangroves. There are 10 mangrove vegetation and 3 of them are commonly used by local people, namely Nypa fruticans, Rhizophora sp. and Xylocarpus granatum. Then the results of the valuation with three variables calculated, namely the value of direct benefits of fishery products, which is IDR32,573,365,665.00/year, the value of direct benefits to tourism is IDR8,704,000.00/year and the value of barrier to coastal abrasion is IDR42,104,162,362.50/year. So, the total economic value of the mangrove ecosystem in the Kayong Utara Coast is IDR74,686,232,027.50/year.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
ithenticate_manuskrip
Subject
Type Research Instrument
  Download (B)    Indexing metadata
Keywords: abrasi pantai, mangrove, pariwisata, perikanan, valuasi

Article Metrics:

  1. Akbar AA, Sartohadi J, Djohan TS, and Ritohardoyo S. 2017. The role breakwater on the rehabilitation of coastal and mangrove forests in West Kalimantan, Indonesia. J Ocean Coast Manag 138 (1): 50-59. DOI: 10.1016/j.ocecoaman.2017.01.004
  2. Apriyanti, A.D., Saputra, S.W., & A'in, C. 2021. Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Dusun Bedono dan Dusun Morosari, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Maspari Journal, 13(1): 51-64
  3. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2018. Penggunaan Lahan Kabupaten Kayong Utara 2018
  4. Baderan, D. (2013). Model Valuasi Ekonomi Sebagai Dasar untuk Rehabilitasi Kerusakan Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Yogyakarta: Disertasi Universitas Gajah Mada
  5. Barbier, E. B., Hacker, S. D., Kennedy, C., Koch, E. W., Stier, A. C., dan Silliman, B. R. (2011). The Value of Estuarine and Coastal Ecosystem Services. Ecological Monographs by the Ecological Society of America, 169–193
  6. Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2017. SP.58/HUMAS/PP/HMS.3/03/2017. Jakarta, 14 Maret 2017
  7. Brander, L. M., Wagtendonk, A. J., Hussain, S. S., McVittie, A., Verburg, P. H., Groot, R. S., dan Ploeg, S. V. (2012). Ecosystem Service Value for Mangroves in Southeast Asia: A Meta-Analysis and Value Transfer Application. Ecosystem Service, 62 - 69
  8. Burhanudin, A., Thamrin, E., dan Idham, M. 2017. Studi Perubahan Luasan Hutan Mangrove di Dusun Pintau Desa Tanjung Satai Kecamatan Pulau Maya Kabupaten Kayong Utara. Jurnal Hutan Lestari 5(2): 437-451
  9. Center for International Foresty Research (CIFOR). 2014. CIFOR and Indonesia: A Partnership for Forests and People. CIFOR: Bogor
  10. Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  11. Damora, A dan Nurdin, E. 2016. Beberapa Aspek Biologi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Labuhan Maringgai Lampung Timur. Bawal, 13-20
  12. Danong, M.T., Ruma, M.T.L., Boro, T.L dan Nono, K.M. (2019). Identifikasi Jenis - Jenis Mangrove di Kawasan Ekowisata Mangrove Kelurahan Oesapa Barat Kota Kupang. Jurnal Biotropikal Sains, 16(3): 10-25
  13. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kayong Utara. 2018. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kayong Utara
  14. Ditjen PDASHL Kementerian LHK. (2019). Rehabilitasi Mangrove dalam Rangka Pengelolaan Ekosistem Mangrove Lestari. Workshop Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan dengan Pendekatan Bebrbasis Ekosistem: Potret Upaya Konservasi dan Rehabilitasi di Indonesia. Purwokerto, 19 Agustus 2019
  15. Fauzi, A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Cetakan Pertama. PT. Penerbit IPB Press
  16. Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu
