1Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan - IPB University, Indonesia
2Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University, Indonesia
3Departemen Arsitektur Lanskape IPB University, Indonesia
4 Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL49644, author = {Atang Trisnanto and Rinekso Soekmadi and Hadi Arifin and Bambang Pramudya}, title = {Analisis Keberlanjutan Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Kawasan Agrowisata di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {21}, number = {3}, year = {2023}, keywords = {Agrowisata, Pekarangan, Keberlanjutan, Multi Dimensional Scaling (MDS), Pemberdayaan Masyarakat, Sumberdaya Alam}, abstract = { Pemanfaatan kebun sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung dengan memaksimalkan potensi pekarangan yang dimiliki masyarakat di bidang pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) melalui teknik ordinance Rap-HGAgrotourism ( Rapid Appraisal for Home Garden Agrotourism ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi berada pada kategori Baik Berkelanjutan (84,55) pada dimensi ekologi, Cukup Berkelanjutan (67,14) pada dimensi Ekonomi, Cukup Berkelanjutan (59,84) pada dimensi sosial, Kurang Berkelanjutan (49,74) pada dimensi kelembagaan, dan Cukup Berkelanjutan (61,25) pada dimensi budaya. Kajian ini menjelaskan secara holistik beberapa aspek/atribut (ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya) yang menjadi faktor pengungkit yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata secara berkelanjutan. Atribut pengungkit yang pengaruhnya sangat sensitif terhadap keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi adalah: (1) keberadaan dan kualitas objek daya tarik wisata pada pekarangan, (2) jumlah penduduk yang memanfaatkan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (3) keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (4) tersedianya peraturan terkait pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, 5) adanya pelanggaran nilai kepercayaan dalam pemanfaatan pekarangan, (6) konflik antar masyarakat dengan latar belakang perbedaan budaya, dan (7) penerapan modal sosial dalam pemanfaatan lahan pekarangan. }, pages = {534--544} doi = {10.14710/jil.21.3.534-544}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/49644} }
Refworks Citation Data :
Pemanfaatan kebun sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung dengan memaksimalkan potensi pekarangan yang dimiliki masyarakat di bidang pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) melalui teknik ordinance Rap-HGAgrotourism (Rapid Appraisal for Home Garden Agrotourism). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi berada pada kategori Baik Berkelanjutan (84,55) pada dimensi ekologi, Cukup Berkelanjutan (67,14) pada dimensi Ekonomi, Cukup Berkelanjutan (59,84) pada dimensi sosial, Kurang Berkelanjutan (49,74) pada dimensi kelembagaan, dan Cukup Berkelanjutan (61,25) pada dimensi budaya. Kajian ini menjelaskan secara holistik beberapa aspek/atribut (ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya) yang menjadi faktor pengungkit yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata secara berkelanjutan. Atribut pengungkit yang pengaruhnya sangat sensitif terhadap keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi adalah: (1) keberadaan dan kualitas objek daya tarik wisata pada pekarangan, (2) jumlah penduduk yang memanfaatkan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (3) keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (4) tersedianya peraturan terkait pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, 5) adanya pelanggaran nilai kepercayaan dalam pemanfaatan pekarangan, (6) konflik antar masyarakat dengan latar belakang perbedaan budaya, dan (7) penerapan modal sosial dalam pemanfaatan lahan pekarangan.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-01 00:21:31
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.