Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Indonesia. 50714, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL48036, author = {Yulia Mesak and Vincentia Meitiniarti}, title = {Efisiensi Pengolahan Limbah Pewarna Sumifix Blue Menggunakan Lumpur Aktif dengan Penambahan Enterococcus faecalis pada Kondisi Anaerob-Aerob}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {21}, number = {4}, year = {2023}, keywords = {Aerob, anaerob, E faecalis, lumpur aktif, Sumifix blue}, abstract = { Sumifix blue (SB) merupakan salah satu pewarna golongan azo yang terdapat dalam limbah tekstil. Pembuangan limbah yang mengandung pewarna tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memunculkan masalah bagi lingkungan dan membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Pengolahan dengan proses lumpur aktif dalam kondisi aerob umum digunakan dalam mengatasi limbah pewarna. Proses lumpur aktif dapat ditingkatkan dengan penggunaan mikroba pengurai pewarna. Dalam penelitian ini ingin diketahui efisiensi lumpur aktif dalam pengolahan limbah pewarna dengan penambahan E. faecalis yang telah terbukti mampu mendekolorisasi pewarna jenis azo. Selain mengkombinasikan lumpur aktif dengan E. faecalis , proses juga diuji dalam kondisi yang berbeda yaitu aerob, anaerob dan campuran (anaerob-aerob). Penelitian ini didesain menggunakan limbah cair sintetik yang mengandung pewarna SB dengan konsentrasi warna yang disesuaikan dengan limbah aslinya (absorbansi warna diukur pada l 536 nm). Pengolahan dilakukan dengan proses lumpur aktif dan kombinasi lumpur aktif dengan E faecalis pada kondisi aerob, anaerob dan campuran (anaerob-aerob) dengan sistem batch. Pengambilan sampel dilakukan setiap selang waktu 24 jam selama 96 jam. Parameter yang diamati adalah konsentrasi warna, COD dan TS. Efisiensi hasil pengurangan parameter tersebut dibandingkan pada semua perlakuan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengurangan konsentrasi SB terbaik diperoleh pada proses pengolahan menggunakan lumpur aktif pada kondisi anaerob dengan presentase sebesar 86%, efisiensi pengurangan COD dan TS terbaik diperoleh dari proses pengolahan menggunakan lumpur aktif pada kondisi campuran (anaerob-aerob) dengan presentase berturut-turut sebesar 80% dan 28%. Pada penelitian ini, penambahan E. faecalis tidak terbukti meningkatkan efisiensi pengolahan SB. }, pages = {907--913} doi = {10.14710/jil.21.4.907-913}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/48036} }
Refworks Citation Data :
Sumifix blue (SB) merupakan salah satu pewarna golongan azo yang terdapat dalam limbah tekstil. Pembuangan limbah yang mengandung pewarna tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memunculkan masalah bagi lingkungan dan membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Pengolahan dengan proses lumpur aktif dalam kondisi aerob umum digunakan dalam mengatasi limbah pewarna. Proses lumpur aktif dapat ditingkatkan dengan penggunaan mikroba pengurai pewarna. Dalam penelitian ini ingin diketahui efisiensi lumpur aktif dalam pengolahan limbah pewarna dengan penambahan E. faecalis yang telah terbukti mampu mendekolorisasi pewarna jenis azo. Selain mengkombinasikan lumpur aktif dengan E. faecalis, proses juga diuji dalam kondisi yang berbeda yaitu aerob, anaerob dan campuran (anaerob-aerob). Penelitian ini didesain menggunakan limbah cair sintetik yang mengandung pewarna SB dengan konsentrasi warna yang disesuaikan dengan limbah aslinya (absorbansi warna diukur pada l 536 nm). Pengolahan dilakukan dengan proses lumpur aktif dan kombinasi lumpur aktif dengan E faecalis pada kondisi aerob, anaerob dan campuran (anaerob-aerob) dengan sistem batch. Pengambilan sampel dilakukan setiap selang waktu 24 jam selama 96 jam. Parameter yang diamati adalah konsentrasi warna, COD dan TS. Efisiensi hasil pengurangan parameter tersebut dibandingkan pada semua perlakuan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengurangan konsentrasi SB terbaik diperoleh pada proses pengolahan menggunakan lumpur aktif pada kondisi anaerob dengan presentase sebesar 86%, efisiensi pengurangan COD dan TS terbaik diperoleh dari proses pengolahan menggunakan lumpur aktif pada kondisi campuran (anaerob-aerob) dengan presentase berturut-turut sebesar 80% dan 28%. Pada penelitian ini, penambahan E. faecalis tidak terbukti meningkatkan efisiensi pengolahan SB.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-02 08:44:32
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.