  17. Harunnisa, S.K., Gai, A.M., dan Soewarni, I. (2018). Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Desa Boroko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Planoearth, 3(1): 17-22. ISSN 2615-4226
  18. Harnanda, F., Rafdinal, dan Linda, R. (2018). Komposisi dan Tingkat Kerusakan Vegetasi Hutan Mangrove di Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Protobiont, 51-60
  19. Ilhamudin, M., Hilyana, S, dan Astriana, B.H. 2019. Pengaruh Tingkat Kerapatan Mangrove Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Darah (Anadara granosa). Jurnal Perikanan, 9(1): 75-85. doi: https://doi.org/10.29303/jp.v8i2.142
  20. Jabbar, A., Nusantara, R dan Akbar, A.A. (2021). Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Berbasi Ekowisata pada Hutan Desa di Kecamatan Batu Ampar Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(1): 140-152
  21. Koda, S.H.A. 2021. Analisis ekologis mangrove dan dampak perilaku masyarakat terhadap ekosistem mangrove di pesisir Pantai Kokar, Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Sains, 23(1): 1-7
  22. Osmaleli, Kusumastanto, T dan Ekayani, M. 2014. Analisis Ekonomi Keterkaitan Ekosistem Mangrove dengan Sumber Daya Udang. Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan. 61-70
  23. Rahadian, A., Prasetyo, LB., Setiawan, Y. dan Wikantika, K. 2019. Tinjauan Historis Data dan Informasi Luas Mangrove Indonesia. Media Konservasi, 163-178
  24. Ramadhian, D., Widyorini,N., dan Solichin, A. 2016. Hubungan Kelimpahan Larva Ikan dengan Kerapatan Mangrove yang Berbeda di Kawasan Delta Wuan, Kabupaten Demak. Management of Aquatic Resources, 79-84
  25. Sarastika, T. 2021. Valuasi Ekonomi Jasa Ekosistem di Wilayah Pesisir Kota Pekalongan. Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian, 19(1): 26-34
  26. Situmorang, R.O. 2018. Social Capital in Managing Mangrove Ecotourism Area By the Muara Baimbai Community. Indonesian Journal of Forestry Research, 5(1): 21-34
  27. Spalding, M., Mclvor, A., Tonneijck, F., Tol, S dan Eijk, P. 2014. Mangroves for Coastal Defences (Guidelines for Coastal Managers and Policy Makers). Bogor: Wetlands International and The Nature Conservancy
  28. Suparmoko, M dan Suparmoko, M.A. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPEE
  29. Suparto., Orahami, H.A dan Sisilia, L. 2019. Pemanfaatan Nipah (Nypa fruticans wrumb) di Dusun Suka Maju Desa Sungai Sepeti Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara. Jurnal Hutan Lestari, 229-236
  30. Vo, Q. T., Kuenzerb, C., Voc, Q. M., dan Oppelte, N. 2012. Review of Valuation Methods for Mangrove Ecosystem Services. Ecological Indicators, 431 - 446
  31. Wahyu, R., Vincentius, A dan Yohanista, M. 2021. Hubungan Karakteristik Dominasi Mangrove dengan Keanekaragaman Jenis dan Jumlah Produksi Ikan di Pesisir Wolomarang Kabupaten Sikka. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 1-19
  32. Widiastuti, M. M., Ruata, N. N., dan Arifin, T. 2016. Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir Kabupaten Merauke. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 147-159

Last update:

  1. Peran Pariwisata Berbasis Industri dalam Pengembangan Bisnis di Indonesia

    Leni Marlina, Nurul Hidayati. Jurnal Riset Multidisiplin dan Inovasi Teknologi, 1 (01), 2023. doi: 10.59653/jimat.v1i01.163
  2. Inventarisasi Jenis Mangrove di Wilayah Pesisir Desa Sungai Nibung, Kalimantan Barat

    Ikha Safitri, Arie Antasari Kushadiwijayanto, Syarif Irwan Nurdiansyah, Mega Sari Juane Sofiana, Andreani Andreani. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22 (1), 2023. doi: 10.14710/jil.22.1.109-124

Last update: 2024-03-27 05:59:14

No citation recorded.